24

59.8K 4.7K 544
                                    

Baca part 23 terlebih dahulu sebelum membaca part ini, ya 😊.

Voment juseyo!

Stella memandang Sehun dengan tatapan membunuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stella memandang Sehun dengan tatapan membunuh. Kalau di dalam sebuah kartun animasi, mungkin saat ini kepala Stella sudah mengeluarkan tanduk. Bagaimana Stella tidak marah jika Sehun dengan seenak hatinya merusak hasil kerja keras Stella.

Sehun bahkan merobek gaun yang dengan susah payah Stella beli, lalu dengan tidak tahu dirinya Sehun menyuruh Stella untuk kembali mengganti pakaian serta mendandani Jessy dengan berbagai macam persyaratan yang membuat Stella pusing tujuh keliling.

Stella menghela nafas berat kemudian menyuruh Jessy untuk keluar dari kamar dan menemui Sehun. "Bagaimana ?" tanya Stella.

Sehun menatap Jessy yang berdiri di hadapannya. Ia menggunakan gaun berwarna coklat muda yang terlihat lebih tertutup dari pada gaun sebelumnya walaupun panjang gaunnya hanya sampai sepuluh centi di atas lutut Jessy. Riasan di wajah Jessy juga terlihat lebih sederhana dan simple. Kendati begitu, Jessy tetap terlihat anggun dengan rambutnya yang di curly pada bagian bawah.
Sehun berdecak kesal. "Kenapa dia masih saja cantik ?"

Demi tuhan rasanya Stella ingin menendang kejantanan Sehun sampai kejantanan pria itu tidak bisa lagi ereksi. Stella sudah menuruti keinginan Sehun yang katanya tidak boleh mendandani Jessy dengan terlalu cantik, Stella membuat Jessy memakai pakaian yang lebih tertutup dan Stella juga sama sekali tidak menutupi hickey -yang katanya Sehun berikan untuk menandai Jessy- dengan concealer atau sejenisnya.

Jadi sekarang dimana lagi kesalahan Stella ? Kalau mau disalahkan, kenapa tidak menyalahkan wajah Jessy atau mungkin mata dan otak Sehun sendiri yang selalu memuja-mujakan paras Jessy itu.

"Jadi sekarang bagaimana lagi, Oh Sehun ? Haruskah aku mendandani Jessy-mu ini seperti dakocan ? Kenapa tidak kau coba saja dandani dia sendiri!" ucap Stella dengan senyum yang justru terlihat horor.

Sehun melirik jam tangan mahalnya. Waktu menunjukkan pukul delapan malam, Sehun sudah terlambat dan tidak ada waktu lagi untuk merias ulang Jessy. Tanpa menghiraukan tatapan maut Stella, Sehun menuntun Jessy untuk pergi, meninggalkan Stella yang berdiri di tempatnya sambil berkacak pinggang.

 Tanpa menghiraukan tatapan maut Stella, Sehun menuntun Jessy untuk pergi, meninggalkan Stella yang berdiri di tempatnya sambil berkacak pinggang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweetest Sugar ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang