CHAPTER 3 - SWEET MAN

21.6K 1.2K 9
                                    

CHAPTER THREE –  SWEET MAN

 

I'm still and wait here in the silence

 

***

" Boleh aku bergabung disini? " Gadis cantik itu bertanya dengan tatapan penuh harap pada Jake.

" Kupikir kau harus mencari tempatmu sendiri Jess. Aku bersama seseorang. " Jake membalas. Mata tajam gadis itu kemudian melirik kearah Anne lalu kembali lagi pada Jake.

" Oke. Aku mengerti. " Dia mengangguk namun tersirat begitu besar kekecewaan  dalam raut wajahnya. Sial! Anne merasa bersalah.
" Maaf menganggu kalian. " Kemudian dia melangkah meninggalkan mereka, mengambil tempat duduk tidak begitu jauh dari keduanya.

" Kenapa kau tidak membiarkannya bergabung? " Tanya Anne melirik sekilas pada wanita bernama Jess.

" Tidak. Aku tidak ingin dia disini. Itu mengacaukan sarapan kita Annabelle. " Jake mengambil kopinya lalu menyeruputnya pelan. Merasakan aroma khas kopi menusuk hidung dan tenggorokannya.

" Apa dia salah satu dari mantanmu? " Anne menyipitkan mata curiga. Jake menaruh cangkir kopi itu kembali keatas meja.

" Bukan. Dia bukan mantanku. Aku tidak pernah memiliki hubungan sedikitpun dengannya kecuali teman dan dia dekat dengan ibuku. "

" Tapi dia cantik ," Anne melirik lagi kearah gadis itu. Rambutnya yang berwarna pirang  dan matanya yang tajam.

" Aku tahu Jessica memang cantik dan mempesona dan seksi--- " Jake menilai kembali mengikuti pandangan Anne.
" Hei kenapa kita membicarakan dia? " Seketika Jake berkata seolah olah  baru saja bangun dari khayalannya.  Anne menaikan bahu satu kali. Mulai menaruh potongan pancake lezat dalam mulut.

" Aku tidak tahu. topiknya langsung muncul."

" Oke. Lupakan tentang Jessica. Kita bisa membahas topik lain. "

" Misalnya? " Anne mengerutkan kening.

" Kesukaanmu mungkin atau obsesi terbesarmu atau apapun. " Jake memakan telurnya cepat.

" Aku tidak memiliki obsesi apapun kecuali ingin memiliki seekor anjing. " Jawaban Anne membuat Jake mengerutkan kening. Gadis pada umumnya memiliki obsesi yang jauh lebih besar daripada itu. Yah, gadis ini berbeda.

" Anjing? "

" Ya. Anjing besar seperti hibrida. "

" Lalu kenapa kau tidak memeliharanya dirumah? "

" Aku ingin, tapi Brooke memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap anjing. Dia phobia ." Anne menarik gelas susunya sambil memperhatikan Jessica yang sendirian disudut ruangan, menikmati pancake. Apakah gadis itu menjadi marah pada dirinya akibat tolakan Jake tentang meja ini? Seandainya dia tidak berada didepan Jake sekarang mungkin gadis cantik itu yang tengah berbincang dengan Jake, bukan menyendiri seperti itu.

" Dia pasti memiliki alasan yang kuat hingga begitu ketakutan terhadap anjing ." Suara Jake membuyarkan lamunan Anne. Dia langsung menatap kearah Jake dengan terkejut.

" Brooke? " Anne langsung menatap kewajah laki laki didepannya.

"  Ya. Kita membicarakan dia kan sekarang? " Jake mengerutkan keningnya pada Anne.

" Tentu. " Anne menjadi salah tingkah " Brooke pernah digigit anjing besar saat kami berusia sebelas tahun hingga membuat kakinya dijahit tiga jahitan. Aku lupa jenis anjing apa yang menggigitnya saat itu. "

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang