Dear Blueblood,
November.
Sudah memasuki bulan ketiga aku tanpa kalian. Aku benar-benar lelah tersenyum hanya untuk pura-pura agar terlihat lebih baik namun nyatanya tidak sama sekali.Semakin lama orang-orang beranggapan aku bukanlah manusia normal lagi tapi aku juga tidak tau apakah aku masih normal atau tidak?
Aku terkadang tidak lagi berpikir panjang untuk melakukan sesuatu sehingga hampir semua orang mengganggap aku seperti itu.Aku hanya marah pada keadaan yang membuat jadi seperti ini akhirnya sampai-sampai aku harus kehilangan kalian. Semua orang mengatakan kalian di surga di tempat yang tenang yang jauh dari hiruk pikuk keramaian. Tapi hanya aku yang percaya kalian masih ada disekelilingku, disekitarku dan akan kembali suatu hari nanti.
Kalian selalu ada disetiap langkahku, kalian membisiki ku agar aku tidak berbuat hal nekad. Sekedar kalian tau aku melakukan itu agar kalian kembali jika kalian memang benar-benar menyayangiku.
Apakah aku benar-benar tidak normal lagi? Mengingat sudah 2 psikolog yang pernah aku temui. Hahaha... Ingin rasanya tertawa dianggap tidak normal oleh mereka yang mengatakan hal itu.
Mereka tidak mengerti apa yang aku rasakan. Aku terus menerus merasa kehilangan yang kadang sulit dipercaya orang awam kan?
Ingin juga rasanya marah karna aku hanyalah manusia biasa yang lemah bahkan aku manja. Aku berekspresi sesuai suasana hatiku saja. Aku mengamuk saat aku marah, aku menangis saat aku sedih hanya satu kepura-puraan yang aku lakukan... PURA-PURA BAHAGIA.
Aku terpaksa tersenyum palsu untuk semua orang agar tidak ada yang mengasihani keadaan aku yang telah kehilangan kalian ber-5
Seburuk itu kah keadaan ku sampai harus melakukan itu? Rasanya begitu.Moodku buruk, semuanya terasa buruk. Aku tidak dapat tidur nyenyak layaknya seorang putri tanpa beban seperti yang sering diceritakan di negeri dongeng.
Mungkin cukup saja aku bercerita tentang keadaan ku dunia.. Yang pasti aku sangat lelah. Seandainya boleh meminta satu hal, sampaikan pada Tuhan untuk mengambil nyawaku karna aku benar-benar lelah bahkan untuk melangkah saja rasanya sulit.
Yang selalu menanti kalian ber-5 kembali,
Nastiti Adha Iqbal
🎲🎲🎲
Nay memprint suratnya dan seperti biasa ia memberi pita dan kali ini berwarna hijau lalu diikatkan pada balon berwarna pink dan ia terbangkan dari balkon kamarnya itu.
Balon itu terbang semakin tinggi ke angkasa dan Nay hanya memandang sudah sampai sejauh mana balon itu terbang bersama suratnya itu.
Setelah pulang dari rumah sakit tadi Rendi dan Eve membawa Nay kerumahnya dan sementara beristirahat disana sampai malam nanti karna Nay tinggal bersama orang kandungnya yaitu Iqbal dan Anna.
"Mas, aku gak tega ngeliat Nay semakin hari semakin memprihatinkan keadaannya" keluh Eve
"Aku juga sama khawatirnya Eve... Ini sudah memasuki bulan ketiga geng Blueblood pergi dan Nay masih terpuruk dengan kejadian tragis itu" keluh Rendi
"Sebaiknya kita juga membicarakan masalah ini pada Iqbal dan Anna sebagai orang tua kandung Nay" usul Eve
"Eve.. Nay sendiri yang meminta kita merahasiakan ini dari orang tua kandungnya. Kamu tau sendiri ayah kandung Nay sangat overprotect bisa saja mereka malah memasukkan Nay ke rumah sakit jiwa tanpa banyak bicara" tegur Rendi
"Nay bukan gila Mas dia hanya trauma" tegas Eve kesal
"Karna kita berdasarkan ilmu kedokteran yang kita pelajari tapi bagi orang awam Nay kelihatan saja bisa dianggap demikian Eve" sahut Rendi
KAMU SEDANG MEMBACA
Blueblood On Fire <Selesai>
AléatoireSeri keempat 'The Sixth' Jika katanya masa SMA itu masa-masa indah. namun, ini tidak bagi geng Blueblood. Masalah seakan tak ada habisnya untuk geng Blueblood. Bahkan kali ini bukan hanya Al yang menyerah. tapi, Nay ikut menyerah ia sudah benar-bena...