Day 9

3.6K 462 20
                                    

Yang baca dikit :')

Sedikit kehilangan motivasi untuk terus up :')







--©®--


















Seokjin memantapkan hatinya untuk meninggalkan Jungkook seorang diri di taman. Pilihan ini tidak mudah baginya jika saja ia tidak mengingat rencananya untuk memata-matai Jungkook dari jauh.

Bukan berarti ia ingin, tapi rasa penasarannya lah yang membuatnya berani mengambil keputusan tersebut. Ia tahu tindakannya pasti terasa janggal bagi Jungkook. Tidak mungkin Jungkook membiarkannya pergi begitu saja tanpa ada pertanyaan berputar di otaknya.

Namun, itu tak penting baginya saat ini. Yang Seokjin perlukan hanyalah sebuah bukti nyata. Bukti bahwa adiknya mempunyai seorang teman berbicara. Sebuah bukti yang dapat mematahkan fakta bahwa hari itu ia jelas-jelas melihat Jungkook seolah tengah berbicara dengan seseorang padahal di matanya tak ada siapapun yang berada di dekat Jungkook.

Setelah dirasa dirinya berada cukup jauh dari Jungkook dan mendapatkan pandangan yang jelas tepat ke arah sang adik, Seokjin berdiri dan menunggu.

Matanya berpendar ke segala arah, memastikan siapa saja yang akan mendekati adiknya.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Tiga belas menit.

Tidak ada yang terjadi.

Jungkook masih duduk sendirian.

Tak ada siapapun.

Pasien, perawat, maupun pengunjung rumah sakit. Tak ada satupun yang menghampiri Jungkook. Bahkan mendekat pun tidak.

Seokjin dibuat bingung.

Hampir lima belas menit dan Jungkook tak beranjak dari tempatnya. Hanya duduk diam seraya beberapa kali mengayunkan kakinya ataupun memainkan ujung bajunya.

Ini aneh.

Jungkook bukan tipe orang yang betah berdiam diri selama itu. Bahkan dengan posisi yang sama, pengecualian saat Jungkook menunggunya kembali ke ruang inapnya karena memang ia yang memerintahkan Jungkook agar tak pergi kemanapun.

Apa Jungkook benar-benar akan menghabiskan waktu selama 2 jam hanya untuk duduk diam disana?

Seorang diri?

Berbagai pertanyaan muncul membuat Seokjin tak lagi fokus pada kegiatannya. Bahkan ia tak menyadari kalau sedari tadi ada seorang suster yang memanggil namanya.

"Permisi, tuan?"

Seokjin terlonjak saat suster itu menepuk bahunya. Ia nyaris berteriak saking terkejutnya. Reaksinya itu memancing hal yang sama pada sang suster yang sama terkejutnya dengan reaksi Seokjin. Keduanya mengelus dada berusaha menenangkan detak jantung masing-masing sampai salah satu diantara mereka kemudian berbicara.

"Maaf atas ketidaksopanan saya sebelumnya. Apa benar Anda Seokjin-ssi?" Tanya sang suster setelah sebelumnya membungkuk ke arah Seokjin.

Seokjin mengangguk sebagai jawaban.

"Dokter Namjoon memanggil Anda."











--©®--











Seokjin berlari sepanjang lorong rumah sakit. Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya heran. Ia sepenuhnya telah melupakan tujuan awalnya untuk memata-matai Jungkook. Saat ini pikirannya hanya tertuju pada satu orang.

By Your Side [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang