CHAPTER - 25

9.4K 570 3
                                    

CHAPTER TWENTY FIVE  –  EVERYONE ARE LIARS

 

 “Hiding how you really feel and trying to make everyone happy doesn't make you nice, it just makes you a liar.”  ― Jenny O'Connell, The Book of Luke

 

***

Dengan langkah cepat aku menghampir Neil  yang masih berdiri ditempatnya dengan gelisah, padahal dia banyak memiliki teman bicara disamping agar menjauhkan rasa bosan menungguku tapi Neil tidak melakukan itu, ia justru membiarkan gelisah mengaliri pikirannya. Aku segera menghampiri Neil setelah perbincangan dengan Jake yang sebenarnya tidak aku mengerti. Yang dapat diterima otakku hanyalah bahwa aku dan Jake bersaudara walaupun sebagian dari pikiran itu bisa mempercayai itu secara langsung. Pasti ada satu kesalahan terselip dari kejadian ini. Aku tidak bisa mempercayai dengan sepenuhnya kalau aku belum mendapatkan beberapa bukti. Harapan itu masih ada kan?

Sebenarnya kepalaku terasa pusing menerima hal ini secara bertubi tubi, bagaimana bisa hidupku seakan akan telah diatur menjadi semengerikan ini. Semuanya berkaitan satu sama lain. Kesalahan ibuku, keegoisan ayah Jake dan kemarahan ibu mantan pacarku yang sebentar lagi akan menikah dengan orang lain, yang jauh lebih bodoh adalah dia memintaku untuku menunggunya memperbaiki keadaan? Keadaan sekarang sudah rusak total. Hidupku sekarang dicemari oleh masa lalu orang tua-orang tua itu.

Sekarnag kunci yang kumiliki adalah Paman Anderson, Ayah Brooke. Aku yakin dia bisa menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir. Setelah itu aku bisa menyimpulkan kesimpulan dari semua kejadian ini, dan aku harus menemuinya sebelum memberitahu Brooke lebih dahulu.

“ Kau baik baik saja? “ Neil segera meraih tanganku untuk digenggamnya kembali. Entah raut wajah Neil begitu mengkhawatirkanku. Aku mulai merapat pada tubuh Neil ketika orang-orang mulai berondong bondong merapat pada Miranda yang mendentingkan gelasnya tanda bahwa acara dimulai. Penderitaanku juga. Aku melirik sekilas pada wanita yang tengah tersenyum lebar itu, seperti biasa dia terlihat glamour dan mempesona tapi sayangnya dia telah berbuat jahat padaku.

Aku tidak tahu apakah aku sanggup menyaksikan ini. Aku tidak ingin Jake disentuh atau dimiliki oleh siapapun kecuali diriku sendiri, tapi nyatanya sebentar lagi dia akan bersama orang lain. Berjanji akan memperbaiki keadaan, sebenarnya apa yang akan dia perbaiki. Tidak ada! Aku yang akan memperbaikinya bukan dia.

Tidak lama Jessica dan Jake muncul kehadapan kami semua. Para undangan bertepuk tangan riuh dan bersiul untuk mereka. Wajah Miranda nampak begitu bahagia melihat putranya menggandeng gadis cantik itu. Tangan Jake nampak diperban akibat ulahnya sendiri meninju tembok dengan kepalan tangan, shock mendengar dia telah menghamili adiknya sendiri. Sepintas aku beranggapan jika mereka berdua benar benar terlihat cocok. Wanita yang sempurna dan pria tampan milikku, tetapi walau bagaimanapun aku tidak akan pernah merelakan Jake pada siapapun. Dia milikku. Tiba tiba kepalaku terasa pusing.

“ Jika aku meminta kita untuk pulang apa kau mau, Neil? “ Aku berbisik pada laki laki disebelahku yang juga tengah menatap pasangan didepan. Dia langsung menoleh padaku yang mendongak menatap wajahnya. Aku mencoba mengabaikan pemandangan didepanku yang semakin lama membuatku semakin sulit untuk bernafas. Meskipun aku mencoba mengingat percakapan kami tadi yang begitu meyakinkan tapi hasilnya sia sia saja.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang