Pagi yang hangat dengan matahari yang malu-malu untuk keluar dari balik awan. Semilir angin menerpa kulit mulus namja bersurai hitam dengan iPhone di kantongnya. Menyisir rambutnya kebelakang dan membuka pintu mobil lalu keluar dengan seringai tipis yang terukir di wajahnya.
"Mati kau, Namjoon" lirih nya di tengah senyuman tebar pesona nya.
Namja itu berjalan memotong kerumunan siswa yang sedang berkumpul melihatnya. Sesekali rambutnya ia sisir ke belakang dan mengedip kan matanya nakal kepada para yeoja maupun namja.
"J-jin!" Panggil seorang namja dari kejauhan. Jin pun menghentikan langkahnya dan menghentikan kegiatan tebar pesona nya. Dari kejauhan ia dapat menangkap sosok namja dengan telinga penuh tindik, berlari ke arahnya.
"Ada apa Jisung?"
"Maafkan soal kemarin. Benar-benar maaf. Maafkan juga Namjoon. Aku merasa tidak enak denganmu yang mengajak ke rumahku tiba-tiba dan malah di hadiahi cemoohan oleh Namjoon seperti kemarin"
Jisung menundukkan kepalanya dalam-dalam. Namja polos di depannya benar-benar sangat sopan sampai melakukan hal yang dapat membuat harga dirinya rendah, pun dengan Jin yang bingung harus melakukan apa.
"A-ah, Jisung, mari kita duduk saja. Berbicara seperti ini membuatku lelah"
Jisung mengangguk dan mereka pun mengambil tempat di halaman sekolah. Dekat dengan pohon besar yang begitu rindang.
"Apa kau masih memikirkan kejadian kemarin, Jisung?" Namja di sampingnya mengangguk. Menatap sepatu miliknya yang sekarang lebih menarik daripada namja berbahu lebar di sebelahnya.
"Sudahlah, tak apa"
Jin mengambil kedua tangannya dan menaruh di belakang kepalanya untuk dijadikan bantal. Dengan seringai yang masih menghiasi wajahnya.
"Hey, apa kau sedang merencanakan sesuatu?" Tanya Jisung tetiba yang membuat Jin mendongak. Sepertinya ia harus lebih hati-hati dengan namja bertindik di sebelahnya ini.
"O-oh tentu tidak. Mengapa kau berpikir seperti itu. H-ha-hahahaha"
Jisung menaikkan sebelah alisnya. Merasakan ada suatu keganjilan dalam ucapan Jin.
"Kau-"
Glupp...
Jin menelan salivanya dengan susah.
"Berencana melakukan pembalasan untuk Namjoon ya?"
Bagai rusa yang sudah dibidik mati oleh pemburu. Jin merinding dan keringat dingin mendengarnya.
"T-tidak! Mengapa kau berpikiran seperti itu?" Jisung menyipitkan matanya. Menatap manik gelap di depannya dan mencari kebohongan di sana. Sementara Jin merasa peluhnya menetes, membuat aliran di pipinya.
"Huh, terserah kau saja" putus Jisung lalu menghadap ke depan. Bosan dengan wajah Jin yang terlalu tampan itu.
Tiba-tiba suatu ide terlintas di pikirannya...
"Hey Jisung, aku ingin berteman lebih dekat lagi dengan Namjoon"
Jisung yang tak percaya langsung menatap Jin dengan serius.
"Apa kau kesurupan? Atau kau lupa kejadian kemarin ini?" Jin menggeleng dan tersenyum menampakkan gigi putihnya.
"Aku baru sadar kalau tindakanku kemarin benar-benar membuatnya marah. Apalagi kemarin tiba-tiba saja aku membentaknya"
"Ah, Jinjja?! Kau ingin berteman dengannya?! Okay! Serahkan semua padaku!" Teriak Jisung dengan bangga nya. Sambil mengepalkan tangan kanan dan menaruhnya di dada, ia menarik Jin tanpa aba-aba. Jin terjungkal ke depan dengan tangan yang ditarik membelah lautan siswa yang ada di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius vs Narcissism
Fanfiction~Namjoon~ "Hell yah, orang ber iq 148 sepertiku ini pasti akan mendapat perhatian khusus dari orang lain apalagi posisiku sebagai anak dari orang berpengaruh. Lesung pipit ku pun juga akan menarik perhatian orang lain." ~Jin~ "Wajah tampan, bahu leb...