CHAPTER - 23

9.6K 591 4
                                    

 CHAPTER TWENTY THREE  –  DOWN

“ We are all wonderful, beautiful wrecks. That’s what connect us –that we’re all broken, all beautifully imperfect “ –Emiloo Estevez

 

 

***

 

Tidak tahu lagi kemana kakiku melangkah. Semuanya terasa gelap, aku hampir kehilangan jalanku sendiri. Bukan, aku memang sudah kehilangan arah sejak Jake ingin aku pergi. Dia tidak mencintaiku seperti aku cinta padanya. Kemana lagi aku harus menuju? Semua pegangan seperti terlepas dari genggamanku.

Jake sialan itu mempermainkan aku sama seperti ibunya. Pepatah tidak pernah salah tentang sebuah apel dan pohon. Ini jauh lebih menyakitkan daripada yang Miranda lakukan pada hidupku, pasalnya Miranda hanya menyakitiku secara mental tapi Jake? Mental dan perasaan dan hidupku dan semuanya dia sakiti. Pembohong besar.
Aku terlihat seperti orang bodoh dijalanan seperti ini menangis sambil terisak isak dan melangkah tidak tentu arah tujuan. Jika aku pulang Brooke akan menjadi sangat tidak terkendali.

Aku berhenti pada jembatan sepi yang hanya diterangi oleh lampu lampu jalan yang temaram, tidak terpikir jika patah hati akan membawaku berjalan sampai kesini. Tanganku menyentuh pagar jembatan besi yang dingin ditambah dengan udara malam yang membuat tubuhku meremanng namun jika diingat lagi dingin yang ada dihatiku jauh lebih menyakitkan daripada ini.
Dibawah sana air sungai mengalir dengan deras seperti memanggilku untuk bergabung dengan mereka disana. Arus yang mengalir deras memiliki pesona tersendiri pada orang yang sedang patah hati. Apakah aku?

Tidak! Aku tidak ingi  orang orang jahat itu melihatku mati dengan menderita, berapa kali mereka pernah melakukan itu? Dua kali.  Aku hampir menghilangkan nyawaku sendiri karena perbuatan keluarga Jake yang brengsek itu. Jika aku mati mereka akan tertawa dan merasa puas telah menghancurkan orang yang mereka benci.
Tetapi, jika aku tetap bertahan, aku tidak yakin akan sanggup menghadapinya. Aku telah hancur berkeping keeping dan tidak bisa diperbaiki lagi. Jalan hidupku sudah rusak.

Aku menggeram seraya menarik rambutku sendiri. Orang gila. Merasa marah dan malu dan benci semuanya berbaur menjadi satu kesatuan abstrak yang membuatku ingin membunuh diriku untuk yang ketiga kalinya. Tanpa sadar aku menghantam dengan sekuat tenaga pagar besi jembatan dengan kepalan tangan yang lemah tetapi ini terasa sakit.

Lompat!

Pikiran setan kembali mempengaruhi diriku. Untuk apa hidup jika hanya merasakan penderitaan. Mungkin ketika aku melompat kesana semuanya akan selesai. Melompat tidak akan semenyakitkan melukai tangan atau menusuk perut dengan beling, aku hanya perlu bersabar kehabisan nafas, membiarkan arus membawaku bersamanya dan menunggu air yang dingin itu mengisi paru paruku hingga penuh, kemudian semuanya selesai dan mayatku akan ditemukan besok pagi dipinggiran sungai dalam keadaan pucat dan membengkak atau mungkin mayatku akan tersenyum meledek Jake.

Maka mereka akan tertawa puas.

Aku menggeram sekali lagi sambil merosot kejalan aspal seperti orang sakit jiwa. Sebenarnya aku memang sakit jiwa atau aku akan mejadi orang yang sakit jiwa. Disini hanya ada aku sendirian, tidak akan ada orang yang memperhatikanku. Pikiran pikiran sialan itu membuat diriku seperti ditarik tarik untuk melakukan dua hal yang bertentangan dan membingungkan. Tangisanku semakin pecah lagi, hanya karena Jake sialan itu atau karena ibuku. Aku tidak tahu. Pokoknya ini semua karena mereka.

Tiba tiba  sebuah mobil yang tidak aku ketahui jenisnya berhenti didepaku. Dengan terburu buru aku bangun untuk melangkah pergi. Jangan laki laki kumohon.  Dengan cepat aku melangkah menjauhbsebelum dia keluar dari mobil dan membawaku pergi, mungkin untuk membunuhku atau memperkosaku lagi seperti saat itu. Jantungku seketika berdegup kencang dengan langkah yang semakin tidak teratur.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang