Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jessy membuka pintu rumah. Gadis itu berjalan masuk dan menjatuhkan tubuhnya diatas sofa putih ruang tamu sambil menghela nafas berat. Jessy merogoh tas selempangnya untuk mengambil ponsel miliknya dan memutar sebuah lagu agar menimbulkan kesan ramai. Tapi dia mendengus kecewa setelah melihat benda persegi itu mati. Ada-ada saja! batinnya.
Jessy bangkit hendak melangkahkan kaki menuju kamarnya untuk ganti baju. Awalnya, Jessy memang berniat untuk masuk ke dalam kamarnya, tetapi langkahnya terhenti ketika melewati pintu kamar Sehun yang sedikit terbuka.
Penasaran, Jessy mendekat dan membuka lebar pintu kamar Sehun. Gadis itu celingak-celinguk memastikan bahwa tidak ada orang yang memergoki aksinya. Merasa aman, Jessy tersenyum senang dan memutuskan untuk memasuki kamar Sehun lalu menguncinya dari dalam.
Jessy berkeliling kamar bernuansa hitam itu. Tidak ada hal yang istimewa sebenarnya, kamar itu tidak jauh berbeda dari kamar-kamar pada umummya. Baiklah, mungkin ini sedikit tidak sopan. Ralat, bukan sedikit, tapi memang sangat tidak sopan.
Beberapa bingkai foto di atas meja menarik perhatian Jessy. Ia mengambil salah satu figura dimana terdapat foto Sehun bersama Chanyeol, Kai, serta Baekhyun saat masih SMA. "Ternyata, Sehun sudah berteman lama dengan mereka," gumam Jessy. Jessy memperhatikan Sehun di foto itu, walaupun tampan, ternyata dulu Sehun memiliki badan yang kurus dan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Lalu, bagaimana bisa sekarang Sehun punya badan kekar, bahu lebar, dengan tinggi menjulang seperti itu ?. Inikah yang disebut puberty goals?
Jessy meletakkan bingkai foto itu dan mengambil bingkai foto yang lain, diamana terdapat potret Sehun kecil yang sedang duduk disebuah kursi bersama dua orang dewasa yang tengah menciumnya dari sebelah kanan dan kiri. Jessy yakin itu orang tua Sehun. Kini Jessy tahu dari mana Sehun bisa memiliki wajah tampan rupawan seperti itu.
Jessy kembali meletakkan bingkai foto itu ditempatnya semula, dia lalu duduk di tepi tempat tidur yang masih dalam kondisi rapi sambil memandang sekitar. Bad cover hitam itu menguarkan aroma khas milik Sehun. "Hanya Sehun yang punya aroma ini," celetuk Jessy seraya memejamkan mata dan menikmati wanginya.
Hembusan angin dari celah jendela ditambah dingin dari pendingin ruangan yang mana suhunya sudah diatur dengan sangat pas, membuat Jessy merasa nyaman dan tenang. Hingga tanpa di sadari, Jessy tertidur di kamar Sehun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
