Kepalang tanggung
Yaudah bablas saja
°°°°°°°°°°°°°
Perlahan tapi pasti, Jungkook mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Efek samping obat bius yang disuntikkan ke tubuhnya mampu membuat Jungkook terlelap hingga hari berganti. Tidak banyak yang bisa ia lakukan selain berbaring lurus diatas ranjang empuk yang kini menjadi salah satu ranjang favorit selain ranjang di kamar tidurnya.
Operasi itu telah ia lalui dan berjalan lancar tanpa kendala sedikitpun.
Jungkook telah mendapatkan retina mata baru.
Dengan mengorbankan sosok yang telah lama mengisi hidupnya.
Pasca operasi pencangkokan mata dilakukan, Jungkook disarankan agar tidak melakukan banyak kegiatan. Terlebih perban dimatanya belum dapat dilepas mengingat Jungkook masih harus menyesuaikan diri dengan lapisan matanya yang baru. Mungkin hari ini perban itu baru dapat dilepas untuk mengetahui apakah operasi itu membuahkan hasil yang memuaskan -Jungkook dapat melihat kembali tanpa efek samping-atau terjadi penolakan pada tubuh Jungkook yang menyisakan beberapa kecacatan -Rabun.
Jungkook yang baru saja tersadar dari tidurnya, sedikit meracau memanggil nama sang kakak. Memberikan gestur pada tangannya sebagai pertanda bahwa ia menginginkan perhatian Seokjin tertuju padanya.
"Hyung..." Panggilnya lirih. Tubuhnya masih terasa lemas serta beberapa ototnya terasa nyeri dan kebas. Mungkin efek ia terlalu lama berbaring di posisi yang sama.
Jujur, sebenarnya efek obat bius itu masih menyisakan sedikit rasa pening di kepala Jungkook. Ia merasa seperti dunianya akan berputar walau hanya sedikit saja pergerakan yang ia lakukan.
Lama tak ada yang menyahuti, Jungkook mulai berpikir apakah Seokjin sedang berada di toilet sehingga tidak mendengar panggilannya? Ataukah Seokjin memang tidak berada di dalam ruangannya sejak awal?
Apa itu berarti tidak ada seorang pun di sekitar Jungkook saat ini?
Jungkook sedikit mendengus kesal. Merutuki kebiasaan kakaknya yang terlampau sering meninggalkannya seorang diri -entah sejak kapan.
"Aku... ingin ke toilet." Gumam Jungkook seraya mengerucutkan bibirnya lucu.
Jika ada orang lain di dalam sana -selain Seokjin atau Namjoon-orang itu pasti akan memekik gemas ketika meihat ekspresi Jungkook saat ini. Ekspresi menggemaskan bak bocah kecil berumur lima tahun yang mampu membuat siapapun luluh padanya.
"Seokjin-hyung!" Panggilnya sekali lagi dengan sedikit menaikkan intonasi suaranya.
Hasilnya tetap sama. Tak ada jawaban.
Ugh-Jungkook merasa jengkel.
Jika tidak sedang dalam keadaan darurat untuk pergi ke toilet, mungkin Jungkook akan mengabaikan ketidakhadiran Seokjin. Namun, kondisinya sekarang tidak demikian. Tubuhnya total masih merasa lemas, belum lagi kepalanya berdenyut sakit seperti habis dipukul palu.
Sebenarnya, kalau dikatakan sanggup atau tidak sanggup, Jungkook bisa saja berjalan sendiri dan mengacuhkan kondisi tubuhnya. Itupun dengan langkah terseok seperti mayat hidup. Jungkook juga tidak dapat menjamin keselamatannya selama perjalanan -menuju toilet- karena besar kemungkinan ia bisa menabrak berbagai macam benda keras yang berada di dalam ruangannya dan itu pasti sangat menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side [Vkook]
FanfictionAku dapat mendengar keributan kecil terjadi disekitarku. Kurasakan sedikit guncangan pada ranjang tempatku berbaring. Seseorang mengangkat tanganku dan mengelus nya lembut kemudian berkata, "Kita akan membuka perban matamu hari ini". Saat itulah aku...