8

11K 1.3K 132
                                    

"Kookie-ah,,"

"Ne hyung,,?"

"Kemana saja tadi, hm? Hyung lelah menunggumu mu sayang,,"

"Aku ada urusan hyungie, waeyo,,?"

"Jinjja,,? Bukan urusan dengan Jimin kan,,?"

Jungkook menghentikan aktivitasnya mengelus wajah kekasihnya itu. Jungkook bisa melihat dengan jelas di pelupuk mata Taehyung sudah tergenang air mata.

"Jeon Jungkook,, apa kau mencintaiku? Apa aku selalu ada di benakmu? Apa pernah terlintas di pikiranmu--"

"Hentikan hyung."

Jungkook pergi meninggalkan Taehyung yang menatapnya dengan sedih.












"Kau tidak pernah mencintaiku." - Kth

~ ~ ~ ~

Yoongi terbangun dengan kepala yang begitu nyeri. Ia menatap sekeliling ruangan putih itu, dan juga ia mencium bau obat.

"Apa aku sudah mati,,?"

Yoongi menatap ke arah kanan sudah ada seseorang yang menatapnya. Masih terlihat kabur, Yoongi tidak tahu siapa yang duduk disana.

"Syukurlah kau sudah bangun. Jangan banyak bergerak aku akan memanggil dokter."

Orang itu ingin pergi, namun sebelum pergi Yoongi dengan cepat menarik ujung baju orang itu. 

"S-siapa--"

Orang itu tak menjawab dan melepas genggaman Yoongi yang begitu lemah. Hingga dokter datang dan membantu Yoongi. Beberapa jam terlewati hanya dokter dan suster yang menemaninya.

"Dokter, boleh aku tahu siapa yang menemaniku tadi,,?" tanya Yoongi.

"Tidak ada siapapun."

"Ne,,? Tapi, dia memanggilmu untuk ke ruangan ku."

"Ah itu, dia adalah salah satu perawat disini. Min Yoongi kondisi tubuhmu masih belum stabil, istirahat lah disini selama dua hari."

Yoongi mengangguk dan menatap dokter dan suster yang keluar dari ruangannya.

"Akhirnya, aku bisa menggunakan uang 8 juta won itu untuk biaya rumah sakit." gumamnya.

Yoongi mengambil ponselnya dan ia kembali kaget melihat tambahan yang masuk ke rekeningnya sebesar 5 juta won.

"Heol, apa-apaan ini,,!?" kaget Yoongi. Baru saja ia ingin lanjut marah namun ada pasien lain yang masuk ke ruangannya.

Mata pasien itu tertutup dengan perban dan beberap suster membantunya untuk duduk di ranjang. Setelah suster itu keluar Yoongi melirik ke papan nama yang tergantung di sandaran ranjang.

"Mark Tuan"

"A-annyeong, Mark."

"M-mwoya,,? Ternyata ada pasien lain,,? Annyeong haseyo, maafkan aku yang tidak menyadari keadaanmu."

Yoongi tersenyum kikuk saat melihat Mark yang mengulurkan tangannya ke arah kanan, padahal ia di kiri.

"Mianhae, Mark aku berada di sebelah kiri."

"Ah, begitu,,"

Mark kemudian mengubah posisinya menjadi menghadap ke kiri.

"Namaku Mark, siapa namamu,,?"

"Min Yoongi, um Mark perban itu--"

Master Jim ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang