Airplane

1.9K 209 127
                                    

Suara jangkrik bersaut-sautan membuat irama untuk malam yang dingin ini. Bulan sudah menampakkan diri dengan awan hitam yang sudah menghilang. Menyisakan udara dingin dan genangan air yang baru saja di jatuhkan dari langit.

"Ungghh, dingin sekali" ucap namja kecil sambil membungkus badannya dengan selimut tipis berwarna cokelat kusam. Berkali-kali tangannya ia gosokkan untuk mendapat kehangatan.

"Berikan tanganmu, biar eomma hangatkan"

Namja kecil berbibir tebal itu memberikan kedua tangannya pada namja yang ia panggil 'eomma' nya itu.

"Eomma" panggil namja kecil itu. Yang di panggil pun memberhentikan kegiatan meniup dan menggosokkan kedua tangan namja mungil itu.

"Ada apa, Seokjin?"

"Dimana appa? Kenapa appa tidak datang saat keadaan kita seperti ini?" Ucap Seokjin.

Namja yang di panggil 'eomma' itu hanya dapat tersenyum simpul. Memikirkan jawaban yang pantas untuk di dengar anak seusia nya. Sebisa mungkin jangan sampai menjelek-jelekkan ayah nya.

"Appa sedang kerja di luar negeri, Jin-ah. Apa kau merindukan appa mu?"

Seokjin kecil mengangguk.

"Sangat rindu.."

"Bersabarlah sayang, pasti suatu hari kau akan bertemu dengan appa mu itu" jawab namja bersurai hitam kelam itu. Senyuman manis terpahat di wajah putih nya.
.

.

.

Sayup-sayup terdengar suara yang mengganggu. Membuat namja kecil bernama Seokjin itu terpaksa membuka kedua matanya. Ia merasakan dingin, angin berhembus sangat kencang, ia bahkan tak ingat jika sudah tidak memakai selimut kusam berwarna cokelat nya itu.

"Eomma?"

Seokjin mengamati ruangan kecil bertembok kayu yang banyak lubangnya itu. Hanya ada dia sendiri di dalamnya. Eomma nya tak ada. Hanya ada suara ribut kecil di luar kamar nya.

Sreett...

Jin menggeser pintunya, membukanya. Menuju arah suara yang membangunkannya. Padahal matahari sama sekali belum menunjukkan sinarnya.

"Yeah, aku akan menjadi pelanggan tetap mu sayang"

"Kalau begitu, akan aku naikkan hargaku"

Seokjin hanya berani mengintip kedua orang berucap seperti itu. Ia terkejut kalau eomma nya sedang bercumbu mesra dengan lelaki bertubuh besar dan mengerikan. Terlebih lagi, lelaki itu menyentuh dada eomma nya. Yang membuat Jin tambah terkejut adalah eomma nya tidak mendorong atau melawan. Malah mendesah bersama ketika lelaki itu meletakkan mulutnya pada dada eomma nya.

"Eomma..." panggil Jin. Sekarang ia sudah benar-benar berdiri di belakang kedua namja yang sedang bermesraan itu. Air matanya mengalir deras.

"S-seokjin?" Panggil eomma nya. Namja itu langsung menjauhkan lelaki yang sedang menikmati tubuhnya.

"Apakah dia appa ku?"

Namja bersurai hitam kelam itu menggeleng. Lalu menyuruh lelaki bertubuh besar untuk pergi meninggalkan rumah kecilnya.

"Bukan sayang, dia hanya seorang polisi yang baik hati. Tadi dia membantu eomma"

"Tapi kenapa om polisi itu mencium dan meminum dada eomma?" Pertanyaan polos dari mulut seorang namja kecil membuat namja di depannya sedikit tertawa.

"Dia hanya sedang kehausan Seokjin, ya sudah, ayo kembali ke kamar. Eomma akan menemanimu tidur"

Seokjin mengangguk. Menggandeng tangan eomma nya dengan erat. Sambil mata yang sudah tingal 5 watt.
.

Genius vs NarcissismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang