CHAPTER - 13

8.9K 558 3
                                    

 

CHAPTER THIRTEEN  –  CONFUSED

 

When you feel nervous, recall your pride." 
― 
Toba BetaMy Ancestor Was an Ancient Astronaut

 

***

" Mom?" Jake tidak bisa menahan rasa kagetnya. Sang Ibu berada disini. Apartemennya. Bukan sesuatu yang dia harapan. Begitupula denganku. Aku berusaha menyeimbangkan tarikan nafasku sendiri. Gugup? Tentu saja.  Ketika tatapan tajam itu mengarah kearahku.

" Hai baby," Wanita itu menyapa dengan senyuman anggun yang mempesona. Matanya sudah beralih dariku pada putranya, itu membuatku merileks. Jake masih menampilkan wajah bingung dan kaget, , kemudian wanita itu mendesah pelan.
" Sayang, kau begitu terkejut aku berkunjung" Dia berkata dengan lembut, namun aku merasa kelembutan itu hanya sebuah dalih. Hanya pura pura.
 "Aku ingin mampir dan membawa pizza, kita sudah lama tidak makan pizza bersama, ya kan?" Ibu Jake menunjuk pada sekotak pizza yang ada diatas meja dengan dagunya. Aku baru menyadari kehadiran sekotak pizza disana, diriku terlalu tegang pada wanita ini, merasa yakin jika ia tidak menyukaiku. Tipikali fiksi drama, tapi bedanya ini nyata.

Mimik kaget Jake perlahan menghilang, ia tersenyum lembut dan sumringah pada ibunya. Sang ibu yang belum aku ketahui namanya itu mendekati Jake lalu memeluknya dengan erat. Pelukan kasih ibu dan anak. Berangsur hatiku mulai melemah. Aku ingin tersenyum melihat itu, tapi pikiranku masih bergelut tegang.

Jake melepaskan jemarinya dariku untuk membalas pelukan dari ibunya. Beberapa saat lalu Aku berpikir ibu Jake akan mengatakan sesuatu yang buruk terhadapku mengingat betapa tajam tatapan matanya ketika ketika kami baru saja datang. Aku mulai menarik nafas pelan. Salah satu dari kelemahanku adalah berburuk sangka pada orang yang baru saja kukenal.

Jake orang pertama yang melepaskan pelukan mereka kemudian laki laki itu berkata.
" Aku merindukanmu mom, " Tangan Ibunya mengusap pipi Jake dengan lembut penuh sayang. Membalas ucapan Jake dengan senyuman.

Jake mengalihkan pandangannya kearahku. Dia mengulurkan tangannya untuk kuraih lalu menarikku hingga kami berdiri berdampingan.

Wanita ini kembali memberiku tatapan mengerikannya lagi. Matanya menilai ku dengan seksama dan aku merasa tertolong dengan mantel bulu bulu ini. Dia memang akan tidak menyukaiku.

" Dia pacarku Mom," Ucap Jake langsung sambil meremas lembut tanganku dan menciumnya lembut. Mata ibu Jake semakin tajam kearahku. Seolah meneliti jika ada sedikitpun kesalahan dia bisa melemparkanku kejendela.

" Miranda Affne, " Dia mengulurkan tangannya padaku dengan suara lemah namun terdengar tajam ditelinga. Aku menyambut uluran tangannya berusaha menahan agar aku tetap terlihat santai dan tidak terintimidasi olehnya.

" Annabelle Dawson, " Aku menjawab."Panggil aku Anne seperti yang lainnya," Aku memberikan senyum pada Miranda.

" Dia cantik, " Komentar Miranda melirik kearah  putranya. Terimakasih, Apa itu sebuah pujian?

"Dia memang gadis cantik," Jake tertawa kemudian Miranda ikut terkekeh kecil. Aku tidak tahu harus ikut tertawa atau berdiri disini memperhatikan mereka seperti orang bodoh..

Tiba tiba suara deringan ponsel menghentikan tawa mereka, Miranda terlihat bergegas menuju tasnya yang tergeletak manis diatas sofa. Meraih ponselnya, Miranda berbicara membelakangi kami dengan suara pelan dia terlihat menangguk beberapa kali kemudian menutup panggilan dan mengembalikan ponsel kedalam tas.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang