6

3K 287 15
                                    

Taehyung pov

Pria itu melirik ponsel di sampingnya tanpa minat yang ia lakukan hanya melihat notif pesan masuk tanpa berniat sedikitpun untuk membukanya.

Ia tidak sedang dalam suasana hati yang baik saat ini ditambah dengan pesan dari orang yg paling dibencinya, jika bukan karena hubungan darah ia tidak akan mau menemui atau bahkan menerima pesan darinya.

Kali ini sebuah panggilan masuk namun berasal dari nomor yang berbeda. Ia menghembuskan nafasnya dan mengangkat panggilan tersebut meski dengan setengah hati.

"Yeoboseyo" ucap Taehyung.

"Apa harus aku menelfonmu dulu baru kau mau menjawab?" ucap orang itu kesal.

"Ah maaf ponselku tertinggal di dapur" ucap Taehyung beralasan.

"Kau tidak membalas pesannya. "

"Aku tidak tahu jika ada pesan."

Taehyung masih menjawab dengan tenang sedangkan lawan bicaranya mulai lelah dengan sikapnya, "Tae..aku tahu kau masih merasa kesal padanya,tapi tidak bisakah kau membalas satu saja pesan darinya?"

"Tidak" jawab Taehyung singkat,sekarang justru dirinya yg merasa marah.

"Dia masih keluargamu!"

"Aku tidak pernah berharap dia bagain dari diriku" ucap Taehyung sinis.

"Dia sudah meminta maaf"

"Aku tidak membutuhkan maaf dari seorang monster."

"Apa kau sadar siapa yg kau maksud itu! Bicaralah dengan sopan Kim Taehyung!."

Taehyung menghela nafasnya lelah ia sangat membenci percakapan seperti ini,ia benci kenyataan bahwa orang yang sedang mereka bicarakan adalah keluarganya.

"Sudah sepuluh tahun Taehyung,tidak bisakah kau memaafkannya?" ucap suara disebrang sana.

"Apa itu akan mengembalikan semuanya?" kini ia berbalik bertanya,tangannya mengepal menahan emosi.

Tidak ada jawaban apapun dari orang itu membuat Taehyung memilih untuk mengakhiri panggilan, "sudah larut istirahatlah aku tidak ingin paman sakit lagi." Setelahnya ia mematikan panggilan dan ponselnya sekaligus agara tidak ada lagi yg mengganggunya.

Pria itu berdiri dari kursinya dan melangkah menuju dapur mengambil air dingin dari kulkas dan meminumnya sekaligus.

Kepalanya terasa berat karena teringat kata-kata pamannya tadi.
"Tidak bisakah kau memaafkannya?"

"Argh!" Taehyung berteriak keras melampiaskan kekesalannya.

Maaf?

Bahkan jika itu sepuluh atau dua puluh tahun lagi ia tidak akan pernah memaafkan orang itu.

Ia harus merasakan rasanya dibenci dan sakit karena dilupakan,orang itu harus menerima akibat dari perbuatannya dulu.

----

Hari ini ia berencana pergi lebih siang agar tidak bertemu dengan karyawan lainnya,disaat seperti ini biasanya restorant sangat ramai dan semua sibuk melayani pelanggan sehingga ia tidak perlu menyapa para karyawannya.

Sengaja ia masuk lewat pintu belakang agar orang-orang tidak melihatnya. Penampilannya sedang tidak baik dan ia tidak ingin menjadi pusat perhatian terutama Sejung,gadis itu pasti akan menghujaninya dengan ribuan pertanyaan yang memusingkan.

Saat melangkahkan kakinya ia tidak sengaja melihat sesorang berpakaian pelayan berjalan ke arahnya, kedua tangannya membawa kantong plastik berukuran besar.

I Will Stay✖Kim Taehyung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang