30 - Duka Yang Sulit Dipercaya

224 16 2
                                    

3 Hari kemudian...

Nay berjalan menyusuri koridor kelas sendirian ia berharap ini adalah mimpi buruknya dan ketika ia bangun ada para sahabatnya yang mengejutkan seperti sebelumnya.

Tapi, bukan itu lagi melainkan beberapa siswa yang melewatinya memberinya setangkai bunga lily dan mawar putih sebagai tanda berduka cita.

"Apa-apaan ini hah?" bentak Nay emosi ketika beberapa siswa memberinya bunga

"Turut berduka cita kak"

Siswa kelas X dan XI langsung berlari setelah memberi bunga yang bahkan tak diambil oleh Nay itu.

"Sahabat gue belom meninggal" teriak Nay kesal

Geng Mochachinno yang tak lain adalah geng Nay juga yang terbentuk sewaktu kelas X lalu langsung menghampiri Nay dan memeluk Nay bersamaan.

Walaupun Ella Ex Mochachinno namun Ella ikut memeluk Nay erat seperti Mutiara, Happy, Syani, Yusra dan Aini.

"Kita ada disini buat loe dek" ucap Mutiara sedih

"Kita gak ninggalin loe Nay" ucap Ella memegang tangan Nay

Nay semakin menangis sejadi-jadinya ia sebenarnya tak percaya harus kehilangan kelima sahabatnya sekaligus.

"Anak-anak juga sedih begitu tau berita penculikkan loe dan sahabat loe itu Nay. Mereka cuma bisa ungkapin lewat bunga ini" ucap Happy menangis memegang setangkai bunga lily

"Jauh-jauh dari gue" bentak Nay langsung melepaskan pelukan sahabatnya itu

Nay langsung menuju kelasnya dan duduk di kursinya sambil menelungkupkan wajahnya berharap Angga datang menghiburnya karna itu adalah kebiasaan saat ia sedih seperti sekarang ini.

Tetap saja tidak ada membuat Nay menangis sejadi-jadinya kenapa harus dia lagi yang merasakan kehilangan? Seandainya Tuhan tidak mengizinkan ia bahagia ambil saja nyawanya sekarang pikir Nay putus asa.

Tidak ada Angga, Al, Gema dan Icha ataupun Asbi yang biasanya setiap pagi mengucapkan 'good morning' atau biasanya ia mendengar keluhan Icha yang sudah ngedumel pagi-pagi karna dijahili Gema. Semuanya tidak ada lagi.

Nay tidak merasakan bahwa putih abu-abu itu indah, putih abu-abu disini justru menyakitkan membuat Nay ingin segera selesai dari masa bernama SMA ini.

"Kak Nay" panggil Puti diambang pintu kelas Nay

Nay menoleh air matanya tak kunjung berhenti sedari tadi melihat Puti ia hanya diam dan Puti langsung menghampiri nya dan memeluknya.

"Gue udah kehilangan Bumi, Oksigen buat gue napas dan sekarang bintang kehidupan gue juga gak ada buat apalagi gue hidup?" lirih Nay menangis

"Kak Nay harus kuat kak... Kakak pasti bisa lewatin ini" ucap Puti

"Gak Puti... Gue udah kehilangan semuanya" sahut Nay menggeleng

"Gak tau kenapa sebelum kejadian itu kak Gema nitipin ini ke aku buat dikasi ke kakak" ucap Puti memberikan sebuah kotak musik

"Gema" panggil Nay menangis. "Gue tau dia kasi ini karna gue sering mimpi buruk.. Dia bilang bakalan kasi sesuatu supaya gue gak mimpi buruk lagi" ucap Nay tersenyum sambil menghapus air matanya

"Jangan nangis lagi kak" ucap Puti menghapus air mata Nay

"Biasanya...Angga ngapusin air mata gue" ucap Nay menangis lagi

Puti kembali memeluk Nay untuk memberi Nay kekuatan karna Nay sama sekali terlihat down.
Handphone Nay kembali berdering saat Nay melihat nama yang tertera "Bara" Nay langsung menjawabnya.

Blueblood On Fire <Selesai>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang