Notif Wa 3 pesan dari 2 chat)
"Siapa sih? Gak tau orang lagi belajar aja!"
Akupun memutuskan untuk tidak membaca pesan itu dan mengaktifkan mode pesawat agar tidak ada yang menggangguku yang sedang berusaha memperbaiki kesalahan.
"Argh bodoh. Pelajaran gampang aja dapet kecil, bodoh dasar bodoh. Kenapa bisa salah hitung! Otak bodoh!" Umpat seseorang secara terus menerus.
Penyesalan kian datang padanya, ketika ia mendapatkan nilai kecil pada Quis pelajaran Fisika. Ia mendapat nilai 85 pada Quis itu. Bagi anak seusianya, yang tengah menginjak masa ABG penuh asmara mungkin itu nilai yang sangat besar mengingat tingkat kesulitan soalnya, tapi tidak bagi Dito. Seorang anak yang terkenal pintar dikalangan guru dan tak dikenal secara nyata oleh siswa lainnya disekolah itu. Ia anak yang sangat pendiam,cuek, dan tidak pernah menginjakkan kakinya di kantin sekolah. Namun, ia tetap memiliki banyak teman karena sifatnya yang humble membuatnya banyak disenangi oleh teman-temannya. Meskipun ia pendiam dan tak banyak siswa yang mengetahui keberadaan dirinya, dengan wajah putih tampan dihiasi oleh mata minimalis khas Tionghoa disertai hidung yang mancung, kaki yang panjang dan senyuman yang menawan ia mampu membuat perempuan yang melihatnya mengalami cinta pandangan pertama.
"Nak, kamu kapan mau makan?" Ujar seorang perempuan paruh baya bersuara di ambang pintu.
Tanpa melihat kearah suara ia tetap fokus pada buku dan soal yang tengah ia hitung "Bentar lagi,Ma." Ujarnya pada sang mama
Perempuan paruh baya itupun menggelengkan kepalanya dan melangkah masuk ke kamar anak kesayangannya.
"Ayolah, dari tadi sore kamu belajar terus. Merasa diri pecundang boleh, tapi jangan menyiksa dirimu dengan begini,Nak." Ujar perempuan itu sambil berdiri di sisi kiri anaknya.
"Iya Ma, iya. Nanti Dito makan kok. Tapi tunggu Dito selesai belajar dulu." Ujarnya sambil terus fokus menghitung hasil dari soal Fisika.
"Dari tadi itu terus jawabannya. Otak pintarmu butuh tenaga, butuh asupan. Ayo makanlah." Ujar mama Dito sambil dengan volume yang agak keras berharap agar anaknya mau mendengarkan omongan ibunya.
Benar saja Dito tersentak dan berhenti menghitung lalu melepaskan pensil yang ada ditangannya. Ia beranjak dari meja belajar menatap sang mama.
"Maafkan Dito, Ma. Dito terlalu bodoh sampai terlalu begini." Ucap Dito sambil menatap penuh penyesalan di hadapan sang mama.
"Tidak. Anak mama pintar. Hanya saja, masih balita sehingga harus terus menerus diingatkan makan." Ujar sang mama sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi putih itu.
Dito pun memeluk sang mama.
"Mama siapin makan. Mama tunggu di meja makan. Gak ada alesan. Ditunggu 5 menit." Ujar sang mama sambil melepaskan pelukan hangatnya dan nada suara yang berubah menjadi tegas.
Dito hanya mengangguk. Perempuan paruh baya itu keluar kamar dan Dito membereskan buku serta merapikan meja belajarnya. Setelah itu Dito langsung menuju ke meja makan untuk memenuhi pesan sang mama.
Ia melihat sang mama yang sudah berada di depan meja yang penuh dengan lauk pauk buah-buahan sambil mengaduk segelas susu."Wah, Mama masak sup? Kelihatannya enak." Ujarnya sambil membuka tutup wadah sayur.
"Percuma enak kalo anak yang tersayang susah buat disuruh makan." Jawab sang mama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buper Cinta
Romantika" Cinta kok maksa sih? Cinta itu gak boleh dipaksakan Dito!" " Bisa karena biasa, biasa karena terpaksa. Semuanya akan biasa saja setelah ini dipaksakan. Jadi,ayolah terima saja cintaku ini." Dito Almehry Putra " Percuma emang ngomong sama pemaksa...