Lagi lancar.
🙋🙋🙋🙋🙋🙋🙋🙋🙋🙋🙋🙋
Jungkook bersenandung senang sepanjang langkah menuju ruang rawatnya. Ia baru saja kembali dari rangkaian pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum tindakan operasi yang akan dilaksanakan hanya dalam hitungan hari. Bersama dengan Seokjin yang menuntun langkahnya, senyuman itu setia menghiasi wajahnya. Jika membayangkan bahwa ia akan segera keluar dari belenggu kegelapan yang menyelimuti hari-harinya belakangan, Jungkook tidak dapat menahan gejolak bahagia yang membuncah di dadanya.
Sungguh, rasanya ia ingin berteriak ke seluruh dunia bahwa ia akhirnya akan dapat melihat kembali.
Hanya saja, masih ada satu yang kurang.
Namja itu.
Jungkook belum memberitahukan kabar bahagia ini pada namja itu.
Ia tidak sabar menantikan bagaimana reaksi yang akan ditunjukan namja menyebalkan itu saat tahu berita menggembirakan ini.
Dan yang lebih dinantikannya lagi, ia tak sabar untuk melihat bagaimana sosok namja yang telah setia menemaninya selama ia berada di rumah sakit ini. Ia tidak lagi perlu repot-repot menunggu kehadiran namja tersebut. Jika ia sudah mendapatkan mata barunya nanti, ia sendiri yang akan menghampiri namja itu setiap hari ke ruangannya. Ia akan membalas semua kebaikan namja itu padanya meski ia sama sekali tidak bisa mengingat kebaikan apa yang telah namja itu perbuat selain semua hal dan kata-kata menyebalkan yang selalu keluar dari mulut tajam namja misterius tersebut. Walaupun kalau boleh jujur, Jungkook sangat menyukai setiap waktu yang dihabiskannya bersama namja misterius itu.
Ceklek
Seokjin menutup pintu setelah mereka memasuki ruang rawat Jungkook. Ia kembali meraih tangan kanan Jungkook dan menuntunnya menuju ranjang. Membiarkan Jungkook mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang ㅡseperti yang biasa ia lakukan.
"Tidurlah. Kau harus beristirahat yang cukup. Aku tidak mau kesehatanmu memburuk disaat-saat penting seperti ini," Titah Seokjin.
Jungkook tak banyak bicara. Ia langsung menuruti perintah sang kakak dan membaringkan diri seraya menyelimuti sekujur tubuhnya dengan selimut biru muda miliknya dibantu Seokjin yang memastikan tubuh Jungkook berada di posisi yang nyaman.
"Bukankah ini terlalu dini untuk tidur?" Akhirnya Jungkook berkata.
Seokjin menyingkap rambut yang menutupi kening Jungkook dan melanjutkannya dengan elusan lembut di puncak kepalanya. "Kau tidak boleh terlalu lelah, Kookie."
Dilanjutkan dengan sebuah kecupan ringan di kening Jungkook, Seokjin lalu berkata, "Aku akan keluar sebentar membeli beberapa bahan makanan untukmu dan Namjoon besok pagi. Tidak apa jika kutinggal sendiri?"
Jungkook mengangguk mantap. Kedua matanya yang bulat masih terbuka lebar membuatnya terlihat seperti anak kecil yang lucu dan menggemaskan.
"Aku tidak akan lama," Seokjin membenarkan posisi selimut Jungkook kemudian beranjak menjauh. Mengambil dompet kulit miliknya yang terletak di atas meja dan memasukkannya ke dalam saku celana. Setelah memakai mantel biru dongker untuk menjaga tubuhnya agar tetap hangat, ia sekali lagi berpamitan pada Jungkook dengan mencium kedua pipi dan keningnya. Mengucapkan selamat malam kemudian pergi meninggalkan Jungkook di ruangannya sendirian.
--©®--
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side [Vkook]
FanfictionAku dapat mendengar keributan kecil terjadi disekitarku. Kurasakan sedikit guncangan pada ranjang tempatku berbaring. Seseorang mengangkat tanganku dan mengelus nya lembut kemudian berkata, "Kita akan membuka perban matamu hari ini". Saat itulah aku...