Matahari mulai menembus jendela sampai mengenai wajah seorang namja yang sedang tertidur pulas di atas kasur dengan posisi tengkurap. Di tubuhnya tidak melekat sehelai kain dan hanya ada selimut berwarna putih yang menutupi bagian pinggang sampai paha nya.
"Eungghh"
Mata nya mulai mengerjap, kedua tangannya berusaha menutupi cahaya yang menganggu tidur nya.
"Hmm?" Ia meraba kasur di sebelahnya. Dia tidak menemukan apapun kecuali spring bed kasur yang berantakan dan sedikit lengket.
"Oh astaga" pekiknya ketika ia mencoba untuk duduk dan nenyandar pada tembok. Ia bisa merasakan lubangnya yang panas dan lumayan lengket.
Krriieett...
Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan seorang namja dengan lilitan handuk di bagian bawahnya. Badannya yang berotot ter ekspos sampai membuat Jin terperangah akan ke seksian namja itu.
"Kau sudah bangun, Kim Seokjin?" Tanya Namjoon lalu mendekati kasur dan duduk di pinggirannya. Jin mundur perlahan.
"Ack!" Pekik Jin. Pinggangnya terasa pegal.
"Hey hey, jangan terburu-buru seperti itu Seokjin. Badanmu masih mencoba menyesuaikannya" Namjoon membelai lembut surai hitam milik Jin dan membuat jantungnya berdegup sangat cepat. Mengingatkan akan kejadian gila tadi malam.
.
.
.
.
((( F L A S H B A C K )))
.
.
.
.'Damn! Sepertinya aku benar-benar sudah gila' batin Jin dan Namjoon.
Namjoon mulai naik di atas kasur. Perlahan tapi pasti ia mendekati Seokjin yang sudah menempel tembok ber wallpaper biru itu.
"N-namjoon-ah?" Ucap Seokjin, menutupi bagian prianya dengan apron cokelat yang menempel padanya.
"No no no"
Namjoon mendekat dan menyingkirkan tangan Seokjin dari bagian prianya. Membuka kedua kaki Jin yang tertutup rapat lalu menjilat bibirnya ketika bagian pria milik Jin sudah mengacung.
"Y-yak Kim Namjoon! M-menjauhlah"
Bukan Namjoon namanya kalau tidak membantahnya. Ia malah semakin mendekatkan wajahnya sampai deru napasnya terasa di permukaan wajah Jin.
"Hey, apa kau pernah bermain solo?" Tanya Namjoon. Jin mengernyitkan alisnya. Tak mengerti maksud ucapan namja di depannya ini.
"Meng*c*k, apa kau tak pernah?" Jin baru mengerti akan pertanyaan Namjoon dan hal itu membuat wajah Jin memerah.
Jin menganggukkan kepalanya sementara Namjoon menyeringai. Ia menyuruh Jin untuk duduk tegap sementara Namjoon berlutut di depannya. Mengarahkan bagian prianya yang masih tertutup celana pada wajah Jin.
"Kulum!" Perintah Namjoon. Jin menelan ludahnya dengan susah payah. Melihat bagian pria milik Namjoon yang sangat besar membuat darahnya berdesir.
Perlahan namun pasti, Jin membuka celana Namjoon dan seketika di suguhi pemandangan yang mengejutkan.
"A-aku mulai" ucap Jin. Perlahan-lahan ia mendekatkan wajahnya dan membuka mulutnya. Mengecup dan menjilati kemudian memasukkannya ke dakam mulutnya.
"Yeah, jangan sampai terkena gigi" perintah Namjoon. Jin menaik turunkan kepalanya dengan susah payah karena milik Namjoon terlalu besar untuk mulutnya.
"Akh! Sudah ku bilang jangan sampai terkena gigi!" Teriak Namjoon lalu mencubit nipple Jin hingga si empunya sedikit mendesah.
Jin saat ini sudah benar-benar gila akan permainan Namjoon yang baru baginya. Setelah selesai mengulum milik Namjoon, Jin di dorong sampai tertidur di atas kasur. Kedua tangannya di pegangi agar tak bergerak dan kaki Jin sudah membuka, memberikan akses kepada Namjoon untuk mengicipi bagian miliknya. Termasuk mengicipi lubangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius vs Narcissism
Fanfiction~Namjoon~ "Hell yah, orang ber iq 148 sepertiku ini pasti akan mendapat perhatian khusus dari orang lain apalagi posisiku sebagai anak dari orang berpengaruh. Lesung pipit ku pun juga akan menarik perhatian orang lain." ~Jin~ "Wajah tampan, bahu leb...