7.Lucky

417 15 0
                                    

teruntuk kamu,Pria baik,yang slalu siap menjagaku disetiap waktumu.

*************************

Jarum jam di dinding ruang kelasku masih bertengger di angka 11:30. Pelajaran hari ini adalah olahraga. Seharusnya kelas 7B--kelasku-- praktek di lapangan. Tapi, karena hujan sedang turun, dan gedung olahraga sekolahku belum selesai dibangun, kami diberi tugas untuk diam saja di dalam kelas. Sebagian orang melakukan aktivitas utama, menggosip. Sebagian lagi ada yang sibuk memainkan ponsel masing-masing. Ada yang sibuk stalking mantan yang sudah dapat gebetan baru, ada yang sibuk video call dengan pacarnya, dan ada sebagian umat yang bermain game. Khusus untuk geng barisanku, sebagai gadis-gadis yang notabenenya  K-Pop sejati sudah pasti dong tau kami sedang apa? Yup, sibuk asyik menonton cogan-cogan yang ada di layar laptop Friska.

"Fix! Sehun punya gue" ucap Putri dengan antusias. Spesies satu itu memang sangat menyukai Sehun. Dan suka berkhayal, Sehun akan jadi suaminya! Apaan coba!

"Sstt diem deh!" gerutu yang lainnya. Mungkin, mereka sedikit merasa terganggu dengan suara Putri. Terlihat, Putri hanya memanyunkan bibirnya dan kembali menonton Oppa.

"Guys ada pengumuman sedikit" ucap Riko --sang ketua kelas-- yang baru saja masuk ke dalam kelas. Baju pria itu terlihat basah.

"Apaan?" tanya satu kelas kompak.

Riko berjalan ke depan papan tulis. Sedangkan umat-umat yang lain, diam dan mendengarkan Riko."2 hari lagi bakal ada lomba masak nasi goreng antar kelas. Dan yang masak, satu cewek dan satu cowok.Dan gue udah daftarin Deni sama Salsa yang masak" ucap Riko tanpa beban.

Aku terkejut bukan main."What? kenapa gue?" tanya ku heran. Volume suaraku naik satu oktaf.

"Ya udahlah gapapa. Tiba-tiba tadi gue keinget lo, yaudah gue daftarin lo aja sekalian" ucap Riko tanpa beban.

"Jadi lo numbalin gue gitu?" gerutu ku. Bukan nya apa, jangankan masak nasi goreng, ngerebus air aja gue takut panci nya gosong."Enggak, gue gamau bodo amat!" 

Wajah Riko terlihat bingung."Tapi kata kepala sekolah tadi gak boleh mundur, jadi mau gak mau ya lo harus mau"

"Sial!"

*****************

"Jadi, lo yang beli semua bahan oke? gaada penolakan,yang ada kewajiban nurut sama omongan gue!" ucapku menggebu-gebu. Sementara lawan  bicaraku hanya diam saja."Lo denger gak?" tanyaku galak.

Deni hanya mengangguk. Sebenarnya agak aneh sih memang, aku kan kesalnya ke Riko, tapi Deni yang kena imbasnya.

"Ya udah biar alat sama bahan gue aja yang bawa semua. Tapi, lo yang cari resep dan belajar masak di rumah. Kalo sampe kalah, lo gue hukum. Deal?" ucapnya sembari menyodorkan telapak tangan.

"Deal" ucapku mantap.

"Oke, udah ya gue deluan mau ke parkiran gue mau belanja" pamit Deni.

"Ya udah sana gausah pamit juga gue ikhlas lahir batin"

Kulirik jam  di pergelangan tangan kiriku. Arloji menunjukan pukul 1 siang lewat 14 menit. Semenit lagi pulang. Friska dan aku sibuk membereskan peralatan dan buku-buku yang ada di dalam laci.

Bel pulang sekolah berbunyi. Dalam waktu kurang dari 5 detik, seluruh kelas memuntahkan isi nya. Semua makhluk berebut untuk pulang deluan. Ada yang desak-desakan untuk berebut angkutan umum, desak-desakan untuk keluar parkiran pertama. Tentu saja hal ini bertujuan untuk menghindari antri. Khusus untuk aku dan Friska, rutinitas kami adalah jajan es cendol di dekat parkiran terlebih dahulu, baru lah sekitar 10 menit kami akan meluncur pulang.

Terlihat, seorang gadis sudah duduk di atas jok motorku. Aku mengernyitkan dahi bingung, siapa?kenapa?ada perlu apa? aku pun berjalan mendekat ke arah motorku.

"Bella?" gadis itu mengangkat kepalanya yang semula menunduk, kini sudah menatapku.

"Kita bisa ngomong?" tanya nya.

"Bisa" jawabku santai.

"Tapi gak disini, kita ke cafe di deket sini aja" ajak Bella.

"Oke, Fris lo ikut gak?" tanyaku pada Friska.

"Gue gabisa deh kayaknya Sal, nyokap gue tadi sms minta anterin belanja" ucapnya polos.

"Oke, ya udah lo hati-hati ya" ucapku. Friska mengangguk dan menjalankan motornya untuk pulang. Bella pun berjalan ke arah motornya dan pergi ke cafe, kemudian ku susul.

************

To: Mama

Ma, Salsa pulang agak telat ya. Ada tugas sama temen. Pesan itu ku kirimkan. Bohong memang. Tapi ya sudahlah. 

From: Mama

Iya, hati-hati ya.

Senyum tipis sempat terukir di bibirku. Kemudian aku menatap Bella.

"Lo mau ngomongin apaan?" tanyaku langsung to the point.

"Gue..gue cuma mau tanya? apa lo pernah ngelakuin hal kayak gue, waktu lo sama Arsel?"tanya Bella pelan.

"Maksud lo bibir gue dicium gitu sama dia?" sindirku langsung.

"Ya..ya sejenis gitu. Pernah?"

"Ya enggak lah! sorry ya, walaupun body gue gak se montok lo, tapi gue masih bisa jaga diri dan badan gue gak pe rnah di sentuh sama yang namanya cowok"

"Apa lo tau?gue gak pernah mau Sal ada di keadaan kayak sekarang. Arsel memang brengsek! gue juga mau minta maaf sama lo Sal" ucap Bella ragu-ragu.

"Maaf? untuk?" tanyaku bingung.

"Karena gue udah buat lo putus sama Arsel. Dan mungkin, gue juga buat lo sakit hati sama gue waktu itu. Tapi, sumpah Sal, gue gaada niatan mau ngerebut dia dari lo. Dan waktu dia mutusin lo dan bilang kalo lo, maaf rata depan belakang, jujur gue kaget. Gue mikir pasti dia cowok brengsek, dan ternyata bener"

"Gak usah minta maaf Bel, justru gue mau ngucapin terima kasih sama lo" ucapku tulus dari lubuk hati paling dalam

eaaa

"Terima kasih untuk?" tanya Bella bingung.

"Mungkin kedengerannya egois, tapi kalo gue gak diputusin sama Arsel hari itu, mungkin gue yang ada di posisi lo sekarang"

Mendengar itu, Bella hanya tersenyum. Lebih tepatnya tersenyum  miris.

"Kalo gue bisa muter waktu, mungkin gue bakal deluan patahin idung Arsel" ucap Bella

"Udah gak usah ngehayal" ucapku. Dan obrolan kami berlanjut sampai jam 5 sore!

***********

Parah! benar-benar parah. You know? kalo cewek udah kumpul pasti dong rutinitas gosip gak lupa. Obrolan ku dan Bella baru pulang jam 5 sore. Parahnya, lalu lintas sore ini sangat ramai.  Macet, alhasil aku baru masuk area komplek jam 6 kurang 10 menit!

Suasana komplek perumahan ku cukup sepi sore ini. Mungkin karena efek menjelang magrib. Letak rumah ku berada di ujung. Sebelum rumahku, aku harus melewati sebuah pos kecil, di sekeliling nya terdapat lahan yang ditanami oleh pohon singkong. Saat aku sedang mengendarai motorku, terdapat 4 orang pria yang kuyakini anak SMA. Mereka terlihat mengendarai 2 buah sepeda motor. Mereka memepetkan sepeda motor mereka di sebelah kiri dan kananku, alhasil aku berada di tengah-tengah mereka.

"Hay cewek, kenalan dong" ucap salah seorang pemuda dari rombongan itu. Aku hanya diam, tak tau harus bagaimana

"Berhenti dong" ucap salah satu nya lagi.

"HEH!" teriakku marah! bukannya takut, justru mereka ber-4 tertawa. Kesal! dengan sekali hentakan, gas motorku kutarik hingga Full. Gaspol! Dan akupun sampai di depan rumah.

"Salsa!" panggil suara itu,suara papa. Kelar!

Hello MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang