CHAPTER - 22

8.9K 601 2
                                    

CHAPTER TWENTY TWO  –  MISSING?

 

"They say when you are missing someone that they are probably feeling the same, but I don't think it's possible for you to miss me as much as I'm missing you right now" 
― 
Edna St. Vincent Millay

 

***

" Anne? " Seseorang berbisik dengan lembut. Aku bisa merasakan pergerakan disekitarku. Berharap Jake datang lalu marah karena aku tertidur dilantai dengan sembarangan bersama Halter. Aku lebih senang melihat dia marah daripada tidak tahu kabarnya sama sekali.

" Anne, kau tidak seharusnya tidur disini." Bisik orang itu lagi. Aku menggeliat antara sadar dan bingung, tidak bisa mengenali suara siapa ini dan harapanku masih sama. Aku ingin pacarku disini.

" Jake? " Aku berbisik dengan pelan sambil membuka mata dan menggeliatkan badan merasa pegal. Jangan bangun Halter.

" Bukan, ini Adam." Katanya lagi. Bukan Jake, bukan Jake. seketika saja aku merasa seperti jatuh dari atas langit yang tinggi. Dia Adam, bukan Jake kenyataan itu membuat perutku terasa nyeri. Aku langsung bangun dan duduk dengan gugup. Adam berjongkok didepanku seketika saja aku menjadi lebih gugup lagi. Jangan.

" Jake tidak pulang? " Tanyaku dengan berbisik pelan. Adam menggeleng.

" Belum " Dia menjawab dengan lembut. Berarti hanya ada aku dan dia dan Halter disini.

" Kau tidak akan menyakitiku kan? " Nafasku berubah menjadi terengah engah. Jangan lagi. Kumohon. Aku tidak ingin selalu berburuk sangka pada orang lain. Ini membuat hidupku sudah cukup melelahkan untuk dijalani, kenapa aku tidak bisa mengendalikan perasaanku sendiri?

" Aku tidak akan menyakitimu, kau yang justru menyakiti dirimu sendiri " Adam terdengar mendesah melihatku. Tiba tina dia mengulurkan tangannya untuk kuraih.
" Ayo, aku antar kau kekamar, kau bisa tidur disana dengan nyaman " Kata Adam. Halter bergerak disamping pahaku. Dia terbangun setelah tertidur juga disini denganku dalam kesunyian.

" Apa Jake akan pulang? " Pertanyaan yang keluar terdengar seperti pertanyaan seorang anak kecil. Ini memalukan.

" Tentu saja Anne. Jangan khawatir " Adam memberikan senyumannya yang manis itu lagi. Aku menarik nafas sebelum meraih tangan yang masih terulur didepanku, kemudian laki laki itu membantuku untuk berdiri, tertidur ditempa seperti ini membuat punggung dan pinggangku menjadi sakit juga kram. Adam membimbingku berjalan menuju kamar diikuti oleh Halter dibelakang kami. Langkah demi langkah terasa begitu menyakitkan mengingat jika yang ada didepanku sekarang adalah orang suruhan Jake, bukan dirinya sendiri. Setelah mencapai depan pintu Adam melepaskan tangannya perlahan dari tanganku.
" Kau ingin aku mengambilkan segelas air untukkmu? " Dia menawarkan.

" Ya " Aku mendesis padanya sambil menatap laki laki yang mulai membuatku merasa tenang, meskipun terkadang aku gugup dengannya.

" Aku akan mengambilkannya untukkmu, masuklah kekamar " Dia memerintah. Kupikir Adam akan mengantarku masuk tapi ternyata pemikiranku salah. Aku membuka knop pintu, tangan terasa dingin ketika bersentuhan dengan benda besi itu tapi nyatanya hatiku jauh lebih terasa beku. Halter masih terus membuntutiku dibelakang.

" Naik keatas tempat tidur bigboy " Aku menunujuk kearaj kasur dan berkata padanya. Dia bisa kupeluk sambil menuggu Jake datang. Dengan cepat anjing besar-lucu itu melompat dan merebahkan badannya di tempat empuk sana seperti keenakan. Senyumanku tidak bisa menghilang ketika melihat tingkahnya yang menggemaskan. Aku mendesah sambil memandangi temapt ini. Tidak ada yang berbeda hanya saja sepi yang membuatnya menjadi tampak tidak menyenangkan.

My BackbonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang