CHAPTER - 20

13.1K 635 7
                                    

PS ; Chapter ini ga sempat nyunting ye, abaikan tipos dll

***

CHAPTER TWENTY  –  MAKE A LOVE

 

 "If you like her, if she makes you happy, and if you feel like you know her---then don't let her go." 
― 
Nicholas SparksMessage in a Bottle

 

***

" Brooke." Aku mendesis antara kaget.

" Apa? " Brooke menatap tajam padaku.

" Annabelle tetap tinggal bersamaku. Dia tidak akan kemana mana setelah ini." Jake berkata dengan nada suara datar, terkontrol dan terdengar menahan rasa kekesalannya yang ingin menghambur keluar. Aku yakin Jake pasti mengerti jika dia bersikap keras kepala juga maka hasilnya akan buruk.

" Bukan kau yang memutuskan! " Brooke berteriak pada Jake hingga membuatku terlonjak. Dia jarang berbicara keras seperti itu.

" Ya, tapi pacarku akan tetap tinggal denganku." Suara Jake yangbkeluar masih terdengar sama seperti tadi. Mata Brooke segera beralih kearahku dengancepat, mengintimidasi dan menakutkan. Aku tahu dia ingin yang terbaik untukku, mengingat betapa bodohnya seorang Anne untuk mengambil jalan hidup yang baik, tapi hatiku masih bersikeras juga. Aku ingin Jake.

" Anne? " dia menuntutku.

" ah.. aku.. aku tidak tahu " Sambil mengerjapkan mata aku menjawabnya. Jika aku mengatakan Aku tidak ingin pulang Brooke akan marah besar. Apa lagi yang harus aku katakan?

" Yah kau memang masih ingin tinggal dengan laki laki brengsek ini Anne! " Dia  berteriak padaku sambil berjalan menghentakan kaki menjauh. Neil menatap punggung Brooke yang menghilang dibalik pintu dan disertai bantingan keras.
" Kupikir seseorang harus menenangkannya " Laki laki itu berkomentar.

" Aku saja." Brad buru buru menyusul pacarnya tapi sebelum itu dia berpamitan padaku dengan cepat dan manis. Brad  mencium kepalaku selama dua detik. Mata Jake tidak pernah melepaskan tatapan tajamnya pada apa yang dilakukan Brad. Jangan khawatir dia seperti saudaraku sendiri.

" Dia marah." Tanpa sadar aku bergumam pelan seperti itu.

" Tidak. Dia tidak marah." Tangan Jake mengusap pipiki dengan lembut, setiap sentuhan kulit Jake pada kulitku selalu memberikan suatu aliran ketenangan yang luar biasa.
" Aku akan berbicara dengannya juga. Okay? Brooke kesal padaku bukan marah padamu." Tambah Jake dengan pelan.

Aku mengangguk. Jake beranjak dari tempat tidurku, membungkuk kemudian mencium keningku. Dia memberika tatapan Tolong jaga pacarku sebentar pada Neil dan laki laki itu mengangguk.

Aku dan laki laki ini sendirian didalam ruamg rawat. Buru buru aku menarik selimut lebih tinggi hingga dada, walaupun aku tahu Neil tidak akan berbuat jahat. Hanya saja rasa takutku masih mengalir dengan mulus disetiap urat nadi. Neil memberikan senyuman yang luar biasa manis padaku.
" hai." Dia menyapa. Menarik satu kursi lalu mengambil tempat disampingku. Jangan takut. Aku mengingatkan diri sendiri.

" Hai." Aku mencoba mempertahankan nada suaraku agar terdengar biasa saja.
" Maaf." Kata kata itu keluar tanpa bisa dikendalikan. Kenapa aku merasa bersalah? Oh mungkin karena seharusnya Neil tidak kuperlakukan seperti ini. Dia laki laki baik, tidak ada salahnya jika aku bersikap padanya seperti aku bersikap pada Brad.

" Maaf untuk? " Dia menaikan satu alis, merasa bingung atau pura pura bingung.

" Kau tahu, sikapku." Aku mengangkat kedua bahu dengan perasaan bersalah.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang