Al tak tau apakah yang dilakukannya ini salah atau benar? Menjadi Ozik untuk Nay bukanlah hal yang mudah seperti yang dibayangkan apalagi terkesan sikap Angga dan Gema memusuhi Al karna Al bertindak sendiri tanpa kompromi lagi pada mereka dan pasti berita ini akan sampai di telinga Asbi pikir Al.
Sedangkan Icha malas berkomentar dan memilih diam daripada ia mengeluarkan komentar pedas yang kemungkinan Nay akan sakit hati atau lebih parahnya semakin nekad sebagai sahabat Icha hanya bisa menasehati dan mendukung keputusan sahabat-sahabatnya selama hal itu positif.
Bell pulang sekolah berbunyi Al buru-buru keluar dari kelas dan menuju parkiran lalu mengganti seragamnya agar tidak terlihat oleh Nay. Kelas Nay memang sedikit terlambat pulangnya karna ada suatu keperluan sementara Icha sudah menunggu bosan didepan kelas Nay.
"Sorry ya Cha lama" ucap Nay tak enak
"Gak papa sih cuma 15 menit doang... Oh ya pinjem buku bahasa indo dong" sahut Icha
"Oh ada di loker gue tuh... Yuk kesana aja" ajak Nay
"Nay... Loe bener-bener yakin kalo dia memang Ozik?" tanya Icha pelan
"Icha, loe jelas liat tadi pagi kak Ozik dateng kan?" tanya Nay setengah tertawa
"Gimana kalo dia hanya pura-pura loe bakal sakit lagi Nay?" keluh Icha
Nay membuka lokernya dan menyerahkan buku paketnya pada Icha tanpa berkata apa-apa lagi.
"Nay loe marah sama gue?" tebak Icha
"Kenapa loe semua gak boleh gue sama kak Ozik?" tanya Nay kesal
"Bukan gitu Nay... Gue hanya..." sahut Icha terputus
"Hanya apa? Icha loe tau gue cinta sama kak Ozik dan sekarang kak Ozik udah kembali" potong Nay
"Nay gimana kalo itu hanya penglihatan loe aja? Nay gue cuma gak mau loe disakitin lagi" tegas Icha
"What ever" sahut Nay langsung meninggalkan Icha
"Nay... Gue cuma takut loe lebih sakit dari ini" teriak Icha kesal
Nay bukannya tak mendengar ia masih mendengar ia tidak memperdulikan apapun lagi dari sejak awal ia bertemu Ozik bahagianya hanya Ozik, Ozik membuat hari-harinya berwarna dan kali ini Nay yakin Ozik yang dilihatnya adalah Ozik yang nyata.
"Kak Ozik" panggil Nay senang dan berlari keluar gerbang
Al sengaja seolah menunggu Nay di luar gerbang sekolah.
"Kakak udah nunggu lama ya?" tanya Nay sambil memegang ujung tali tas ranselnya
"Gak kok... Baru aja" sahut Al tersenyum "ayoo, kakak anterin pulang" ajak Al tersenyum
"Pulang? Kakak biasanya ngajakin makan dulu ditempat biasa" protes Nay cemberut
Al menepuk jidatnya sendiri ia bahkan tak tau apa kebiasaan Ozik dan Nay dulu bahkan dengan beraninya ia menjadi Ozik didepan Nay sekarang ini.
"Maksudnya kita makan dulu baru pulang" ralat Al tersenyum
"Ke tempat makan kita biasa aja kak... Kan udah lama kita gak makan disana" usul Nay tersenyum
"Duuhh mana gue tau" keluh Al dalam hati
"Nay kan belom pernah cobain makan ditepian sungai kan? Kita makan disana aja yuk" tawar Al tersenyum
"Oh tempat dulu yang waktu sore-sore kakak ngajakin aku?" tanya Nay memastikan
Al hanya mengangguk dan tak tau harus berkata apa lagi karna Nay selalu membahas tempat-tempat dulu bersama Ozik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blueblood On Fire <Selesai>
AcakSeri keempat 'The Sixth' Jika katanya masa SMA itu masa-masa indah. namun, ini tidak bagi geng Blueblood. Masalah seakan tak ada habisnya untuk geng Blueblood. Bahkan kali ini bukan hanya Al yang menyerah. tapi, Nay ikut menyerah ia sudah benar-bena...