CHAPTER -17

7.6K 563 5
                                    

CHAPTER SEVENTEEN  –  SEAN GLOVER

 

I was dead until you found me, though I breathed. I was sightless, though I could see. And then you came...and I was awakened.
― 
J.R. WardLover Awakened

 

***

Laki laki itu mengambil tempat duduk disebelah Jessica dengan tatapan mata yang tidak bisa menjauh dariku. Sorot mata yang sama seperti malam itu.

Aku tidak bisa menahan air mata dan ketakutan yang jauh lebih mengerikan daripada yang pernah aku rasakan sebelum ini. Dia akan menyakitiku lagi  dan ia sepupu Jake. Pikiran itu membuat ingin berteriak sekuat tenaga.  Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan selain berlari dari sini menyelamatkan diri. Semua orang diruang makan ini saling mengenal kecuali aku. Laki laki brengsek itu mengenal Jake dan ibunya dan begitu juga sebaliknya, jika aku tidak lari mereka akan menyakiti lebih dari yang pernah terjadi sebelumnya.

Apakah aku salah mempercayai Jake selama ini? Orang yang selalu mengatakan akan menjagaku nyatanya memiliki ikatan dengan orang yang menyakitiku. Dia pasti tidak akan jauh berbeda dari sepupunya .Jake akan menyakitiku juga.

Aku Melangkah mundur dengan kakiku yang  bergetar. Aku tidak memperdulikan lagi tatapan bingung mereka pada sikapku yang tiba tiba menjadi sangat aneh. Telingaku seperti tuli ketika Jake mengatakan sayang padaku. Aku harus lari.  Dengan kekuatan yang ada, aku keluar dari ruang makan ini sambil berlari terbirit birit. Rumah besar ini menjadi nampak mengerikan untukku. Semua hiasan dinding dan guci besar itu seperti tertawa terbahak bahak padaku hingga tanpa aku sadari aku menabrak seorang pelayan yang berpapasan ketika kepalaku dipenuhi oleh ketakutan. Aku jatuh tersungkur kelantai dengan lututku. Samar samar aku mendengar Jake berteriak memanggil namaku. Mereka akan menyakitiku. Jake juga. Kalimat kalimat itu berputar putar dikepala seperti hantu.

Aku kembali berusaha bangkit dan bergegas keluar meski pelayan wanita tadi mencoba membantuku untuk berdiri namun aku justru mengacuhkannya dan dia menatapku dengan heran. Pikiranku kacau, tidak tahu lagi kemana aku harus menuju mencari tempat dimana mereka tidak bisa menemukanku. Aku langsung melompat ke jok belakang SUV, duduk memeluk lututku sendiri. Aku tahu mobil ini tidak aman, namun jika aku lari mereka akan mengejarku.

Aku tidak bisa menahan tangisku yang benar benar jauh lebih mengerikan dari sebelumnya. Lututku sakit akibat jatuh tadi dan telapak tanganku juga menjadi perih.

Didepan pintu, aku melihat Jake keluar dari dalam rumah dengan wajah yang khawatir dan marah dan rasa bersalah yang menjadi satu. Kepalanya menoleh kesana kemari dan tubuhnya menegang. Semoga dia tidak menyadari aku disini. Namun harapanku sia sia belaka. Jake berlari dari beranda besar itu menuju SUV. Aku semakin beringsut kepojok ketika ia semakin dekat. Tidak. Jangan ganggu aku.  Seharusnya aku berlari sejauh mungkin meninggalkan rumah ini bukan mengurung diri didalam mobil yang mungkin mereka bisa menemukanku dengan mudah. Idiot.

Aku menutup kedua telingaku dengan tangan. Aku benci menjadi seperti ini, benci ketika semua orang dengan mudah membuatku berpikir bahwa mati mungkin lebih baik. Benci jika aku bisa dipermainkan dengan mudahnya oleh mereka semua

Ya tuhan.
" Menjauh dari sana Sean! " Jake berteriak marah pada laki laki brengsek yang baru saja keluar mengikuti Jake. Dia berdiri didepan pintu bersama Miranda dan Jessica.

" Kenapa Jake? " Sean menjawab dengan santai. Seakan akan kejadian waktu itu bukan apa apa untuknya. Bahkan dia tidak merasa bersalah sedikitpun.

" Aku bilang menjauh dari sana! Sekarang! Kalian semua " Aku tidak pernah melihat Jake semarah ini sebelumnya, bahkan dia membentak ibunya sendiri.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang