][Jihoon&Daniel][

5.9K 531 37
                                    

Sekarang ini,Jihoon dan Daniel tengah berada di café depan universitas. Setelah pertemuan tak sengaja mereka,dibelokkan tadi. Keduanya masih sama-sama terdiam,menikmati indahnya kepulan asap kopi dari cangkir masing-masing.

Daniel menghela nafas pelan,lalu memberanikan diri dengan menatap Jihoon yang ada dihadapannya kini.

"Kamu... Apa kabar?" Jihoon mendongak dan tersenyum canggung,lalu mengangguk sebelum melepaskan pandangannya ke luar jendela.

"Buruk." Satu kata yang terlontar dari mulut Jihoon sebelum akhirnya ia membalas menatap Daniel.

"Kakak sendiri??"

Daniel mengangguk lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa,"Lebih baik saat bertemu lagi denganmu." Jihoon sedikitnya terkejut,tapi tak begitu ia perlihatkan.

Hening... Jihoon bingung sendiri ingin mengucapkan apa setelah pertemuan kedua kalinya dengan Daniel.

.

.

.

.

Jepang, enam bulan ya lalu...

Jihoon menarik kopernya keluar bandara, lalu dengan cepat merogoh kantong celananya dan mengambil benda pipih itu. Tersungging senyum kecil begitu ia melihat notif pesan dari Taehyung.

Taetae send you picture..

Jihoon mengernyit bingung,tumben sekali tunangannya itu mengirim gambar. Dengan cepat Jihoon membukanya, dan alangkah terkejutnya ia begitu melihat Taehyung tengah tidur berdua disatu ranjang dengan seorang wanita.

'Hai,gue Irene... berkat lo,kami bisa bersenang-senang sekarang.'

Jihoon meremat ponselnya,ia ingin marah tapi ia tau, sangat tau... Taehyung hanya main-main dengan jalang itu. Ini memang sudah yang keberapa kalinya ia mendapati gambar maupun informasi tentang Taehyung dan dunia malamnya.

Jihoon tak menyalahkannya,karna selama ini baik dia maupun Taehyung terpisah jarak dan waktu. Dan Jihoon lebih memilih liburan ke Tokyo Jepang daripada berkunjung ke Korea. Mungkin itulah sebabnya Taehyung marah dan melampiaskan semuanya pada Irene.

Jihoon mendesah dan masuk kedalam taksi yang sejak tadi menunggunya. Namun,baru menyentuh pintu mobil,seseorang juga menyentuh pintu itu bersamaan.

"Aku yang lebih dulu memesan taksi ini." Ucap Jihoon ketus,sementara pemuda dihadapannya menaikkan satu alisnya.

"Tapi,gue yang lebih dulu megang pintu taksi ini."

"Pokoknya taksi ini punya aku!!!"

"Ck,dasar...uke gak mau kalah."

"Kamu ini siapa sih,darimana kamu tau kalo aku ini uke?"

Pemuda itu mendecih,"Lo sendiri yang barusan bilang,setengah menit yang lalu." Jihoon mengatupkan kedua bibirnya. Kok pemuda didepannya ini,sialan sekali ya?

"Aiiisshh... pokoknya taksi ini aku duluan yang pesan."

"Gak. Gue duluan."

"AKU..."

"GUEEE..."

Sang sopir taksi menatap bingung keduanya,"Memangnya kalian ini mau kemana??" Tanya sang sopir taksi sopan.

"SHANGRI-LA HOTEL TOKYO." Keduanya saling pandang,sementara sang sopir taksi tersenyum.

Dan berakhirlah mereka dengan satu taksi yang sama,Jihoon mendengus dan membuang pandangannya keluar kaca mobil,sementara Kang Daniel yang tadi berebut taksi dengan Jihoon, sibuk membalas pesan dari Yoongi dan juga Seokjin.

'Kamu ke Jepang? Ah, aku titip buku sastra Jepang jangan lupa.'

"Tsk,bocah ini..."

'Heh,kuda nil... lo gak masuk lagi?'
'Gue bakalan kuras dompet lo,setelah lo balik dari Jepang. Enak banget,gue yang harus ngabsenin elo seminggu ini.'

"Bawel..."

Daniel menoleh dan mendapati Jihoon tengah tertidur di sebelahnya,"Ternyata lo bisa semanis ini kalo tidur..." Gumamnya lirih,lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Dasar jomblo abadi. Memangnya dia gak ada kelas apa,satu hari cukup kirimi pesan satu aja." Gerutu Daniel kesal yang lagi-lagi mendapat pesan dari Seokjin.

.

...

Malam harinya Jihoon termenung di bar hotel sendirian,lagi-lagi Irene mengiriminya pesan gambar. Tentu saja tentang Taehyung yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan Irene ketimbang dirinya.

Bahkan,Jihoon tak sadar jika sudah menghabiskan setengah botol wine. Daniel yang kebetulan baru saja keluar dari Restaurant Hotel menghampiri Jihoon yang nampak sedih dimejanya.

"Wine... lo harus punya temen minum untuk menghabiskannya." Ucap Daniel menyerobot botol itu dan menuangkan pada gelasnya."Sayang wine mahal ini gak lo bagi-bagi. Gue temenin." Imbuh Daniel lagi lalu menenggak habis wine itu.

Jihoon berdecih lalu tersenyum kecil,dan kembali menuang wine itu kedalam gelasnya.

"Lo yakin masih kuat minum? Muka lo udah merah gitu... Lo mabok??" Tanya Daniel sembari menyentuh pundak Jihoon yang ditepis pelan oleh Jihoon. Entah kenapa tiba-tiba Jihoon menangis.

"H-hei... kenapa lo nangis? Aduh,jangan nangis dong... ntar dikiranya gue yang bikin lo mewek." Ucap Daniel menenangkan,tapi yang ada tangisan Jihoon makin pecah. Entah pikiran dari mana, Daniel langsung memeluk Jihoon untuk menenangkannya.

"Cep..cep..cep... jangan nangis lagi ya, nanti kakak beliin lollipop deh." Ucap Daniel sambil menepuk-nepuk punggung Jihoon lembut.

"M-maaf... aku sedikit sensitive akhir-akhir ini." Ucap Jihoon begitu melepas pelukkannya dari Daniel.

"It's okay."

"Dan terimakasih,untuk penghiburannya."

Sudah dua jam keduanya duduk di bar hotel,bahkan dua botol wine sudah kosong. Jihoon sudah benar-benar mabuk,sementara Daniel masih setengah sadar.

"Hei,Jihoonie... dimana kamarmu??"

Daniel memapah Jihoon ke kamarnya,karena Jihoon benar-benar mabuk total. Terpaksa, dengan inisiatifnya ia membawa Jihoon ke kamarnya. Daniel menaruh perlahan Jihoon di atas kasur dan membantu melepas sepatunya, begitu Daniel hendak keluar kamar,tangan Jihoon menariknya mendekat.

Daniel memandangi wajah Jihoon,entah kenapa ia menjadi berdesir dan merasakan panas seluruh tubuhnya begitu jemari Jihoon bermain-main dikancing kemejanya. Mata Jihoon yang sayu menatapnya,dan Daniel seolah terkunci disana.

Setan mana,Daniel pun tak tahu... bahkan ia tak mengerti sejak kapan bibir Jihoon bermain-main dengan bibirnya. Lumatan kecil itu,Daniel balas sama lembutnya hingga menjadi lebih panas bahkan bergairah.

"Asshhhh...."








Oke cut-tbc

✅][TAEGI][ LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang