Bareng gue,yah?

62 24 2
                                        

Senin pagi.... Pagi Senin... Senin.


Semua orang mungkin benci hari ini. karena, kalian tahulah. Hari ini adalah hari dimana tepuk tangan siswa bergemuruh hanya untuk amanat dari guru pembina yang dari awal sampai akhir tidak mereka dengarkan dengan saksama. Alih-alih mendengarkan, mereka malah ikut beramanat juga dengan teman di barisan kanan,kiri depan ataupun belakang mereka.

Nina, anak keras kepala yang sudah langganan berdiri didepan,ketika upacara bendera karena datang terlambat. Hari ini ia memutuskan untuk insyaf dengan bangun pagi jam 5.30 wib. Meskipun bagi orang lain itu sudah kesiangan, bagi nina itu adalah pencapaian luar biasa, bagi kaum lemah yang biasa bangun pukul 6.45 wib. Iya, biasanya nina pergi ke sekolah tanpa mandi hanya menyikat gigi dan cuci muka saja.

(Astaga Nina, kamu ini cowok apa cewek sih? Malesnya gak ketulungan).

" Nina bangun!"

Ninapun membukakan pintu dan melihat neneknya yang sudah membawa segelas air yang pasti ia akan gunakan untuk membangunkan Nina.

Nina hanya tersenyum. Sementara neneknya malah terkejut sambil membuka mulut.

" Kamu tobat apa abis obat?" Tanya nenek.

Nina hanya menggelengkan kepala lalu mengangkat bahu.

" Jam segini kamu sudah bangun? Sudah mandi dan rapih lagi?" Kata nenek sambil memutar-mutar tubuh Nina .

" Kamu Nina cucuku yang suka susah dibangunin tidurkan? Yang sukanya hibernasi di kamarkan? Yang sukanya bikin peta di kasur pake iler,kan?" Tanya nenek berulang kali.

" Maaf, pertanyaan Nenek tidak dapat dijawab. Karena Nenek terlalu cantik." Jawab Nina seperti nada panggilan di stasiun kereta api.

Nenek manyun " ih kamu ini, selalu ih." Katanya malu-malu sambil mencubit perut Nina.

" Nenek sih bawel, nanya satu satu dong!"

" Abisnya kamu aneh, jam segini dah siap, biasanya kan harus pake bantuan ini." Ujarnya sambil mengangkat secangkir air yang ia bawa.

" Kalau kamu udah bangun gini, berarti ini sia-sia dong!" Sambungnya.

Tanganku mengambil secangkir air ditangan nenek.

" Sini biar Nina yang minum, biar lebih berguna." Jawabku lalu meminumnya.

Nenek hanya diam terpaku.

" Gudd, itu terbaik emang diambil langsung dari sumbernya, yaitu kran kamar mandi."

Aku terbelalak kaget mendengar perkataan nenekku ini, sampai aku terbatuk-batuk karena tersedak.

" Uhuk uhukk, Nenek kebiasaan ih, ngerjain mulu, aku tinggal pergi kemah baru tau rasa nanti." Kata Nina  karena sebal.

" Tinggalin aja. Kamu kan gak diajak ke acara kemah." Jawabnya yang langsung ngejleb di hati tembus ke lambung.

Aku hanya diam, karena malas membahas soal kemah ataupun Pramuka.

" Aku pergi sekolah dulu,Nek." Kata Nina sambil mengambil tangan nenek nya untuk dicium .

Setelahnya, Nina mengambil tas di kamarnya.

Buper CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang