Happy 1K adders 🎊🎊🎊👍👍👍🙏🙏🙏🎤🎶🎵
Gue sangat bahagia sampe-sampe yang tadinya ngeblank buat nulis lanjutan work ini akhirnya mendapatkan wahyu //ea// dan terciptalah chap ini dalam waktu dua jam //plus ngedit satu jam//
Kalau begitu silahkan dibaca chap dadakannya
Semoga suka sama chap kali ini
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
Jungkook menggeliat dalam tidurnya merasa terganggu dengan beberapa suara yang tertangkap telinganya. Ia melenguh pelan kemudian mengerjapkan matanya perlahan. Bersamaan dengan itu, kepalanya terasa pusing juga seluruh tubuhnya yang terasa ngilu.
"Kau sudah bangun?".
Jungkook mengenali suara itu sebagai suara kakaknya, Seokjin.
"Apa yang terjadi?", Tanya Jungkook. Tangannya berusaha meraih sesuatu yang dapat membantunya duduk. Kepalanya menoleh kesana kemari, mencari keberadaan Seokjin.
"Kau pingsan setelah kehilangan cukup banyak darah akibat luka robek di telapak kakimu. Beruntunglah luka itu belum terinfeksi sama sekali", Jelas Seokjin. Ia membantu Jungkook untuk bersandar di kepala ranjangnya.
Jungkook mengingatnya. Ia yang semalam mencoba kabur dan berakhir tak berdaya di lorong rumah sakit seorang diri jika saja seseorang tidak menghampirinya dan mengajaknya berbicara. Seseorang yang entah siapa. Jungkook tak dapat mengingatnya dengan jelas selain kata-katanya yang membuat Jungkook tersadar dari kebodohannya.
"Jungkook....".
Jungkook tersadar dari lamunannya saat Seokjin memanggil namanya. Bukan dengan nama panggilannya seperti biasa, tapi dengan nama aslinya. Jungkook lebih dari tahu jika Seokjin saat ini pasti akan memarahinya akibat perbuatannya semalam.
Jungkook merasakan tangannya diangkat oleh Seokjin kemudian namja itu mengusap punggung tangannya. Menghadirkan kehangatan yang menjalar ke tubuh Jungkook.
"Maafkan aku...", Seokjin berucap lirih.
"Maafkan aku karena tak becus menjagamu".
Seokjin mengusap kepala Jungkook. Mengelus tiap helai rambut hitam legam milik Jungkook.
"Jika saja aku bisa mencegahnya.... Kau tak akanㅡ".
Jungkook membalas genggaman tangan Seokjin. Diraihnya tangan sang kakak lalu ia melakukan hal yang sama seperti yang Seokjin lakukan sebelumnya. Menggenggam tangan besar Seokjin yang selalu membuatnya merasa aman dan nyaman jika berada di dekatnya. Mengelus tangan Seokjin lembut berusaha menghilangkan kekhawatiran Seokjin padanya.
"Tidak apa-apa. Aku... Sudah baik-baik saja", Ucap Jungkook diselingi senyuman tipis di wajahnya.
Jika Jungkook dapat melihat saat ini, ia akan melihat Seokjin yang berlinangan air mata. Sejak kecelakaan itu merenggut penglihatan Jungkook, Tak ada satu hari pun Seokjin tak menangis menyesali tiap detik yang berlalu hari itu. Meskipun peristiwa itu sepenuhnya adalah sebuah kecelakaan yang tak dapat diduga siapapun, tapi hal itu tetap membuatnya merasa bersalah sebagai seorang kakak yang gagal melindungi adiknya.
Grep
Seokjin tak dapat menahannya dan berakhir memeluk Jungkook.
"Mulai saat ini... jangan sungkan mengatakan semua kesulitanmu padaku... Jangan menyimpannya sendiri dan berbagilah dengan hyung, arraseo".
Jungkook mengangguk patuh dalam pelukan Seokjin. Membuat Seokjin dapat sedikit bernafas lega mengetahui adiknya sudah lebih baik.
"Hyung, kau menangis?".
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side [Vkook]
FanfictionAku dapat mendengar keributan kecil terjadi disekitarku. Kurasakan sedikit guncangan pada ranjang tempatku berbaring. Seseorang mengangkat tanganku dan mengelus nya lembut kemudian berkata, "Kita akan membuka perban matamu hari ini". Saat itulah aku...