40 (M)

10.1K 843 76
                                    

Taehyung menghela nafas dan sesekali menekan foto dilayar ponselnya, memperbesar foto itu dan berkali-kali meyakinkan dirinya sendiri Yoongi kecil adalah Yoongi kekasih sepupunya sekarang.

Dia tidak menyukai Yoongi, bisa dibilang rasa menyesal karena dulunya tak bisa berbuat apapun saat melihat namja itu sedih dan menangis. Taehyung akui dirinya dulu begitu lugu dan selalu takut mengambil langkah. Kenyataannya juga begitu saat sekolah menengah atas, dirinya yang selalu kena bully akan diselamatkan oleh Jimin.

Puk

Taehyung terkejut begitu merasa bahunya di tepuk oleh seseorang. Saat melirik ke samping ternyata itu adalah Hoseok. Hoseok tidak sengaja melirik ke ponsel Taehyung dan mengernyitkan dahinya.

Taehyung memasang senyum tipis, "Ada sesuatu dari masa lalu yang aku sesali hingga sekarang. Jangan berfikiran yang aneh-aneh."

"Aku tidak. Aku tahu bagaimana Jimin dan santai saja, dulunya juga aku sempat naksir dengan Yoongi. Hanya sempat dan tidak kesampaian karena si bantet itu mengambil langkah duluan, kkk~"

"Ck, miris sekali."























Adu mulut kecil itu terdengar oleh Jimin. Kalau boleh diakui dirinya sedikit kesal karena kedua orang kepercayaannya itu tidak pernah jujur dengannya. Jimin hanya mendengar pembicaraan Taehyung dan Hoseok sampai kedua lelaki itu pergi dari depan kamar Yoongi.

"Pabo- tapi, terimakasih setidaknya tak ada satupun dari kalian yang aku jadikan lawan untuk mendapatkan Yoongi." Gumam Jimin.

Jimin bergidik ngeri membayangkan Taehyung atau Hoseok yang ingin mendapatkan Yoongi juga. Hell, mereka sudah seperti keluarga dan jika itu terjadi- Jimin tetap tidak mau menyerah.

"Jim, kau baik-baik saja ? Sudah kubilang jangan keramas. Ekspresi wajahmu jadi berubah-ubah daritadi, kau jadi terlihat lebih mesum."

..... Salah kata

Detik kemudian Yoongi merutuki dirinya sendiri karena mengucapkan kata mesum di siang hari seperti ini. Jimin itu orangnya mesum kelewat batas. Takut-takut Yoongi melirik ke arah Jimin dan sesuai dugaannya- Jimin menatapnya dengan tajam.

Langkah demi langkah seorang Park Jimin membuat Yoongi makin bergidik ditambah lagi tadi Jimin mengunci pintu.

"Tidak mesum ? Kau mengenalku begitu lama dan masih belum tahu bagaimana aku ? Heol~ jahatnya." Gurau Jimin. Entahlah, dia suka melihat Yoongi yang makin menyembunyikan wajahnya di balik selimut.

"B- bukan begitu maksud- astaga Jimin!"

Jimin dengan santai menarik dan membuang selimut Yoongi ke lantai. Jimin menatap Yoongi begitu lekat, satu tangannya bertumpu pada sisi ranjang dan wajah mereka makin berdekatan.


"Aku lapar dan aku ingin makananku." Suara Jimin membuat Yoongi menahan teriaknya. Begitu halus dan memabukkan.

"Kau bisa makan buah yang disana!"

"Tidak akan mempan. Lagipula, sudah lama sejak terakhir aku mencicipimu, Kitten."

Ciuman panas sudah tak bisa ditahan lagi. Yoongi pasrah, Jimin benar benar di kuasai jiwa dominan saat ini. Bibir tebalnya menghisap bibi tipisnya dengan kuat. Lumatan demi lumatan terus dilakukan, Yoongi kewalahan dan untung saja Jimin sudah siap dengan menahan punggung Yoongi dengan satu tangannya.

Panas

Yoongi mengalunkan tangannya tepat di leher Jimin dan menekan tengkuk lelaki berambut orange itu. Jimin menggerakkan kepalanya liar dan tak tanggung-tanggung melesekkan lidahnya dengan paksa ke dalam mulut Yoongi.

Master Jim ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang