CHAPTER 1 - MEET HIM

31.2K 1.5K 12
                                    

CHAPTER ONE – MEET HIM

 

Your Eyes Looking Into Mine-

 

***

" Anne!! Cepatlah acara pembukaan dimulai tiga puluh menit lagi "  Teriak Brooke. Gadis berambut pirang itu melipat kedua tangannya didada.

" Aku siap ." Anne menepuk dress biru lautnya sebagai polesan terakhir. Rambut cokelatnya digulung dengan indah keatas.

" Kau harus cepat sebagai panitia acara. " Brooke menggerutu.

" Aku tidak ingin menjadi panitia " Gumam Anne pelan.

Brooke memutar bola matanya " Aku tahu. " kemudian ia berputar berjalan kearah pintu. " Cepat Brad menunggu kita. "

Anne berjalan dibelakang Brooke sambil mengunci pintu rumah mereka. Kemudian menyusul gadis itu didepannya.

" Astaga Brad. Kau punya limusin. " Anne terbelalak sementara  Brad memeluk dan mencium Brooke dengan mesra didepan limusin barunya. Brad melepaskan ciumannya dan menoleh pada Anne

" Milik ayahku. Jangan menampilkan wajah bodoh seperti itu, " Gurau Brad diikuti oleh kekehan Brooke.

" Astaga kupikir... "

" Jangan berpikir macam macam. Aku tidak mungkin memiliki limusin. Ayahku itu pelit dia tidak akan membelikan anaknya mobil seperti ini. " Brad melirik kearah Brooke dan merangkul bahu gadis itu.

" Ayo kita berangkat. " Brooke melepas rangkulan Brad dan membuka pintu limusin.

" Anne, " Brad berdiri memegang pintu mempersilahkan gadis itu untuk masuk.

" Terima kasih."

***

Suasana meriah begitu kentara di gedung aula universitas Anne. Kalangan mahasiswa kelas atas yang memiliki orang tua pembisnis atau pejabat terkenal begitu memenuhi ruangan. Anne merasa canggung sendiri, jika dia bukan bagian dari pengatur acara ini dia tidak akan menginjakan kaki dia acara amal kampus yang diadakan tiap tahun ini. Sebenarnya lebih terlihat seperti adu kemewahan dan kemurahan hati bukan amal.

Brooke mengaitkan tangannya dilengan Brad. Brad yang pasalnya seorang anak dari pengusaha industri kain sukses di New York membuat Brooke begitu bangga bergandeng dengannya. Mereka berpacaran sekitar empat bulan yang lalu.

" Miss Dawson? " Seorang laki laki paruh baya berdiri disampingnya dengan tegap. Jas hitam membuat dirinya semakin berkharisma. Dia berusia empat puluh delapan tahun.

Anne menoleh kesamping " Ya Mr.Clark?"

" Oh ternyata benar kau. Syukurlah. Bisa tolong kau menyambut tamu yang masuk di pintur tiga? Aku ingin meminta Allison untuk melakukannya tapi dia tidak terlihat. "

" Ya tentu saja Sir, " Anne menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis.

" Terima kasih Miss Dawson. Kau terlihat cantik malam ini, " Pujiannya yang sedikit membuatku meringis ngeri

" Terima kasih. " Aku mengangguk padanya pelan.

" Kau bisa kesana segera " Dia langsung memerintah.

Anne memberikan pandangan pamit pada Brad dan Brooke.
Didepan pintu tiga terdapat meja yang sudah dihias sedemikian rupa dan buku tamu yang luar biasa besar. Setiap pengusaha atau donatur atau pejabat yang akan masuk dipersilahkan untuk mengisi nama mereka dibuku tahunan.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang