63

22.2K 2.7K 217
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

Sehun mengalihkan pandangannya dari layar komputer saat mengetahui ponselnya bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun mengalihkan pandangannya dari layar komputer saat mengetahui ponselnya bergetar. Pria itu mengernyit, berpikir sesaat saat melihat nomor tidak diketahui yang menghubunginya menggunakan panggilan telepon, orang ini lagi, batinnya berbicara. Sudah kedua kalinya penelpon tersebut menghubungi Sehun, pada panggilan yang pertama, Sehun mengabaikannya, tapi saat ponselnya kembali bergetar dan tulisan 'unkown number' melintas disana, entah mengapa Sehun jadi berkeinginan untuk mengangkatnya, ada sesuatu.

Menimang sekali lagi sebelum menghela nafas berat, Sehun mengusap layar untuk menyambungkan panggilan.

"Wah, susah sekali menelpon orang sibuk ternyata."

Sehun terdiam dengan raut wajah datarnya, pria itu tetap bungkam untuk sementara waktu. "Siapa ?" Ia kemudian bertanya tanpa berbasa-basi, dengan kalimat yang terdengar dingin.

"Kau orang yang sama sekali tidak bertele-tele ya, bagus, aku cukup suka. Hmm jadi bagaimana aku harus memperkenalkan diri ? Sebagai malaikat pencabut nyawamu dan Jessy sepertinya boleh juga."

Sehun menegang, mata pria itu memincing dengan tatapan berapi-api. Sementara Kris yang menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres menoleh, memperhatikan gerak gerik Sehun dengan kedua matanya.

"Bajingan!" Ucap Sehun pelan namun menusuk, membuat sang lawan bicara di seberang sana tertawa terbahak-bahak.

"Oh tenang, kawan, jangan emosi begitu. Santai dulu, dong," jawabnya dengan suara mengejek yang terdengar begitu memuakkan di telinga Sehun.

"Lepaskan Jessy!" Perintah Sehun mutlak.

Tawa mereda, terdengar decihan dari sambungan telepon sebelum seseorang disana berucap; "Aku bukan pesuruhmu, sialan!"

Kris mengangkat sebelah alisnya, kira-kira, pria itu sudah bisa memahami situasi yang terjadi sekarang. Menerka-nerka siapa penelpon yang memancing kemurkaan Sehun, pria itu menyuruh Sehun untuk mengaktifkan tombol loudspeaker yang kemudian Sehun turuti.

"Aku peringatkan, jaga tingkahmu terhadapku!" Suara milik seorang pria yang tak lain adalah Dragon itu kuat dan penuh intimidasi sebelum kekehan renyah kembali terdengar lagi. "Ah, aku sepertinya membuatmu tidak nyaman, ya ?" Dragon bertanya dengan sebuah kalimat yang lebih terdengar seperti kalimat pernyataan. "Ngomong-ngomong aku tidak menyangka kau akan berada di Hainan secepat itu, sepertinya aku sedikit meremehkanmu. Jangan terkejut, aku memang selalu mengawasimu. Ngomong-ngomong, Hainan punya pemandangan pantai yang indah, aku harap kau menikmatinya."

Kris kembali kepada layar laptopnya, berusaha meretas, melacak keberadaan sang penelpon. Namun percuma, gagal. Sistemnya terlalu canggih, peralatan Kris bahkan tidak bisa melacaknya sedikitpun.

Sweetest Sugar ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang