Aku mungkin saja masih berbunga-bunga karena perkakuan manis lelaki itu. Tapi, mungkin aku sedikit melupakan, bahwa di setiap celah kehidupan seseorang memiliki dinding kebohongan. Tentu saja itu berlaku bagi setiap manusia, termasuk Deni.
Terhitung sejak kembali nya kami dari school tour, hubungan ku dan Deni lebih sering melalui via chat. Karena kesibuk kan masing-masing, kami jarang bertemu.
Seperti diriku yang sudah sibuk dengan bimbel sepulang sekolah. Begitu juga dengan Deni yang sering menemani tante Rita.
Untuk masalah hubungan, memang kami lebih sering bertemu via sekolah. Sisanya hanya berbincang via chating. Tak lebih. Bahkan terkadang, aku merasa berada pada titik jenuh. Dimana terkadang aku merasa berfikir, apa lebih baik putus aja?
Seperti malam ini. Aku tengah memandang langit sembari bersandar pada dinding balkon kamarku. Menikmati kilau bintang yang bertabur di luas nya langit malam.
Cklek
Pintu kamarku terbuka. Dan nampak lah sang kakak tercinta.
"Kenapa?" Tanyaku to the point. Malas untuk berbasa basi.
Kak Iqbal memasang tampang cengenges. Kalau sudah begini, sudah positif ini anak pasti ada maunya!
"Temenin gue ya cari kado buat Aryl!" Aku mendengus kesal. Karena aku paham betul, lewat sikap kak Iqbal yang otoriter, tentu saja itu bukan kalimat permohonan, melainkan sebuah kalimat bertanda seru yang wajib untuk dipatuhi.
"Kalo gue tolak juga pasti lo bakal tarik gue keluar kan!" Ucapku sebal. Aku memajukan bibir ku beberapa senti. Menirukan ekspresi bebek.
"Anak pinter. Gue tunggu dibawah tiga puluh menit lagi. Jangan ngaret! Inget tiga puluh menit lagi" jelas kak Iqbal.
Aku hanya mengangguk-angguk kan kepala. Sabar sabar.
***********
Sudah sekitar tiga puluh menit, aku dan manusia terkutuk itu akhirnya pergi ke salah satu Mall untuk mencari kado untuk kak Aryl. Lalu lintas malam ini terbilang cukup ramai. Karena bosan, aku mengotak atik ponselku.Ting
Sebuah notip masuk. Ekor mataku melirik nama yang tertera pada benda persegi itu. Senyum ku mengembang. Deni.
Udah makan?
Aku mendengus kesal. Pasalnya, setiap kali chatingan paling-paling juga bahasan nya udah makan belum, jangan tidur kemaleman, dan pertanyaan membosankan lainnya!
Belum, aku lagi nemenin kak Iqbal jawabku seadanya.
Oke
Dan hanya tiga huruf balasan dari nya! Ini anak emang agak agak deh lama lama. Ntah mengapa, justru aku merasa berhasrat untuk membunuh Deni sekarang juga.
"Turun" perintah kak Iqbal.
"Hah?" Tanyaku kaget. Karena sejak tadi, aku sama sekali tidak fokus pada hal apapun selain ponselku.
"Turun. Kita udah di parkiran" ucap kak Iqbal melepas seat belt nya. Aku pun melakukan hal yang sama. Kemudian berjalan beriringan dengan kak Iqbal menyusuri setiap sudut Mall.
"Menurut lo, gue kasih Aryl apaan?" Tanya kak Iqbal polos.
"Kasih aja pembalut satu truk. Dijamin lo nggak akan diputusin sama dia" ucap ku asal.
Kak Iqbal spontan menjitak kepalaku sedikit keras. Aku sampai meringis dibuatnya.
"Awww sakittt woyy" ucapku kesal. Tangan ku mengusap kepalaku yang terkena jitakan maut manusia itu.
"Ngomong yang bener" ucap kak Iqbal.
Aku mendengus. Lagian aneh ya, yang pacarnya kan dia, lah kenapa nanya ke gue?. "Eh kak Aryl kan pacar lo. Jadi ya lo tau lah apa yang dia suka. Masak iya lo nanya ke gue sih!" Ucap ku kesal.
Kak Iqbal menggaruk tengkuk nya." Ya gue... gue takut aja salah kasih. Gue bawa lo yakan siapa tau cewek sama-sama suka barang yang sama gitu" jawab kak Iqbal polos.
"Ya udah kita liat ke sana aja tuh" tunjuk ku kepada kak Iqbal.
Kak Iqbal menoleh. Melihat sebuah toko boneka besar."Yakin ke toko boneka?" Tanya nya ragu-ragu.
"Ya terus apaan? Yang itu?" Tanyaku lagi sambil menunjuk toko pakaian dalam. Lagi-lagi kak Iqbal menjitak kepalaku! Sialan emang!
"Udah cepetan" paksa ku menyeret kak Iqbal untuk masuk ke dalam toko boneka.
Toko boneka besar ini terbilang sangat besar. Banyak boneka-boneka berbagai bentuk, model, warna yang tersedia disini. Ingin sekali rasanya ku beli semua!
"Bantu gue pilih ya" suruh kak Iqbal baik-baik. Aku menangguk.
Aku tersenyum saat melihat sebuah boneka babi berwarna pink berukuran sedang.
"Kak, mirip lo ya" ucapku sambil menunjukkan boneka babi yang ada di genggamanku.
Kak Iqbal melotot mendengar perkataan ku. Dengan sigap, kuletakkan kembali boneka itu ke tempat nya. Takut-takut malah nanti bangunin singa lagi!
Kak iqbal berjalan menghampiri ku. "Lo yakin mau nyaranin gue kasih Aryl boneka?" Tanya kak Iqbal masih ragu.
"Yakin lah! Lagian nih ya, menurut gue kalo lo kasih boneka itu masih masuk kategori aman-aman aja. Semua cewek suka boneka kalik" terang ku panjang lebar.
"Masak?"
"Serius gue. Karna bagi cewek, bukan seberapa bagus atau mahal barang pemberian dari cowoknya. Tapi dari seberapa tulus dan usaha perjuangan nya"
Kak Iqbal bertepuk tangan di depan mukaku." Adek kakak sekarang udah pinter. Pilihan lagi sana" ucap nya lagi.
Aishhh!
Setelah memilih satu-persatu boneka yang ada di toko itu, alhasil polihan nya jatuh pada sebuah boneka bebek berwarna kuning berukuran jumbo. Super jumbo malahan! Serius! Gedek nya aja setengah badan ku.
"Lo yakin mau ngasih kak Aryl boneka segedek itu?" Kini giliran aku yang bertanya dengan ragu-ragu.
"Yup! Oh iya, gue mau narok nih boneka di bagasi dulu ya, lo ke toko kue yang disana bentar ya pilihin gue kue ultah nya. Ntar gue nyusul"
"Aishh gue sendiri gitu?" Tanyaku kesal.
"Sebentar doang! Nggak usah takut. Nggak akan ada cowok yang godain lo kok, rata depan belakang gitu, mana ada cowok yang nafsu"
"Iqbal brengsek!!!!" Gerutu ku kesal.
Sementara kak Iqbal sudah tertawa terbahak-bahak sambil berjalan menuju parkiran.
Dengan langkah ogah-ogahan aku berjalan memesan kue itu disana.
Kenapa gak pesen di toko kue di pinggir jalan aja si, kan gak ribet ngambilnya! Kalo gini kan harus masuk Mall dulu buat ngambil! Lumayan tau duit parkir!
***************
Setelah memesan kue, kini aku dan kak Iqbal sedang makan nasi goreng. Dia sih yang makan, kalo aku minum doang kok. Iya minum, ditambah ice cream pie sama roti bakar.Ntah mataku yang terlalu tajam atau bagaimana, tapi yang jelas aku tak mungkin salah melihat punggung seseorang yang berada tak jauh dari hadapanku. Punggung itu milik....... Deni.
To: Deni
Lagi dimana?
From: Deni
Nemenin mama arisan. Kamu dimana?
To: Deni
Lagi nge gep cowok gue jalan sama cewek lain!
Makan sama kak Iqbal.
Jawabku berbohong. Jujur hatiku cukup panas, karena? Melihat Deni kini sedang berjalan berdua dengan seorang cewek. Sialan, udah berani boong aja dia! Awas aja nanti! Sampe benerang ngeduain gue, gue duain balik!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Memory
Fiksi RemajaIni adalah kisahku, Salsalia Amara Putri. Kisah cinta ku yang dimulai sejak aku duduk di bangku kelas 6 SD. Dan kini, aku sudah duduk di bangku SMA favorit di kotaku. Disini, aku bercerita tentang kisahku yang kumulai dari orang pertama hingga yang...