Noel pov
Aku segera membawa rey pulang dan membiarkan papa bersama para keamananku disana menunggu ambulance.
" Kenapa tidak langsung pulang rey?
" Malas dad."
"Kau tau mom mencemaskanmu?"
"Aku tau." Jawabnya dengan ogah ogahan
" Lalu kenapa kau berbuat sepert itu?"
" Aku hanya butuh waktu untuk sendiri dad."
"Kau ada masalah dengan mom?"
"Tidak."
" Lalu?"
"Ck....dad aku butuh waktu."
"For?"
" Kalian mau punya bayi, aku terlalu dewasa untuk itu dan aku butuh menenangkan pikiran dan menyiapkan hatiku untuk itu."
"Really......?" Aku tak habis pikir aku akan mendapatkan bayi dan kabar itu kudengan dari putraku.
" Kau tidak tau?"
" No, mom belum cerita. Oke kita harus bicara kalau begitu."
" Please dad......"
"Okey son, berapa lama kau butuh waktu? Setelah itu kita harus bicara. Dada tidak mau mom stres memikirkan mu dan itu bisa mempengaruhi janinnya, itu yg pernah dad baca."
"Okey. Berikan aku waktu 3 hari."
"Okey. Dad janji dad tetap menyayangimu son. Karena kamulah pengikat mom dan dad jadi kami tidak bisa terpisahkan. Sedang adikmu ini dia adalah hadiah bersatunya kita bertiga. Mengerti son ?"
" Yes dad."
" Okey, sepakat 3 hari lagi kita bicara bertiga with mom okey?"
"Okey dad."
" Kita pulang."
Rey pov
Daddy dia sangat mengerti aku, beruntung aku memilikinya. Yah meski aku merasa menyesal kenapa tidak dari dulu aku bertemu daddy. Kenapa juga pria tua itu tidak menyukai mom. Padahal mom itu sempurna, bahkan aku bercita cita memiliki istri yang seperti mom. Tapi apa itu mungkin ya.
"Rey....kenapa mukamu? Kau berkelahi?" Tanya mom histeris begitu aku memasuki rumah dan dia melihat wajahku
" Mom, ini hanya memar biasa."
" Memar biasa bagaimana? Kau tidak sedang bertanding. Kau buat masalah?"
" Ayolah mom....jangan berfikir negatif tentangku." Aku merasa kesal
" Okey aku menolong orang. Mom bisa tenang sekarang?" Aku melihat wajah rileksnya.
" Aku kekamar mom." Kataku lalu naik kekamar
"Rey....!!!" Teriak mom
Rachel pov
"Sudah sayang biarkan dia sendiri. Biar aku yang mengobati lukanya nanti."
"Apa dia marah padaku?"
" Kita harus bicara dikamar." Ajaknya
"Sayang, apa benar yang dikatakan rey?"
"Hm? Rey bilang apa?"
"Dia akan punya adik. Benar disini ada buah cinta kita?" Jawabnya sambil mengelus perut bawahku.
" Hah.....jadi benar karena itu dia jadi dingin seperti itu."
" Kamu belum jawab pertanyaanku sayang."
" Iya noel. Aku hamil sudah memasuki minggu ke 11. Dan aku baru sadar kemarin, aku langsung cek ke dokter kandungan."
" Kenapa tidak mengajakku sih....aku kan pengen tau juga. Ini pengalaman pertamaku kau tau?"
" Maaf, aku hanya memastikan kemarin. 3 minggu lagi kau mau pergi mengantarku?" Tanyaku sambil membelai pipinya.
"Tentu. Aku akan sediakan waktu khusus untuk menemanimu. Aku bahagia sayang. Terima kasih." Dia memberi kecupan kecil berkali kali ke bibirku.
" Hai sweety.....daddy senang kau hadir diperut mommy. Jangan susahin mommy ya. Dan daddy janji akan bikin kak rey menyayangimu juga." Dia menyapa janin diperutku. Aku merasa hangat tak terasa airmataku menetes mengenai tangan noel.
"Hei kenapa menangis?"
" Aku bahagia. Aku ingin merasakan seperti tadi saat mengandung rey." Jawabku sambil terus meneteskan airmata. Dia merengkuhku.
"Sstttt......sudah....jangan menangis lagi. Aku minta maaf karena kurang giat lagi dalam mencarimu saat itu. Maafkan aku." Katanya sambil memelukku dan mengusap hangat punggungku.
====================================
Hai readers.......
Semoga suka sama part ini ya....
Happy reading and jaga kesehatan selalu ya.....
😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM WITH YOU
Roman d'amourRachel adalah seorang desaigner muda yg berbakat, saat dia dipercaya menjadi juri ajang pencarian bakat yg diadskan majalah fashion dia bertemu seorang pria yg ternyata itu adalah teman suami sahabatnya. "Aku tidak sudi mempunyai menantu orang renda...