][Roar][

6.8K 698 95
                                    

—Tengah malam, apartement.


Di antara tidurnya, Yoongi merasakan seseorang merangkul pinggangnya dan memeluknya erat.

Yoongi hafal betul aroma ini.

Yoongi membalik badannya, dan benar saja,"Taehyung??"

"Aku gak bisa tidur di rumah, keinget kamu terus." Gumamnya dengan mata terpejam.

Yoongi membenamkan kepalanya masuk ke dalam dekapan Taehyung, astaga... baru sehari ini Taehyung tak ada di sampingya. Tapi, dia benar-benar merindukan pria mesumnya.

Taehyung kecupi pucuk kepala Yoongi berkali-kali,

"Maaf ya?"

Yoongi menjauhkan tubuhnya dan menatap manik karamel Taehyung,"Untuk??"

Taehyung tersenyum tipis."Segalanya." Lalu kembali memeluk Yoongi erat. Dapat Taehyung rasakan anggukkan kecil dari kepala Yoongi.

"Taehyung??"

"Tidak."

"Huh?? Apa??"

"Tidak malam ini sayang. Kamu tidak tau, orang muslim tengah berpuasa. Jika kita melakukan itu, aku takut membatalkan puasa mereka."

Pipi Yoongi bersemu merah mendengar kalimat Taehyung yang menjurus ke hal intim.

"Y-Yak..!!! Bukan itu maksudku. Dasar mesum."

.

.

.

Lama mengenal, jelas saja sosok manis ini begitu mengetahui segalanya. Apalagi jika itu menyangkut Taehyung—tunangannya.

Bahkan saat tengah malam tadi, saat Taehyung diam-diam keluar kamar. Dia tau, sangat tau.

Si manis mendesah pelan sebelum turun dari ranjang, karena panggilan Mama dari lantai bawah terdengar begitu nyaring.

Dia membuka pintu kamarnya, sebelum keluar ia menoleh kebelakang, memandangi kasur kosong itu begitu miris.

"Apa sekarang kamu mulai berubah??"

"Duh, pagi-pagi kok mukanya udah cemberut aja sih? Kenapa?? Lho, Taehyung kemana??" Rentetan pertanyaan dari sang Nyonya Kim di pagi hari, begitu si manis menginjakkan kakinya di ruang makan.

"Udah pergi."

"Huh? Pergi?? Kapan? Kejam banget gak pamit Mama." Dengus Mama lalu meletakkan piring terakhir di meja.

"Tadi pagi. Waow... ini semua?? Masakan favoritku sama Taehyung." Pandangan manis  yang tadinya berbinar berubah sendu. Mama jelas tau sekali kenapa si manisnya ini murung.

"Taehyung memang begitu kok, kamu tau sedari dulu. Baik dan buruknya." Ucap Mama dengan pandangan berarti.

"Aku tau, Ma."


— Jam istirahat, area kantin kampus.

"Hancur... hancur ... hatiku... hancur ... hancur... hatiku... hancur... hancur hatiku... HATIKU HANCUR!!!" Gebrakan terakhir di meja kantin membuat bakso yang sempat berada di mulut Kang Daniel, melompat kembali masuk kedalam mangkok.

"Heh, kutu aer!!! Kenapa sih lo??" Tanya Daniel kesal, Seokjin mendengus masih terus menggumamkan bait lagu yang di dengarnya lewat headset.

"Gue nanya ya, kaleng khong guan!!!" Pekik Daniel menahan kesal yang sudah di ubun-ubun. Seokjin melirik sekilas lalu kembali sibuk dengan dunianya.

"Haduh pala gue...." Gumam Daniel dramatis, hingga dirinya di kagetkan oleh makhluk astral yang tiba-tiba saja sudah duduk di sampingnya.

"Kaget anj—astagfirullah, puasa gue!!!"

"Halo babang tamvan... Kak Danyellllkuuu ululululu..." Sapa Daehwi ala-ala ketua suku Indiana.

Ya Tuhan, tolong lempar gue kemana aja. Yang penting gak sama nih makhluk alus atu.—Batin Daniel mengerang frustasi.

Namjoon dan Jimin jalan beriringan memasuki area kantin kampus, keduanya mencari bangku kosong untuk mereka duduki. Sebelum Namjoon melangkah masuk lebih dalam, Jimin menyeretnya menuju meja dimana Seokjin dan juga Daniel.

"Helloooo... Boleh ikutan dudukkan?? Kalian teman Min Yoongi, right?" Sapa Jimin, belum mendapat ijin, dengan kurang ajarnya Jimin sudah mendudukkan bokongnya tepat di samping Daniel dan Daehwi.

"Thankyou."

"Perasaan gue belum ijinin deh??" Tanya Daniel sarkas. Jimin tersenyum manis sekali, tapi bisa di lihat kilatan api muncul dibola matanya.

"O-oh oke." Angguk Daniel, Jimin tersenyum manis lagi, lalu beralih memandang Namjoon yang masih berdiri di hadapannya.

"Bang!! Duduk. Gak pegel berdiri mulu??"

Namjoon mengusap tengkuknya kikuk, "Sepertinya— dia gak mau berbagi bangku sama gue." Ucap Namjoon sambil melirik Seokjin. Daniel yang mengerti maksud dari Namjoon menarik paksa headset Seokjin, membuat si empunya memekik kesal.

"HEH KADAL!! Ganggu kesenengan orang aja, gak liat apa gue lagi menikmati lagu." Cerocos Seokjin tanpa sadar ada Jimin dan Namjoon yang memandangnya bengong. Namjoon segera tersadar lalu berdehem.

"Eghm, boleh ikutan duduk gak??"

"KAGAK!!! EH— sorry, sorry... emosi. Hehehe." Seru Seokjin malu, Namjoon bahkan sudah terkekeh lalu ikut duduk begitu Seokjin menggeser tubuhnya kesamping.

"Makanya jangan galau mu—adaw!! Sakit pe'ak." Pekik Daniel sambil mengelus tulang keringnya yang di tendang Seokjin.

"Galau kenapa Jin?"Tanya Namjoon penasaran.

"Haahah... gak kok."

"Biasa, kucing betinanya dia ditinggal jantannya pergi."

"Diem lo kudanil."

"Oh ya? Kok bisa??" Tanya Jimin heran.

"Ah itu—"

"Lebih tertarik sama kucing tetangga." Sahut Daniel, Seokjin menggeram tapi Daniel sih bodo amat.

"Kalo lagi musim kawin, terus kucing lo gak ada jantannya. Gue punya kucing jantan di rumah." Sahut Namjoon, membuat Seokjin tersedak hingga menyemburkan air mineralnya kedepan wajah Daniel.

Daniel sialan.








[TBC]

✅][TAEGI][ LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang