24

7K 290 5
                                    

Noel pov

Hari ini adalah hari pertandingan putraku. Aku sangat antusias ingin melihat laga jagoanku.

"Sayang cepatlah....." aku memanggil istriku tercinta entah apa yg dia pakai hingga lama sekali.

"Iya sebentar....kenapa kamu ribut sekali sih."

"Aku ingin segera menyaksikan pertandingan putraku."

"Dia nanti tampil di nomer tengah." Jawabnya santai.

"Kau sudah tau nomer urutnya?"

"Iya. Matt yang memberitau ku." Jawaban itu membuatku panas dingin

"Oh pria itu?"

"Iya pelatih rey, dia juga suka menolongq saat rey membutuhkan seorang pria disampingnya."

"Jadi secara tidak langsung kau mengatakan dia yang menggantikan peranku, begitu?" Aku sedikit emosi.

"Noel kau cemburu?"

"Tentu saja. Harusnya kau menghubungiku memberitahuku bahwa kau hamil."

"Maaf noel...."

"Kau istri sah ku chel... aku tak ingin pria lain berada dihidupmu kecuali aku dan rey."

"Baiklah ....sekarang kita berangkat atau masih mau berdebat soal posisimu?" Tanyanya dengan senyumnya yang menggodaku.

"Kita berangkat." Jawabku lalu berjalan dan aku lupa mengatakan sesuatu jadi aku berhenti

"Chel."

"Ya."

"Jangan tersenyum seperti itu di depan pria lain. Senyum itu hanya untukku. Paham." Kataku yang ditanggapi dengan wajah polosnya.

Kamibmelaju menuju arena turnamen. Chel kita bisa dapat kursi didepan tidak ya.

"Orang tua biasanya mendapat kursi di barisan depan. Kau tenang saja."

"Apa rey akan terluka dalam pertandingan ini?"

" mereka mengenakan pelindung, tapi cidera ringan pasti akan ada sedikit."

"Chel aku gugup ini pertama kali aku menyaksikan putraku bertanding, aku takut dia kenapa kenapa."

"Dia sudah belajar bela diri sejak usia 6 thun. Dulu rey sering di bully teman temannya karena tidak punya daddy, jadi dia hanya bermain bersama matt yang memiliki tempat latihan taekwondo." Rachel mulai menceritakan rey kecil

"Rey bilang padaku kalau dia ingin belajar taekwondo seperti matt, dia bilang dia ingin menjadi hebat supaya bisa menggantikan daddy melindungi mommy." Mendengar cerita itu air mataku menetes. Rachel berhenti bercerita dan menatapku lalu menghapus air mata ku

"Maaf, tolong lanjutkan ceritanya."

"Aku mengijinkannya tapi dengan syarat tidak boleh menggunakan bela dirinya untuk berkelahi atau pamer kehebatan. Rey mulai belajar dari 0 di usia 7 tahun dia mendapat medali perunggu untuk pertandingan antar sekolah taekwondo. Beriring berjalannya waktu di usia 12 tahun rey berhasil juara taekwondo di tingkat propinsi dan dia semakin giat berlatih dan membantu matt melatih anak anak kecil. Dia berhasil membawa nama Philadhelpia ke turnamen seamerika serikat ini."

"Chel terima kasih."

"Untuk apa?"

"Kau telah mengandung, melahirkan dan merawat putraku. Aku benar benar merasa bersalah tidak ada saat kau membutuhkan aku maafkan aku sayang."

"Sudahlah noel sekarang kita buka lembaran baru, dan kau harus janji besok membantu aku mendisplay stand bazarku di new york fashion week."

"Baik nyonya besar." Mendengar jawabanku rachel tertawa lepas.

Sampailah kami di tempat turnamen dan tak sengaja kami duduk bersebelahan dengan zoe dan isttinya.

"Carl...."

"Hai...."

"Zoe lama tak bertemu." Sapa istriku pada sahabatku.

"Ya kau benar, bagaimana kabarmu chel?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik."

"Sudah sampai nomer berapa dude?" Tanyaku pada zoe.

" 27"

"Rey nomer berapa sayang?"

"31. Sebentar lagi sabar noel."

"Ini pengalaman pertamamu dude." Zoe menertawaiku.

"Seandainya aku tau putraku atlet beladiri juga aku pasti juga akan membanggakannya."

Moderator menyebut nomer rey. aku tegang menyaksikan putraku baku hantam di arena pertandingan. Putaran pertama rey lolos.masih ada beberapa putaran.

Setelah itu giliran nomer daniella putri zoe, dia tak kalah hebat dari rey. Dia dikelas wanita dan rey di kelas pria. Daniella lolos juga.

Setelah acara selesai kami ke belakang panggung untuk menemui rey.

"Rey." Panggilku

"Dad...." dia berlari menyambutku.

" good job! Kau hebat rey."

"Thanks dad. " katanya dengan mata memerah seperti hendak menangis, aku segera merangkum wajahnya

" hey boy whats wrong?"

"Ini seperti mimpi dad. Aku selalu berharap di akhir pertandingan daddy menemuiku dan mengatakan good job." Dia menangis. Aku segera memeluknya.

"Maaf son..daddy bersalah....daddy berjanji akan ada di belakang arena untuk mengucapkan good job padamu."

"Thanks dad. I love you."

"Love you to son. Lusa pertandingan final. Lakukan yang terbaik."

"Yes sir...."dia memberi hormat padaku dan kami tertawa bersama.

"Yah....mommy dilupain deh....." aku baru teringat istriku tercinta.

"Mom....." rey langsung memeluk mommynya.

" good job darl."

"Thanks mom."

"Senang daddy ada disini?"

"Pasti mom. Daddy menambah semangatku. Besok aku pasti mendapat medali emas."

"Semoga. Yang penting berdoa dan lakukan yang terbaik yang kamu bisa rey. Hasil itu belakangan. Okey darl?"

"Yes mom."

"Okey kembalilah ke mess. Ini makanan kesukaanmu."

Rey pov

Saat aku akan masuk ke mess, aku melihat gadis cantik itu.

"Mom.lihat kesana."

"Ada apa rey?"

"Gadis itu cantik ya ma?"

"Oh...kamu kenal?"

"Belum mom."

"Mau kenalan? Yuk."

"Mom!"

"Carl.... ini pasti daniella?" Aku heran dari mana mom tau nama gadis itu.

"Iya tante."

"Daniella ini rey putra tante."

Akhirnya aku bisa berkenalan dengan gadis ini thanks a lot mom.

"Ow.....jadi ini rey....gantengan aslinya ya...."

"Rey ini tante carolline teman baik mom."

"Apa kabar tante."

"Mirip denganmu waktu muda noel."

"Tentu saja dia putraku zoe."

"Daddy kenal juga?"

"Rey om zoe ini sahabat dan mitra bisnis daddy, sedang tante carl ininsahabat mommy dari sekolah dulu."

"Semoga kita bisa bersahabat juga ya daniella."

"Lebih dari sahabat juga boleh rey." Celetuk tante carl. Lampu hijau nih, tapi daniella kok diem saja.

"Berjuang son." Bisik daddy sambil menepuk bahuku.

Tbc

I AM WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang