12. New Member

306 14 0
                                    

Pagi ini, aku mengendarai motorku dengan kecepatan di atas rata-rata. Sungguh sial, jadi tadi pagi ceritanya aku lupa untuk menyetrika seragam ku hari ini. Alhasil, aku menyetrika dalam waktu 30 menit! jadilah aku pergi ke sekolah kesiangan pagi ini. Untung nya, gerbang sekolah belum ditutup. Aku memarkirkan motorku di tempat biasa. Terlihat, motor Friska juga sudah terparkir manis. Aku menenteng tote bag menuju kelasku. Aku cukup heran pagi ini. Sejak tadi, para siswa sibuk melihat ku dengan senyum mengembang. Apa ini hari senyum se satu sekolah? pikirku asal.

Kulihat, seluruh murid sedang berkumpul di depan mading. Berhubung jiwa ke cewek an ku keluar, yaitu kepo level akut, aku ikut bergabung disana. Mataku terbelalak kaget melihat isi dari mading yang kini sedang menjadi tontonan satu sekolah. Disana, didalam mading itu terdapat foto yang diposting Deni kemarin, lengkap dengan caption dibawahnya "SWEET COUPLE IN THIS WEEK".Aku mengedarkan pandangan ke sekitar. Karena aku tau persis, siapa dalang dari kerusuhan pagi ini. Deni Armanda Kholik, pacar pura-pura ku!

"Bubar-bubar!" teriakku asal dan merobek artikel itu.Kan bisa bahaya kalau sampai guru-guru lewat.

Sementara kerumunan hanya bersorak kecewa dan bubar menuju kelas nya masing-masing. Aku berlari menuju kelasku. Berharap Deni sudah datang dan kupatahkan idung mancungnya!

"Deniiiiii!!!!!" teriakku dari pintu.

Seisi kelas hanya menatapku dengan senyum-senyum jahil.

"Kenapa sayang?" tanya Deni santai. Sontak membuat seisi kelas bersorak.

Ingin rasanya mematahkan hidung Deni, ditambah merobek mulutnya. Tapi, ntah mengapa tiba-tiba aku teringat tentang status kami.

"Gajadi" ucapku asal.

Deni berjalan mendekat." Kok kamu baru dateng sih? aku kira kamu kenapa-kenapa" ucap Deni sambil mengacak-acak rambutku.

Lagi dan lagi, untuk kesekian kalinya seisi kolas bersorak. Aku hanya diam dan duduk di bangku ku. Mendapati Friska yang sudah senyum-senyum sejak tadi.

"Apa?gak usah senyum-senyum!" ucapku kesal.

"Eh, senyum itu ibadah" ucap Friska.

"Lo bawa kaca gak? senyum lo kayak kuda lagi nyengir!"

Friska menoyor kepalaku."Maaf-maaf aja ya, Friska sang kembaran personil blackpink ini cantik apa adanya" 

Aku hanya menghela nafas pelan. Dan berharap, bahwa ini tak akan berkepanjangan.

***********

Daddy school masuk ke dalam kelas kami. Daddy school adalah sebutan dari kami, yang kami berikan untuk kepala sekolah. 

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi pak" ucap kami kompak.

"Hari ini kalian kedatangan teman baru"

"wuishhh anak baru coyyy, cantik nih pasti"

"Cantik? kalo cowok gimana?"

"Wah lumayan nih temen gemes baru"

"Body nya goals gak ya?"

Para siswa laki-laki sudah berasumsi macam-macam.

Sementara murid baru itu sudah masuk. Ternyata perempuan. Tapi tunggu, wajahnya terasa familiar. Otakku memutar keras, dan aku mengingatnya. Dia adalah gadis yang kutabrak kemarin. Calon pacarnya Deni. Aku menoleh ke belakang. Kearah bangku Deni. Disana, wajah Deni terlihat syok. Seperti tak percaya dengan sosok baru yang ada di depan kelas. Untuk sepersekian detik, Deni menatapku. Aku membalas menatapnya. Dengan kode mata, aku mengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Silahkan perkenalkan nama kamu" ucap Daddy school.

"Hallo semua. Perkenalkan, nama saya Ketty Nabila. Kalian bisa panggil saya Ketty. Salam kenal" ucap gadis itu.

jadi namanya Ketty

"Ada pertanyaan?" tanya Daddy.

"Instagram nya dong?"

"No hape?"

"Udah ada pacar belum?"

Ketty tak menggubris pertanyaan tersebut. Dia lebih memilih duduk di bangku kosong yang ada di belakang. 

***********

Jam pertama hari ini, guru mengadakan rapat. Aku menghampiri Deni yang tengah duduk gelisah di bangkunya.

"Den" panggilku pelan. Tapi ntah mengapa suasana kelas yang tadinya seperti pasar mendadak hening.

"Kenapa sayang?"tanya Deni. Kulirik seisi kelas hanya menahan senyum. Ntah mengapa tiba-tiba aku merasa risih.

"Happy birthday ya" ucapku memberikan tote bag yang kubawa tadi. Di dalam nya terdapat dua buah kotak.

"Thanks" ucapnya tersenyum. 

"Buka buka buka" ucap seisi kelas. Deni hanya tersenyum dan mengambil 2 buah kotak yang terdapat di dalam tote bag itu.

Pertama, Deni mengambil kotak yang ukuran nya besar. Dia membuka kotak itu. Dahinya mengernyit heran melihat isinya. Sementara aku hanya tersenyum.

"Sendal jepit?" tanya Deni.

Aku hanya mengangguk. Kemudian Deni membuka kotak yang ukurannya kecil. Dia membuka kotak itu, dan lagi-lagi tersenyum. Pria itu mengambil isinya. Kemudian, melingkarkan benda itu ke pergelangan tangannya. Kuberikan sebuah jam tangan yang sedang hits pada jaman sekarang.

"Makasih ya sayang" ucap Deni sambil menyentuh pipiku.

"Kamu tau kenapa aku kasih kamu dua barang itu?" tanyaku pelan.

"Kenapa?"

"Aku kasih kamu sendal jepit, supaya hati kamu selalu kejepit sama hatiku. Jam tangan itu aku kasih, supaya kamu slalu ingat tentang hubungan kita" ucapku bersikap kooperatif.

Kerumunan bersorak. Sedangkan satu sosok yang tertangkap mataku, hanya diam. Dia adalah Ketty. Yang hanya menatap datar kejadian di kelas.

tringgg

Bel istirahat berbunyi. Seketika, seisi kelas berlari keluar menuju kantin. Mungkin lapar sudah melanda perut mereka. Kini, hanya aku, Deni dan Ketty yang ada di dalam kelas. Sejak tadi, Deni terus menggenggam tanganku. Mungkin ini adalah strategi nya untuk memberitahukan pada Ketty, bahwa kini aku dan Deni memiliki hubungan.

Ketty bergerak berjalan ke arah kami. Untuk pertama kalinya, aku merasa gugup. Bukan karena Deni yang menatapku intens, melainkan karena takut Ketty melakukan hal yang ada diluar kepalaku.

"Den" panggil Ketty dengan suara parau.

Deni menoleh. Hanya menatap Ketty datar.

"Lo beneran pacaran sama dia? apa lo gak mau pacaran sama gue? kata tante Rita kita mau dijodohin?"

"Sorry gue gak mau sama lo" tolak Deni tanpa sensor.

"Tapi kenapa? Apa sih lebihnya cewek ini daripada gue?" ucap Ketty menggebu-gebu dam mendorong bahu ku kasar.

"Stop!" lerai Deni. " Jangan pernah lo sentuh Salsa sedikit pun! atau lo berurusan sama gue!" ucap Deni.

"Gak bisa. Siapa pun yang ngehalangin apa yang gue mau, maka hidup nya bakal gue usik!" ucap Ketty dengan suara lantang. " Jadi, jangan salahin gue, kalo gue bakal ngusik hidup lo" ucap Ketty lantang di depan wajahku. Kemudian, Ketty pergi dari hadapan kami.

"Lo tenang ya Sal. Gue bakal jagain lo kok" 

Hello MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang