PROLOG

48.9K 1.6K 6
                                    

PROLOG

 

***

Bunyi telepon berdering mengejutkanku segera. Damn! Aku baru saja hendak membaca file yang diberikan Rose padaku.

Aku menggeram sambil mengangkat ganggang telepon itu.
" Selamat siang Mr.Breads." Suara ramahnya yang kupikir dibuat buat itu menyapa telinga dan segera aku langsung mengenali siapa orang ini. Oh!
Aku menyandarkan punggungku pada kursi dan mulai bersikap ramah dan sopan padanya.

" Ya Mr.Clark. "

" Maaf menganggu waktu anda Sir, " Dia berbicara lagi. Aku memutar kedua bola mata dengan kesal. Tentu saja! Aku bahkan baru ingin menyelesaikan pekerjaanku.

" Tidak masalah, ada apa Mr.Clark. " Aku menjawab berpura pura.

" Saya hanya ingin memberitahu kembali jika malam ini pembukaan acara amal di universitas dengan segala hormat Sir anda diundang untuk hadir. "

" Well, Aku harus melihat jadwalku untuk malam ini Mr.Clark. "

" Tentu Sir, Kehadiran anda sangat diharapkan." Benarkah begitu? Aku mengerucutkan bibir.

"  Semoga saja,  Ada lagi Mr.Clark. "

" Tidak Sir, Selamat siang " Sambungan terputus . Aku segera menekan dial satu pada teleponku lagi untuk terhubung dengan Rose.

"  Ya ,Sir? "

" Apa kau mendapat undangan dari acara amal di Universitas Mr.Clark? "

" Ada Sir. " Jawabnya.

" Itu artinya aku memiliki jadwal hadir kesana. " ini bukan sebuah pertanyaan.

" Yes Sir, "

Aku memutuskan sambungan langsung. Ah! Aku harus menghadiri acara membosankan itu lagi, kupikir baru saja aku kesana dan sekarang diadakan lagi? Bagaimana satu tahun terasa begitu cepat.

***

Aku mengendari SUV ku malam ini tanpa Adam lagipula ibuku sedang membutuhkan laki laki itu untuk mengantarkannya ke Boston.

Aku berbelok kearea parkir yang cukup luas, mengingat jika ini adalah universitas ternama di New York. Gedung besar itu megah dengan beberapa pintu masuk yang dihias sedemikian rupa dan dengan beberapa mahasiswi disetiap pintunya.

Aku tidak terlalu suka masuk berdesak desakan walau pasalnya jika disetiap pintu tidaklah terlalu banyak orang yang berdiri. Hanya satu atau dua orang. Aku meneliti lagi pada pintu yang benar benar kosong dengan memasukan tanganku kekantong celana. Aku melangkah. Hingga mataku langsung tertuju pada seorang gadis yang tengah duduk dan tidak menyadari sekelilingnya. Oh tuhan dalam keadan begitu saja dia sudah terlihat menarik. Naluriku sebagai seorang laki laki yang tertarik pada wanita langsung saja bergelora kuat. Sialan! Dengan anggun dia meminum yang kuasumsikan adalah segelas jus. 

Dia tidak menyadari kedatanganku.

Agak terburu buru aku mendekati mejanya merasakan semakin dekat aku dengan gadis ini semakin terasa begitu manis tubuh gadis ini.

" Hei " Sapaku dia langsung mendongak dengan terkejut. Mata coklat gelap-besar polos miliknya langsung menghantam bola mataku. Oh God.  Aku harus mendapatkanmu sayang.

 

 

****


My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang