CHAPTER 5 - SWEET KISS

19.2K 1K 5
                                    

CHAPTER FIVE  – SWEET KISS

 

Just A kiss in your lips in the moonlight

 

***

Ini adalah hari ketujuh setelah acara amal tahunan berlangsung.  Anne merasa sekarang waktu lebih berlalu begitu cepat. Ditambah lagi dengan Jake yang selalu mengirimkan pesan singkat padanya. Entah itu berupa ucapan selamat malam atau hanya ucapan selamat bekerja.

Beberapa hal kecil yang membuat efek luar biasa pada Anne. Jelas gadis itu hampir melupakan fakta jika Jake adalah seorang pemain wanita. Dia memiliki daftar mantan yang banyak tetapi mengingat perlakuannya yang sungguh membuat hati Anne menjadi meleleh, fakta negative itu menjadi terabaikan.

Pagi pagi sekali Brooke sudah pergi bersama Brad. Mereka memiliki kencan penuh hari ini. Jam kuliah Anne kosong begitu juga dengan Brooke, tetapi Brad justru lebih memilih tidak masuk sama sekali hanya untuk menghabiskan waktu bersama kekasihnya seharian.

Anne bersiap siap untuk kembali bekerja di toko Bouyer. Pemiliknya bernama Natasha Bouyer. Seorang janda yang berusia sekitar lima puluh keatas. Anne tidak tahu berapa tepatnya.

Setelah siap dengan kaos putih dengan gambar peace yang berwarna merah muda dan celana jeans panjang hitam, Anne mengambil tas selempangnya dan menggantung benda lama itu dibahu.
Saat Anne mengunci pintu rumah ponselnya bergetar.

Selamat pagi dan selamat bekerja Gadis Kecil

Anne menatap pesan teks beberapa detik. Pesan singkat itu membuat perutnya kram karena merasakan sensasi bahagia. Buru buru menggelengkan kepala dan kembali memasukan ponsel kedalam saku jeans, melupakan getaran itu dengan paksaan.

Dia harus berjalan untuk mencapai jalan besar dan mendapatkan taksi. Ini bukan jarak yang jauh tapi Anne benci suasananya.
Wilayah tempat tinggal Anne biasanya akan sepi ketika jam bekerja seperti ini lalu menjadi sedikit lebih ramai ketika siang dan akan menjadi sangat ramai dengan anak anak yang tengah bermain ketika sore menjelang.

Dengan langkah cepat Anne berharap bisa segera sampai dijalan besar. Sambil menggenggam tasnya Anne terus berjalan dengan sedikit gugup.
Mata coklat gadis itu menangkap sesosok laki laki yang tengah berjalan didepannya. Laki laki itu memasukan kedua tangan dikantung jaket kulit hitam yang dikenakannya.

Nafas Anne seketika memburu. Getaran ketakutan mulai menjalari tubuhnya dan membuat pikirannya menjadi agak buntu. Anne berjalan maju dengan kaki bergetar membuat dia semakin sulit untuk melangkah dengan cepat.

Dia bukan brengsek
Dia bukan brengsek
Anne mengulang ulang kalimat itu didalam pikirannya. Berusaha berjalan lurus tanpa harus berbalik arah walaupun dia sedang merasa dalam perasaan tidak baik.

Laki laki dengan rambut coklat kehitaman itu berjalan semakin dekat dan dekat kemudian berhenti dengan tiba tiba didepan Anne. Gadis itu menggigit bibirnya berusaha untuk segera berlalu namun laki laki itu justru menghalangi jalannya.

" Hei apa kau tinggal diwilayah ini? " Dia bertanya. Wajahnya yang tampan tidak berpengaruh sama sekali pada Anne. Ia justru merasa ketakutan.

" Tidak." Gadis itu menjawab dengan buru buru. Ia hanya ingin segera pergi!

" Aku hanya ingin bertanya alamat ini mungkin kau tahu." Laki laki itu memberikannya secarik kertas tatpi Anne bergeming.

" Aku tidak tahu." Anne berusaha mengendalikan nafasnya yang semakin lama semakin tidak karuan. Dia hanya ingin segera menjauh dari laki laki yang ada didepannya ini. Anne mencoba melangkah menjauh melewatinya namun tiba tiba tangan laki laki itu segera menahan Anne.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang