CHAPTER 15

7.5K 520 4
                                    

CHAPTER FIFTEEN  –  ADAM

 

***

 

Smiling is the way the soul says hello – Jarod Kintz : The Days of Yay are Here! Wake Me Up When They're Over

 

***

Aku terbangun dari tidurku setelah mengingat urutan kejadian sebelum aku terlelap. Aku sakit, Jake bernyanyi, kemudian aku terlelap.

Aku membuka mataku  yang terasa berat, mencoba berorientasi dengan hal sekitar kemudian mendapati Jake tidak ada dimana mana. Dia mungkin sudah pergi kerumah ibunya untuk makan malam saat aku tertidur. Makan Malam. Aku baru teringat jika dia memiliki janji dengan ibunya untuk makan malam. Dadaku terasa sesak. Jangan dipikirkan, lagipula aku sedang tidak dalam keadaan baik.

Halter dikarpet  favoritnya. Anjing itu juga terlelap dengan nyenyak disana. Ketika aku melirik kearah jam sekarang sudah pukul sepuluh malam. Sudah berapa lama aku tertidur? Rasa mual dan pusing yang kurasakan beberapa jam yang lalu yang lalu sudah terasa memudar, namun hidungku menjadi tersumbat dan aku kesulitan bernafas. Aku benci flu.

Dengan langkah pelan aku berjalan turun dari kasur. Berusaha untuk tidak membangunkan anjingku yang lucu ini dari tidurnya. Aku meraih gelas kosong yang ada diatas meja, membuka pintu dengan pelan, suasana temaram yang menyinariku. Ini bukan gelap hanya saja cahayanya tidak seterang lampu yang memiliki watt besar.

Aku melangkah pelan menuju dapur untuk mengambil air puith. Menenggak air digelas yang terisi penuh seperti orang gurun pasir yang kehausan. Aku hampir bersendawa mengerikan lalu terkekeh geli. Mengerikan.

 " Miss Anne." Suara seseorang tiba tiba memecah kesunyianku. Perlahan membalikan badan, aku mendapati Adam tengah berdiri diseberang bar makan. Dia masih terlihat sama, tampan dan manis dengan rambut hitam dan matanya yang selaras.

" Aku baru saja ingin memeriksamu dikamar, tapi kau justru ada disini," Dia berbicara dengan nada suara yang tidak formal. Dia terdengar santai padaku tapi aku tidak begitu padanya.

Adam tidak akan menyakitiku. Aku membolak balikan kalimat itu dikepala. Jake percaya sejuta persen pada laki laki ini. Dia baik.
" H-hai." Aku menyapanya dengan gugup sambil menguatkan pertahananku pada ketakutan, aku harus bisa. Aku sudah lelah dengan ketakutan sialan yang selalu mengambil alih pikiranku. Adam memberikan senyuman bersahabatnya.

" Hai Anne," Dia balas menyapa "boleh aku memanggilmu dengan Anne saja?" Katanya lagi. Adam melangkah sedikit lalu duduk diatas kursi bar makan, sontak aku menggenggam ujung konter secara refleks pinggangku bersentuhan dengan ujungnya.

" Tentu" Aku menjawab dengan nada yang masih sama. Berisi kegugupan, seraya menahan nafas.

Dia baik. Jangan takut.

" Ayahku seorang psikiater." Ucap Adam tiba tiba.

" Terkadang dia memberiku beberapa ilmu tentang trauma dan bagaimana cara mengatasinya." Ake menaikan alis. Kemudian Adam tertawa kecil. "Jangan bingung, aku hanya sekedar berbagi informasi. Lagipula itu yang dilakukan orang ketika mereka mencoba untuk mendapatkan teman dan ngomong ngomong aku haus."

Aku langsung tersentak salah tingkah. "Oh... Kau ingin minum?" Pertanyaan bodoh itu keluar dengan sendiri.

 "Ya, kopi, please." Aku mengangguk buru buru mendekati mesin pembuat kopi. Setelah selesai, aku memberikan kopi itu pada Adam yang menunggu dengan sabar. Meletakannya diatas bar makan lalu secara refleks bergerak mundur lagi.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang