"Salsa!" mampus, suara papa. Yakin deh, bakal kena marah!
"Iya?" tanyaku pelan. Berusaha untuk menyembunyikan rasa takut.Dengan hati-hati, aku menggerakkan kepalaku untuk menoleh ke papa. Kudapati, papa kini sedang menataapku datar.
"Kenapa baru pulang? ini kan udah jam 6!" tanya Papa, dengan nada sedikit meninggi.
"Tadi..tadi Salsa abis ada kerjaan sama temen pa"
"Ya udah sana masuk, mandi abis itu makan malem" suruh papa
"Iya" jawabku seadanya. Aku pun beranjak ke kamar, berniat untuk membersihkan tubuhku yang sudah terasa lengket.
Sekitar butuh waktu 20 menit, kini aku sudah selesai dan memakai piyama pink bermotif bunga mawar milikku, aku memutuskan untuk menuju ruang makan.
Kudapati keluarga ku sedang duduk menyantap makan malam. Ruang makan di rumahku cukup besar, bahkan bisa dibilang besar. Namun, hanya saatu tertentu saja ruang ini di isi oleh penghuni rumah. Ketika makan malam, dan sarapan terkadang.
Orang tua ku yang menyandang status sebagai seorang "pebisnis" tentu sangat sibuk. Tak jarang, mereka pergi keluar kota, keluar pulau, atau bahkan keluar negri. Terkadang, ketika mereka pergi, aku merasa sepi dan kesal. Sepi, secara tidak langsung aku kurang perhatian dari orang tuaku, namun untungnya saat mereka berada di rumah, mereka slalu memberikan ku perhatian. Kesal? Ya iyalah!! Bagaimana tidak. Sudah pasti aku akan berada di rumah hanya dengan manusia terkutuk di muka bumi, Iqbal Anggara, cowok berstatus iblis yang tidak sengaja menyandang status sebagai ""Kakak".
"Kok pulang nya sore banget Sa" tanya Mama padaku.
"Iya ma, soalnya tadi aku sama temen aku tugasnya banyak banget. Makanya lama" jawabku berbohong.
Mama hanya mengangguk. Maaf ya ma, Salsa udah bohong ucapku dalam hati.
"Salsa" panggil papa sambil mengunyah daging ayam goreng dimulutnya.
"Iya pa" jawabku sambil meminum segelas air putih. Ntah mengapa, tenggorokanku terasa kering saat ini.
"Kamu sudah pacaran?" tanya papa tiba-tiba
Uhuukk tiba-tiba air yang ku teguk terasa terhenti di tenggorokan. "Eng..enggak kok pa" jawab ku berbohong
"Yakin?" tanya papa lagi
"Ya..yakin"
"Sejak kapan papa sama mama ngajarin kamu buat bohong?" tanya papa. Aku terdiam.
Aku menunduk melihat nasi yang ada diatas piring ku. Ntah mengapa, tiba-tiba selera makan ku hilang begitu saja.
"Papa boleh tanya sesuatu sama kamu?"
Aku hanya mengangguk
"Arsel siapa?"
Uhuukk
"Pacar kamu ya?" tanya papa lagi. Dan lagi-lagi aku hanya diam tanpa berniat untuk membalas pertanyaan papa.
"Iya pa pacarnya, tapi udah putus deh kayaknya" ucap kak Iqbal tanpa dosa. Aku menatap manusia itu tajam. Pas sekali kan, posisi ku dan dia berhadapan. Kalau bukan didepan mama dan papa, dan tak terhalang oleh meja makan, mungkin saja manusia satu itu tinggal nama lagi.
"Bener?"
"Iyaa pa" jawabku pasrah.
"Okee" jawab papa santai.
"Papa gak marah?" tanya ku tiba-tiba.
"Marah sih sebenarnya, tapi karena kamu udah putus marah nya gak jadi" ucap papa. Aku melongo mendengar penuturan papa barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Memory
Teen FictionIni adalah kisahku, Salsalia Amara Putri. Kisah cinta ku yang dimulai sejak aku duduk di bangku kelas 6 SD. Dan kini, aku sudah duduk di bangku SMA favorit di kotaku. Disini, aku bercerita tentang kisahku yang kumulai dari orang pertama hingga yang...