36

1.8K 208 8
                                    

Sunhi pov

Gadis itu menatap penuh iba kepada pria paruh baya di depannya, wajahnya lebih tirus dari terakhir kali mereka bertemu bahkan kantung matanya mulai menghitam menandakan jika pria itu kurang istirahat.

"Maaf sudah mengganggu waktumu nona Im" ucap paman Kim dengan suara lemahnya yang seakan tanpa tenaga, entah apa yang terjadi dengan para pria di keluarga Kim, jika semalam ia bertemu dengan Taehyung yang terlihat pucat maka sekarang ia melihat keadaan paman Kim yang terlihat lebih menyedihkan dari sang keponakan.

"Tidak sama sekali paman, kau bisa menghubungi ku kapanpun kau butuh bantuanku" ucap Sunhi sopan meski pria ini adalah paman dari orang masa lalunya.

Paman Kim tersenyum getir mendengar jawaban Sunhi, ia terlihat menyedihkan karena harus meminta bantuan orang lain terlebih orang yang menjadi korban atas tuduhan palsu dan itu hanya karena kelalaian bodohnya.

Pria itu menghela nafas sebelum mulai bicara, ia sudah putus asa baginya ini adalah satu-satunya cara yang tersisa. "Sebenarnya aku malu untuk mengatakan ini padamu, tapi paman benar-benar putus asa" Sunhi terus mengamati pria dihadapannya yang kini terlihat sangat menyedihkan, dadanya ikut merasa sesak ketika paman Kim saat ini.

"Aku mohon tolonglah kami Sunhi, tolonglah paman" ucap pria itu dengan suara bergetar menatap Sunhi penuh permohonan.

"Tolong-...kau bujuk Taehyung untuk mau bertemu ayahnya" Sunhi menahan nafasnya, sebenarnya ia sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh paman Kim tapi begitu mendengarnya langsung dari mulut pria didepannya jantung Sunhi terasa berhenti berdetak sepersekian detik.

"Ayahnya selalu menolak pengobatan sedangkan kondisinya sudah tidak bisa diharapkan"

"Aku tau dia sudah melakukan banyak dosa kepada Taehyung, tapi dia tetap adikku aku tidak bisa diam saja melihatnya menahan kesakitan sedangkan ia hanya ingin melihat anak satu-satunya" ucap pamn Kim diiringi isak tangis, tubuhnya sedikit bergetar menahan luapan kesedihan, ia seperti sudah melihat kematian pada adiknya sendiri.

Hatinya semakin teriris menyaksikan orang tua seperti paman Kim memohon sambil menangis di depannya. Ia ingin marah pada Taehyung karena membuat dua orang tua seperti paman Kim dan ayah kandungnya sendiri tersiksa karena ulahnya, tapi ia tidak berhak menghukum pria itu, ia mengerti alasan Taehyung belum bisa memaafkan ayahnya.

"Tolonglah Sunhi, bujuk anak itu agar mau bertemu ayahnya...dia tidak perlu melakukan apapun, dia tidak perlu mengatakan apapun, hanya..." perkataan pria itu sedikit tersendat karena isakannya.

"...dia hanya perlu datang dan melihat ayahnya sebentar" Sunhi sudah tidak tahan lagi, ia segera menarik tangan paman Kim yang terkepal dan menggenggamnya berusaha meberikan semangat. Wajahnya juga sudah basah oleh air mata, apa yang dilakukan paman Kim seolah mengingatkannya dengan Sana.

"Paman tenang saja akan ku pastikan membawanya untuk bertemu ayahnya" ucap Sunhi penuh janji. Paman Kim mulai menghapus air matanya kasar dan mengangguk lega.

----
Sunhi bergegas kembali ke rumah sakit tempat Sana dirawat, ayahnya menghubunginya tadi mengatakan jika ia harus pergi menemui seseorang dan meminta Sunhi menggantikannya untuk menjaga Sana, meski bibi dan paman Park selalu sedia menunggui Sana tapi ia tidak bisa lepas tangan, Sana tetap tanggung jawabnya.

Saat pintu lift terbuka dirinya dikejutkan dengan adanya sang ayah dihadapannya, Sunhi mengernyit takut jika ia sedang berhalusinasi tapi ia benar-benar dalam keadaan sadar saat ini. Ayahnya juga demikian terkejut dengan adanya Sunhi di tempat yang sama, padahal jelas-jelas ia tadi menghubungi Sunhi untuk menjaga Sana.

"Sunhi apa yang kau lakukan disini?" tanya ayahnya begitu menghampiri putrinya yang masih melihatnya bingung.

"Oh, aku menemui seseorang disini, apa teman yang appa maksud sedang dirawat disini?" tanya Sunhi menyampaikan rasa penasarannya.

Tuan Im mengangguk dan menunjukkan sebuah ruangan yang ia tuju, "dia dirawat diruang itu, aku dengar kondisinya memburuk" ucap ayahnya dengan raut wajah khawatir yang kentara.

Sunhi mengikuti arah tangan ayahnya dan bergeming ketika menyadari jika ruangan itu juga ditempati ayah Taehyung,nafasnya tercekat menyadari sesuatu. "Apa orang yang appa maksud adalah orang yang membantu appa selama ini?" tanya Sunhi memastikan.

Tuan Im mengangguk membenarkan pertanyaan putrinya, ia meras ada hal aneh dengan perkataan putrinya. Apa Sunhi juga mengenalnya.

"Apa orang itu bernama Kim Namsuk?" tanya Sunhi sekali lagi untuk memastikan.

"Bagaimana kau bisa tau tentangnya?" kali ini pertanyaan keluar dari ayahnya, pria itu terkejut bagaimana bisa putrinya mengenal orang yang selama ini sudah ia anggap sebagai penolongnya.

Sunhi menahan nafasnya mendapati satu lagi fakta yang terus berkaitan dengan Kim Taehyung, kepalanya terasa pening memikirkan semua kebetulan ini. Hidupnya seperti dipermainkan takdir atau mungkin memang seluruh hidupnya kini terus berkaitan dengan pria itu.

"Sunhi" panggil ayahnya sekali lagi karena Sunhi tak kunjung menjawab pertanyaannya ditambah wajahnya yang tiba-tiba memucat.

"Dia ayahnya Kim Taehyung" jawab Sunhi masih terlihat kebingungan.

"Taehyung?" tuan Im ikut menggumamkan nama yang terdengar familiar di telinganya, ia berusaha mengingat nama tersebut.

"Dia yang membantu appa bertemu denganku" imbuhnya dengan tatapan, kakinya terasa lemas seperti kehilangan tenaga membuatnya terpaksa menyandarakan tubuhnya ke sisi dinding yang ada di belakang tubuhnya.

"Sunhi, kau baik-baik saja?" tanya tuan Im khawatir melihat putrinya. Gadis itu mengusap wajahnya kasar kemudian beralih menatap ayahnya.

"Appa tau tentang kondisi tuan Namsuk?apa dia sesakit itu?" Sunhi mulai menodongkan pertanyaan kepada ayahnya, meski ia sudah mendengar tentang kondisi ayah Taehyung lewat paman Kim tapi dia masih ingin memastikan hanya sekedar untuk meyakinkan dirinya.

Melihat ayahnya yang menghela nafas dalam dan menganggukan kepalanya membuat Sunhi semakin sesak. Ia tidak mengerti kenapa dirinya harus terseret dalam masalah keluarga orang lain, tapi sisi kemanusiaannya tidak bisa dia abaikan. Jika dipikir kembali ia tidak punya alasan untuk marah atau mengabaikan Taehyung hanya karena kesalah pahaman.

Jika dia di posisi Taehyung dia juga pasti merasa dibohongi terutama dengan adanya bukti di depan mata, dan kenyataannya justru pria itu berjuang membuktikan jika Sunhi tidak bersalah bahkan pria itu mempercayainya. Ia lah yang terlalu egois dan termakan emosi hingga menghindari Taehyung tanpa alasan jelas. Sejak awal dia sudah menjadi pengecut dengan menyembunyikan kenyataan tentang keluarganya hanya karena takut pria itu akan meninggalkannya.

"Maaf appa aku harus pergi menemui seseorang" ucap Sunhi dan kembali menenggakkan tubuhnya. Ia sempat memeluk ayahnya sebentar kemudian pergi untuk menemui pria yang selalu ada dalam pikirannya. Dia akan menemui Taehyung.

Tbc.

Makin lama ceritanya makin maksa pengennye cepet2 ending tapi malah berbelit2😞
Author blm bisa melihat penyelesaian dari cerita ini :(

I Will Stay✖Kim Taehyung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang