Seorang namja bersurai cokelat dengan kacamata menghiasi wajahnya sedang duduk sedikit meringkuk di sudut ruangan yang remang. Segelas bir beralkohol rendah yang berkeringat di depannya sama sekali tidak dapat mengalihkan perhatiannya yang masih fokus pada smartphone di genggamannya. Menaik turunkan layar, melihat satu persatu notif yang masuk. Sekedar ingin tahu apakah orang yang di carinya juga mencarinya.
"Ck! Dasar hyung pabo!" Decih namja itu. Mengalihkan pandangannya pada gelas berkeringat di depannya.
"Huuaaahhh!! Maafkan aku Taehyung!" Teriak seorang namja berbahu lebar dengan mantel hitam yang menutupi badan besarnya.
"Huh kau membuatku menunggu 1 jam hyung!" Rengek Taehyung. Seokjin hanya dapat mengulas cengiran kudanya lalu duduk di depan Taehyung.
"Jadi apa yang ingin kau sampaikan padaku? Cepatlah, aku orang sibuk" ucap Jin lalu menyambar minuman beralkohol rendah yang ada di dalam genggaman Taehyung. Si empunya pun hanya dapat menatap tajam hyung berbahu lebar yang menghabiskan seluruh minumannya itu.
"Aku di beri amanat oleh Junmyeon-seonsangnim untuk memberikan ini kepadamu"
Taehyung mengeluarkan sesuatu dari saku jaket nya. Kertas putih terlipat rapi itu pun sudah berpindah tangan.
"Ini apa?"
Taehyung menggidikkan bahunya acuh lalu memanggil pelayan untuk menambah minum lagi.
"Bukalah hyung, mungkin itu sesuatu yang penting" ucap Taehyung lalu berlalu ke kamar mandi. Jin tinggal sendirian dengan lipatan kertas rapi yang ada di genggamannya. Ia masih bimbang antara membukanya atau tidak. Jadi dia hanya menggenggamnya dengan erat lalu mengedarkan pandangannya sejenak untuk memantapkan hatinya.
"Hmm? Sepertinya aku kenal dengan lelaki itu"
Jin memandang sesosok namja bertubuh kecil dengan surai hitam dan pakaian terbuka yang banyak memperlihatkan kulit pucatnya. Sosok itu mengingatkannya akan namja yang dulu sangat berpengaruh padanya.
"Mungkinkah?!" Pekik Jin. Ia langsung berdiri dan berjalan cepat menuju namja yang sedang duduk di pangkuan namja berbadan besar yang sedang menciumi leher nya.
"H-hei.."
Jin memberanikan diri untuk menepuk punggung namja berkulit pucat yang sedang mengerang dan mendesah hebat di atas pangkuan namja berbadan besar itu.
"Yak! Pergilah, cari mangsamu sendiri"
Peringat namja berbadan besar yang langsung memeluk tubuh namja pucat di pangkuannya itu. Sontak namja pucat itu terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari pelanggannya dan mengarahkan pandangannya pada orang mengganggu mereka.
"E-eomma?" Lirih Jin. Air pun menetes dari sudut mata Jin dan membasahi pipinya yang sudah memerah itu.
"S-SEOKJIN?! KIM SEOKJIN?!" teriak namja pucat itu. Jin yang sedang menyeka air mata dan ingus yang keluar dari hidungnya pun mengangguk.
"Lepaskan aku" namja pucat itu mendorong lelaki berbadan besar yang sekarang hanya dapat membatu melihat drama kecil tadi. Entah karena bar yang terlalu remang, ramai, berisik atau memang respect orang-orang masa kini berkurang, hampir semua orang mengacuhkan drama barusan. Hanya satu orang namja yang memperhatikan mereka berdua.
"Ikuti aku" perintah namja pucat itu aambil menarik tangan kiri Seokjin yang tidak ia pakai untuk menyeka ingusnya.
"Eomma... aku rindu eomma..." lirih Jin di setiap tangisannya. Namja pucat yang ternyata adalah Yesung itu pun hanya dapat diam dan terus menarik tangan anaknya sampai ke taman belakang bar. Ia menyuruh Seokjin untuk duduk dan menenangkan diri, sementara Yesung mengambil satu puntung rokok dan menghisapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius vs Narcissism
Fanfiction~Namjoon~ "Hell yah, orang ber iq 148 sepertiku ini pasti akan mendapat perhatian khusus dari orang lain apalagi posisiku sebagai anak dari orang berpengaruh. Lesung pipit ku pun juga akan menarik perhatian orang lain." ~Jin~ "Wajah tampan, bahu leb...