"Ingat pulang juga kamu??"
Sambutan pertama, begitu pintu rumah keluarga Kim terbuka. Taehyung berdecak sebelum masuk ke dalam rumah,meninggalkan satu sosok wanita yang sejak tadi mengikutinya dari belakang.
"Dimana??"
"Jadi, kamu pulang cuma karena calon mantu mama baru dateng??"
Taehyung berbalik, di tatapnya datar Ibunya—Ibu tiri lebih tepatnya. Taehyung tidak benci kok, hanya saja Taehyung belum bisa menerima wanita yang mengasuhnya selama hampir sepuluh tahun itu, sebagai Ibunya.
Mengerti tatapan malas dari sang putra, Ibu tersenyum tipis lalu menunjuk lantai atas dengan telunjuk cantiknya.
"Di kamarmu."
Setelah itu Taehyung pergi, menuju ke lantai atas dimana orang yang ia cari berada. Taehyung menghela nafas sebelum membuka pelan knop pintu.
Kosong.
Ibu bilang dia ada kamar, tapi yang kelihatan hanya koper besar yang tergeletak di atas ranjang. Taehyung bergerak masuk,menyisir setiap sudut kamarnya. Berdecak kesal sembari berkacak pinggang, karena yang di cari tak kelihatan.
Hingga lingkaran erat dipinggang Taehyung rasakan, sedikit terkejut juga dengan perlakuan yang tiba-tiba.
"Mencariku??"
.
..
...
Yoongi berdecak kesal sembari melangkahkan kakinya menyusuri koridor gedung Sastra. Di peluknya erat dua buku tebal kedalam dekapan, bahkan menghiraukan panggilan keras Seokjin yang sejak tadi mengejarnya di belakang.
"Aish... anak itu kenapa sih??" Gerutu Seokjin, begitu tangannya meraih tudung hoodie Yoongi, langsung di tariknya tudung itu hingga membuat Yoongi memekik.
"Yak!"
"Astaga!! Omo,omo... sejak kapan lo berani teriak gitu,heh??"
"Kamu bikin kesal sih..." Yoongi mencebik lalu merapikan tudungnya, bekas tarikkan Seokjin tadi.
"Lagian, gue panggil-panggil lo gak nyaut sih, Yoon. Kenapa si lo?"
"Gak pa-pa."
Pembohong. Gak pa-pa itu berarti ada apa-apa.
"Cerita aja kali, kayak ama sapa aja sih lo. Masalah Taehyung ya??"
Yoongi mendengus begitu nama Taehyung di sebut, Yoongi tendang kerikil kecil di depannya kearah asal―
"ADAW!!!"
―Hingga pekikan keras dari arah semak-semak mengalihkan atensi Yoongi dan Seokjin.
"Siapa yang lempar kerikil, woiiii!!!" Pria itu mengaduh sambil mengusap kepalanya yang sakit.
"Anjir, Daniel. Ngapain lo di semak-semak?"
Sial banget nasib Daniel, yang nyungsep ke semak-semak, eh sekarang kepalanya kena tendangan kerikil.
"Jadi lo berdua yang ngelempar kerikil??"
"Enak aja, ulah Yoongi tuh." Seru Seokjin tak terima, Yoongi menggeleng polos tapi matanya menunjuk-nunjuk Seokjin.
"Tck!!" Daniel hanya berdecak, gak sanggup juga kalo mesti marahin Yoongi yang polos dan ngegemesin.
"Lo belom jawab, ngapain lo di semak-semak??" Tanya Seokjin masih dengan rasa penasarannya.
"Sialan. Gue sembunyi dari―"
"Kak Nyeeeelllll...." Teriak seseorang lalu memeluk Daniel dari belakang, erat. Seperti tak ingin lepas.
"Alamak... mati aku!!"
Yoongi dan Seokjin terkekeh melihat wajah tak nyaman Daniel, lagian suka main api sama sepik-sepik sama adik senior ya gitu, giliran kailnya ada nyangkut malah Daniel lepas. Yang ada sekarang Daniel yang di kejar-kejar.
"Kok lari sih, kan Daehwi capek ngejarnya."
"Ehehe, jangan peluk-peluk ih, dewi uler. Pergi sono jauh-jauh." Seru Daniel sembari melepas pelukkan Daehwi,lalu sembunyi di balik Yoongi. Daehwi mencebik, mendengus kesal karna penolakan Daniel.
"Imut gini lho aku, masak di katain uler? Tar aku patok nih... Auww..." Seru Daehwi sambil mengangkat tangan kanannya persis seperti ingin mematok Daniel. Seokjin dan Yoongi hanya menjadi penikmat setia untuk keduanya, tak mau memisah ataupun ikut campur.
"Daehwiiiiiiiiiiiiii... astaga, kita ada kelas woi, udah ah. Gak kasian apa sama Kak Daniel, udah ketakutan gitu liatin lo??" Baejin, teman sekelas Daehwi datang menghampiri lalu menarik kerah Daehwi menjauh, menyeretnya dari lingkaran Daniel dan kawan-kawan.
"Dadaaaahh masa depan Daehwi..." Teriak Daehwi sambil dadah-dadah, Daniel begidik ngeri begitu mendapat kedipan mata sebelum Daehwi dan Baejin menghilang di belokkan.
"Astaga... geli gue sumpah..." Gerutu Daniel, Seokjin dan Yoongi saling pandang sebelum akhirnya memilih pergi ninggalin Daniel.
"Yak!!! Temen kurang ajar." Teriak Daniel lalu menyusul keduanya masuk ke dalam kelas.
.
..
...
Taehyung melamun, bersandar bahu ranjang, di pelukkannya ada si manis yang sejak tadi mendusel pada dadanya.
"Taehyung, kamu melamun??"
"H-huh??" Taehyung tersentak, tapi sedetik kemudian terkekeh lalu menggeleng. Menyisir surai si manis yang terasa lembut di sela-sela jari.
Rasanya lembut, sama seperti milik Yoongi. Lagi apa dia ya??
"Tuhkan, Taehyung. Kamu mikirin apa sih sayang...." Si manis bangun lalu menatap Taehyung lamat, rasanya kangen sekali. Tapi, sejak tadi Taehyung hanya diam.
"Gak ada kok, perasaan kamu aja."
"Kayaknya cuma aku deh yang kangen, kamu gak."
"Apa sih... aku juga, kangen kok." Taehyung susah payah meneguk salivanya, rasanya kenapa sekarang sulit sekali bilang kangen. Tak selancar dulu. Iya dulu.
"Malam ini jangan pulang ke apartement, ya?"
Taehyung mana bisa menolak, kalo si manis udah bilang begitu. Di pikirannya sekarang, bagaimana dengan Yoongi???
][TBC][
KAMU SEDANG MEMBACA
✅][TAEGI][ LOVERS
FanfictionTaehyung si 'badboy' di buat kepayahan... dia di mabuk cinta sama si 'kutu buku' Min Yoongi. Gimana perjalanan cinta mereka? Non baku!! Boy x Boy