Yes, sukses

66 23 6
                                    

" Tarik ucapan Lo! Cowok cantik." Suara datar membuat Nina tersentak, lalu mengangkat kepalanya.

Ia menangkap jelas sosok itu, ia menatapnya dengan tatapan nanar karena matanya sembab. Ia ingin pergi, tapi tak mungkin dengan keadaan dirinya yang seperti ini. Nina menyembunyikan lagi wajahnya di tangannya, berharap sosok laki-laki itu segera pergi. Ia justru mendengar suara langkah kaki yang mendekat dan berjongkok di hadapannya. Nina merasakan tangan lembut itu memegang wajahnya, mengangkat kepalanya sehingga terlihat jelas wajah sendunya saat ini.

Laki-laki tersenyum manis lalu melirik name tag di sisi kanan bajunya.

"Namanya Nina Oktaria Indina? Hah? Seriusan ini Nina? Mana garangnya? Kok mewek,sih? Biasanya juga dikit-dikit mau  nonjok, ini kok kebalik jadi nangis sampe matanya biru karena sembab. Kek banci ih, gak kayak panda lagi."

" Tolong pergi Dit, jangan ganggu gue dulu sekarang!" Kata Nina lirih.

Laki-laki itu adalah Dito, seorang yang tengah mengorbankan nasib putra sahabatnya, karena ia tengah bolos jam pelajaran matematika.

" Ok. Ayo pergi." Jawab Dito sambil berdiri dan mengulurkan tangan kanannya pada Nina.

Nina melihat ke arah si pemilik tangan itu, dia benar-benar gila bila berhadapan dengan orang ini. Nina hanya memalingkan wajahnya, tak peduli karena ia rasa berdebat hanya akan membuat otaknya terbebani, ditambah lagi lawan debatnya adalah Dito.

Dito mengambil posisi duduk disamping Nina yang memalingkan wajah darinya, menarik nafas pelan.

" Gue tau itu bukan salah Lo, jadi Lo  gak berhak keluar dari sekolah ini!"

" Sebener apapun gue, tetep aja yang salah gue, bumi emang bukan tempat yang bagus buat manusia tak berguna kayak gue, gue mau mati aja rasanya!"

" Emang kalo Lo mati gak dikubur di bumi,apa? Lagian nih yah, setau gue semua ciptaan Allah itu gak ada yang salah sasaran. Contoh aja bakteri, dia bisa bikin penyakitkan? Tapi dia berguna buat proses pembusukan. Jadi tarik ucapan Lo itu, hey cowok cantik." Kata Dito sambil menatap Nina yang juga menatapnya.

" Lo gak ngerti masalah gue, jadi tolong lah, jauh- jauh sana, balik ke kelas kek ke kantin apalah terserah Lo, jangan bolos disini sama gue." Kata Nina dengan nada mengusir.

" Siapa yang bilang gue bolos disini sama Lo?"

Nina menggelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan respon Dito.

" Heh idiot! disini cuma kita berdua. Lo bolos kesini sama angin gitu? Apa sama butiran debu?" Bentak Nina.

" Gue kesini bolos sama masa depan gue kok."

" Akses mencapai masa depan itu di kelas, bukan di gudang bekas." Balas Nina ketus.

" Orang yang akan bersama gue di masa depan, maksudnya. Hadeuh, loading nya kapan sih cepet!"

Nina mengerutkan keningnya melihat sekelilingnya " Gak ada orang." Pikirnya.

" Tuh masa depan gue lagi mantau sekitar, lihat-lihat ada orang lain apa nggak disini." Kata Dito sekenanya.

Buper CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang