Aku dan kau bagaikan pelabuhan dan kapal. Aku yang slalu setia menunggumu, tanpa tau kapan kamu akan kembali padaku.
Bandar Lampung, Mei 2014
*********************************
Raut kecewa dan sedih kini sedang kami tunjukkan. Kami kalah dalam event tahun ini. Menempati posisi kedua. Aku dan teman-teman ku banyak yang memasang ekspresi kecewa, bahkan tak sedikit yang meneteskan air mata.
"Udah deh Sal, lo gausah nangis. Muka lo udah jelek jangan dibuat tambah jelek" ucap Friska tanpa dosa. Ingin sekali aku merobek mulut manusia satu itu, tapi apadaya? air mata lebay ku jatuh sejak tadi tanpa harus tau kapan berhenti."Bedak lo luntur nanti" lanjutnya.
"Temenin gue ke toilet sekarang" paksa ku dan menarik pergelangan tangan Friska sedikit kasar. Aku berniat untuk memperbaiki wajahku. Siapa tau tambah ber-aura.
Di antara gedung-gedung yang ada di sekolah ini, ntah mengapa aku langsung mengenali punggung sosok yang sedang kuperhatikan saat ini. Ekspresi wajahnya bahagia, terlihat tanpa ada beban sedikitpun. Senyum dan tawa lepas sangat terpancar dari paras tampannya.
"Fris" panggilku. Friska menoleh padaku, alis nya naik sebelah.
"Iya?kenapa?" tanya Friska bingung. Aku segera memutar kepala Friska ke arah sosok yang sedang ku tuju. Seorang Arsel Arifal Setya! sial. Manusia itu sedang bersama dengan seorang gadis, yang kukenal namanya adalah Bella, teman sekolahku yang terkenal karena memiliki body yang semok.
Ntah mengapa darahku terasa mendidih. Mataku terasa panas, seolah ada kobaran api di dalamnya. Dengan langkah seribu aku berjalan ke arah dua manusia brengsek itu.
"Maksud kamu apa?" ucapku to the point. Tangan ku sedikit kasar mendorong tubuh Arsel dan Bella.
"Lo gabisa liat? gue lagi mojok sama cowok gue" ucap Bella santai. Bahkan raut wajahnya tenang, seolah tak terjadi apa-apa.
"Ngapain lo sama Arsel? mau jadi perusak hubungan orang?" sindir Friska.
Bella tertawa sinis. "Gue juga pacaran sama Arsel" ucapnya tenang.
"Maksud kamu apa Sel? ngeduain aku gitu?" tanyaku dengan suara bergetar.
"Udah deh gausah lebay! gue mau kita putus" ucap Arsel tanpa beban.
"Ma..maksud ka..kamu apa?" tanyaku bergerar. Air mataku turun dan membasahi pipiku.
"Kurang jelas juga? kita putus!" ucapnya lagi.
"Ta..tapi ke..kenapa?"
"Gue gasuka sama cewek manja kayak lo, lo itu lebay najis tau gak!" ucapnya."Satu lagi, gue gasuka cewek yang rata depan belakang" ucapnya tanpa beban.
"Sal, mending kita pergi dari sini" ajak Friska menarik lengan ku. Namun aku tetap diam tak bergeming.
"Sel, makasih buat semua kejujuran kamu. Maaf, kalo selama ini aku cuma jadi beban buat kamu. Dan terima kasih juga, karena kamu sekarang aku tau. Semua cowok itu brengsek" ucapku dan pergi bersama Friska dari hadapan Arsel dan Bella.
Dunia ini adalah panggung. Tetapi, banyak aktor yang memerankan dengan buruk. Dan selamat, kamu memenangkan kategori itu.
N.D.C
******************************
Aku meminta kak Iqbal untuk menjemputku. Dari tadi aku menunggu di parkiran. Berkali-kali Friska mengajak ku untuk pulang bersama nya. Namun, dengan halus ku tolak ajakannya. Akhirnya, aku menunggu bersama Friska. Walaupun Friska sudah dijemput oleh supirnya, tapi dia tetap bersikeras ingin menunggu bersamaku. Akhirnya mobil kak Iqbal datang. Dia masih memakai seragam putih abu-abu nya. Ia baru pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Memory
Teen FictionIni adalah kisahku, Salsalia Amara Putri. Kisah cinta ku yang dimulai sejak aku duduk di bangku kelas 6 SD. Dan kini, aku sudah duduk di bangku SMA favorit di kotaku. Disini, aku bercerita tentang kisahku yang kumulai dari orang pertama hingga yang...