Answer : Love Myself

1.3K 115 58
                                    

Beberapa menit berlalu setelah Seokjin dinyatakan harus segera bersalin. Banyak orang termasuk suaminya sendiri harap-harap cemas di depan ruang persalinan. Bukannya Namjoon tak ingin masuk dan menemani sang istri, namun dokter tidak memperbolehkannya. Alasan? Karena tubuh Seokjin yang sudah sangat lemah dan pendarahan terus menerus yang menyebabkan dokter melarang Namjoon untuk menemani.

"Hyung.." panggil Namjoon pada Junmyeon yang duduk di sebelahnya. Junmyeon tersenyum, mengerti ekspresi wajah yang sedari tadi Namjoon perlihatkan.

"Apa aku perlu mengatakan lagi kepadamu?" Ucap Junmyeon sambil tersenyum.

"Ehm, tidak hyung, aku sudah tahu" jawab Namjoon yang sudah sedikit lega walaupun ke khawatirannya masih 70%.

Terkadang di saat seperti ini, Namjoon merasa sebagai suami yang gagal dan bodoh. Ia sangat ingin membantu istrinya meringankan bebannya, namun apa boleh buat? Seokjin tidak pernah bercerita dan mengeluh padanya. Seokjin terlalu menyayangi Namjoon maka dari itu dia tidak mau mengeluh tentang penyakitnya.

"Appa dan eomma baru saja dapat tiket untuk kembali ke Korea, jadi kemungkinan mereka datang besok pagi" tambah Junmyeon yang baru saja mendapat telepon dari kedua orang tuanya. Jangan kira Heechul dan Yesung tidak panik dan tidak peduli dengan Seokjin, bahkan saat mereka menelepon pun Yesung menangis. Merengek ingin kembali ke Korea malam ini juga. Padahal penerbangan untuk malam ini tidak ada, jadi terpaksa Heechul memakai private plane yang harganya jangan ditanya lagi. Namun private plane baru siap pukul 1 pagi.

"Katakan pada mereka hyung, jangan terburu-buru. Ada aku disini" balas Namjoon dengan senyum terpaksanya.

"Um, Namjoon, apa kau mau menemani ibu sebentar?" Ucap nyonya Kim yang baru saja datang dari kamar mandi. Namun sebelumnya nyonya Kim dikabari oleh Geongmin tentang keadaan Namjoon saat ini.

"Kemana eomma?" Tanya Namjoon namun nyonya Kim menarik lembut tangan Namjoon dan langsung berjalan tanpa menjawabnya.

"Tapi bagaimana dengan Seokjin?"

"Percayakan semua pada dokter dan tim nya sayang" ucap nyonya Kim yang sekarang sudah  berada di samping namja bertubuh tinggi.

"Sebenarnya eomma ingin menemani kemana?" Tanya Namjoon mengganti topik pembicaraan.

"Nah ketemu" ucap nyonya Kim ketika melihat tanda ruangan bayi.

"Ruangan bayi? Kenapa?" Tanya Namjoon namun nyonya Kim menunjuk bayi yang sedang tertidur dari balik jendela. Wajah bayi yang baru lahir benar-benar tenang dan sangat polos.

"Kau tahu Joon, dulu eomma sempat merasakan apa yang dirasakan istrimu saat ini" ucap nyonta Kim sambil terus melihat bayi-bayi kecil yang sedang tertidur dan ada yang menguap.

"Ketika melahirkan Geongmin, eomma mengalami pendarahan hebat. Tidak di rumah sakit, namun eomma mengalaminya di rumah. Eomma saat itu benar-benar bingung karena tak ada orang di rumah, appa mu saat itu sedang di luar kota. Eomma menahan sakit yang sangat, eomma memaksakan diri untuk berjalan dan mengambil smartphone eomma yang ada di lantai atas. Bayangkan saja betapa sakitnya itu Joon-"

"Eomma..." ucap Namjoon sambil menatap eommanya. Lalu nyonya Kim menghadap Namjoon dan tersenyum.

"Namun kau tiba-tiba saja datang, dengan tangan yang masih mengucek mata kau tiba-tiba saja berlari dan memeluk eomma. Kau menangis tapi hebatnya kau langsung mengerti apa yang harus kau lakukan. Kau menelepon appa dan appa menelepon ambulans untuk datang menjemput eomma di saat eomma sudah mulai tak sadar" lanjut nyonya Kim. Namjoon mulai tersenyum dan matanya berair.

"Kau penyelamat eomma sayang. Bayangkan jika kau tidak datang dan menelepon appa, pasti eomma tidak ada di sampingmu sekarang" tutup nyonya Kim sambil menyapu air mata yang mulai membasahi pipi anaknya.

Genius vs NarcissismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang