Outro : Tear

1.6K 201 129
                                        

Suara langkah kaki dan suara manusia yang sedang panik membuat rumah besar yang biasa tidak bertuan itu menjadi lebih ramai. Orang-orang yang mengenakan pakaian jas dan gaun pendek hitam putih berlarian kesana-kemari membawa obat-obatan maupun makanan. Sementara seorang namja tidak sadarkan diri diatas kasur besar berwarna putih itu, dengan seorang namja lainnya yang duduk di pinggiran kasur sambil menatap wajahnya.

"Bangunlah, ku mohon. Maafkan aku" ucap namja itu sambil mengusap surai hitam milik namja yang tak sadarkan diri itu.

Braakkk...

Pintu besar ruangan itu pun terbuka dengan paksa. Memperlihatkan seorang namja yang sudah berkepala 4 lengkap dengan jas dan dasi. Wajah namja itu pun terlihat cemas dan panik.

"Seokjin ku!!" Teriak namja itu yang kemudian lari dan memeluk Seokjin yang masih lemas di atas kasur. Wanita yang ada di belakangnya hanya berjalan dengan melipat kedua tangannya. Mata sipitnya menatap sinis Seokjin.

"Oh astaga sayang, appa rindu denganmu!" Ucap tuan Kim. Ia menciumi pucuk kepala Seokjin dan memeluknya dengan erat.

"Junmyeon, apa yang terjadi dengan Seokjin?" Tanya tuan Kim pada Junmyeon yang masih duduk di pinggiran kasur.

"M-maafkan aku appa.."

Tuan Kim menaikkan sebelah alisnya. Menatap putra tertua nya itu dengan heran.

"Kenapa kau meminta maaf padaku?"

"A-aku mencekiknya hingga ia tak sadarkan diri"

Mata tuan Kim membelalak. Tak percaya dengan penuturan yang di ucapkan anak tiri nya itu.

"Jelaskan padaku kenapa kau mencekiknya!" Ucap Heechul tegas. Junmyeon hanya dapat menelan ludahnya dengan susah payah.

"B-baiklah, akan ku jelaskan semuanya appa"

Tuan Kim Heechul beserta Junmyeon meninggalkan ruangan besar beserta Seokjin yang masih tak sadarkan diri. Mereka juga meninggalkan seorang wanita yang merupakan ibu tiri Seokjin di dalam. Wanita itu menatap sinis wajah Seokjin yang masih memerah.

"Andai dulu kau berhasil aku musnahkan, pasti Heechul tidak akan seperti ini" monolognya. Para maid tidak ada di dalam ruangan itu.

"Aku harap kau mati secepatnya, dasar anak haram!" Tambah wanita itu lalu menampar pipi Seokjin berkali-kali dan meninggalkan ruangan. Seokjin yang masih belum sadar hanya diam menerima perlakuan ibu tirinya itu.

Di luar ruangan, tepatnya di ruangan kerja milik Heechul, Junmyeon mulai menjelaskan apa yang terjadi. Bagaimana Seokjin bisa tidak sadarkan diri.

"Aku naik pitam karena melihat postingan di web sekolah. Postingan itu berisi gambar Seokjin yang sedang mencium seorang namja.." ucap Junmyeon dengan menundukkan kepalanya. Heechul yang duduk di kursi kebesarannya hanya dapat memijat pelipisnya dan membuang napasnya.

"Perlihatkan foto itu padaku" perintah Heechul. Junmyeon langsung mencari foto yang ada di web sekolah, tapi ia tak menemukan apapun. Foto itu sudah hilang.

"M-maaf appa, foto itu sudah di hapus" lirih Junmyeon. Lagi-lagi Heechul sedikit meradang.

"Tak seharusnya kau ku tugaskan menjaga Seokjin. Aku yang akan menjaganya sendiri"

Heechul berdiri dari kursi nya dan meninggalkan Junmyeon yang sedang menangis sendirian. Di kepala Heechul hanya ada Seokjin, anak kandungnya yang sudah lama tidak ia temui.

"Andai kau ada di sini Yesung... pasti kau tahu apa yang harus di lakukan di saat seperti ini.." monolog Heechul yang berjalan menuju kamar Seokjin.

Genius vs NarcissismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang