Seokjin telah selesai berpakaian. Dengan setelan casual berwarna pucat, ia berkaca sekali lagi di depan cermin. Setelah memastikan penampilannya rapih, ia kemudian berjalan keluar dari toilet.
Tanpa harus diminta, namja itu dengan sendirinya menghampiri Jungkook yang masih tertidur pulas di ranjangnya. Berdiri di samping ranjang tempat sang adik berbaring dengan tenang kemudian mengelus kepalanya penuh kasih. Sedikit berhati-hati agar tak membangunkan Jungkook dari tidurnya.
Seokjin tidak tahu pukul berapa adiknya tidur semalam. Yang ia tahu, saat ia sampai disini, adiknya sudah mengurung diri dibawah selimut dan tak merespon panggilannya sama sekali. Bahkan tidak menyambutnya saat ia kembali. Entah karena Jungkook memang telah tertidur atau marah padanya karena pergi terlalu lama, tapi Seokjin tak berani menegur Jungkook. Ia tak ingin mengganggu adiknya tersebut.
Sampai hari berganti pun Seokjin belum sempat bertegur sapa dengan Jungkook karena adiknya masih sibuk berkelana dalam mimpi.
Seokjin tidak bisa berlama-lama memandangi adiknya. Karena ia harus segera pergi menemui Namjoon untuk mendiskusikan lagi soal prosedur pelaksanaan operasi pencangkokan mata untuk Jungkook.
Ya, ia harus kembali mengurus hal itu.
Setidaknya ini yang terakhir.
Setelah ini, ia hanya tinggal menunggu waktu.
Menunggu semua penderitaan ini berakhir.
Baik untuk Jungkook.
Maupun Taehyung.
Namun, ia pun tidak bisa menampik jika dibalik kebahagiaannya untuk Jungkook, tersimpan pula penyesalan dan perasaan bersalah.
Jika suatu saat nanti, Jungkook mengetahui fakta yang sebenarnya, entah jawaban apa yang harus ia berikan untuk Jungkook.
Seokjin menarik napas panjang seraya memandang lekat sang adik.
"Maafkan aku, Kookie," Gumamnya lirih.
Tidak bisa berlama-lama, setelah memastikan tubuh Jungkook tetap hangat dalam balutan selimut, ia pun melenggang pergi. Meninggalkan Jungkook sekali lagi di ruangannya sendirian.
--©®--
Tok
Tok
Seokjin berjalan masuk ke dalam pintu bertagar ICU setelah mengetuk pintu dengan sopan. Di dalam, ia melihat punggung tegap terbalut jas lab putih berdiri membelakanginya.
"Joonie-ya," Panggilnya pelan.
Namjoon berbalik menanggapi panggilan Seokjin kemudian tersenyum tipis.
Seokjin menarik napas panjang. Berusaha mengontrol dirinya. Barulah kemudian ia menghampiri Namjoon.
"Kau sudah makan?"
"Bagaimana keadaan... Taehyung?"
Bukan sebuah jawaban justru pertanyaan berlawanan yang didapatkan Namjoon dari Seokjin. Seokjin tidak menatapnya. Matanya sibuk memandang turun ke arah ranjang tempat dimana sosok namja dengan tubuh kelewat kurus dan rambut panjang tak terurus tengah berbaring tak berdaya.
Kim Taehyung.
Dengan berbagai macam selang yang tersambung ke tubuhnya, kedua mata Taehyung tertutup rapat tanpa tahu kapan akan terbuka. Wajahnya kelewat pucat dengan perban putih melingkar di dahi. Meski napasnya berhembus secara teratur, tapi itu semua tidak lain adalah karena bantuan peralatan medis sebagai penunjang hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side [Vkook]
FanficAku dapat mendengar keributan kecil terjadi disekitarku. Kurasakan sedikit guncangan pada ranjang tempatku berbaring. Seseorang mengangkat tanganku dan mengelus nya lembut kemudian berkata, "Kita akan membuka perban matamu hari ini". Saat itulah aku...