Trivia 轉: Seesaw

1.2K 159 6
                                    

Jangan tanyakan seberapa bahagianya Seokjin saat ini. Di saat ia membuka matanya di pagi hari, ia merasakan lekukan-lekukan hangat dan sesuatu yang hangat sedang merangkul pundaknya.

"N-namjoonie" pekik Seokjin ketika tangan kirinya tak sengaja merasakan lekukan perut Namjoon. Karena saat ini Namjoon sedang tidak memakai baju, hanya celana pendek hitam yang melindungi bagian vitalnya. Sementara tangan kirinya merangkuk Seokjin dengan erat.

"Unggh, kau sudah bangun sayang?" Tanya Namjoon dengan mata yang terbuka. Ia menguap lalu menempatkan tangan kanan nya di pinggul Seokjin dan merapatkannya.

"Tidurlah beberapa menit lagi, aku masih mengantuk" ucap Namjoon sambil memeluk erat tubuh Seokjin. Pagi hari ini Namjoon sangat lelah karena semalaman mereka melakukan 'itu' sampai beberapa ronde. Tidak peduli dengan kandungan Seokjin yang mulai membesar, mereka melakukannya seperti hewan.

"Tapi aku lapar joon" ucap Seokjin manja. Namjoon pun membuka matanya dan menatap manik hitam milik Seokjin.

"Kau lapar hm? Ingin makan di luar atau sarapan hotel saja?"

"Aku ingin, umm, memasak saja" ucap Seokjin. Karena kamar hotel mereka ada dapur untuk memasak. Mereka memesan kamar yang sangat mahal untuk berbulan madu. Kamar ini dilengkapi dengan dapur, ruang bersantai, ruang Gym, dan kolam air panas dalam.

"Apapun yang kau inginkan sayang" ucap Namjoon lalu mengecup kening Seokjin dan berdiri menyambar pakaian yang tergeletak di lantai. Pakaian putih dengan sedikit transparan dan celana hitam pendek membuat air liur Seokjin menetes. Namun ia tak boleh menunjukkannya atau Namjoon akan menerjangnya. Karena Seokjin hanya memakai celana dalam dan ia menyambar sembarang kemeja putih besar yang tergeletak di lantai.

"Sayang aku ke-uhh kau menggodaku hum?" Ucap Namjoon ketika Seokjin duduk di pinggiran kasur dengan kemeja putih kebesaran yang hanya menutupi alat vital nya dan beberapa centi paha putihnya.

"Y-yak, apa yang kau lakukan joon" pekik Seokjin ketika Namjoon mulai mendekat. Kedua tangan kekarnya menelusup di antara paha Seokjin dan kasur lalu menggendong Seokjin ala koala. Spontan, kedua tangan Seokjin mengalung di leher Namjoon.

"Kau hanya boleh berpakaian seperti ini di depanku, oke?" Ucap Namjoon lalu menerjang bibir tebal Seokjin dan mengulumnya dengan penuh ke nikmatan.

"Umhhh, sudah cukup. Aku lapar sekali, Joon. Apa kau tidak kasihan padaku dan bayimu?" Tanya Seokjin dengan bibir yang di majukan ke depan. Membuatnya semakin imut dan menggemaskan.

"Uhh, aku tidak se tega itu sayang. Baiklah ayo kita memasak" ucap Namjoon dengan Seokjin yang masih menempel padanya seperti koala. Di sepanjang perjalanan menuju dapur, baik Namjoon dan Seokjin, mereka saling bergurau. Entah itu menggesekkan hidung, mengecup bibir, dan hal-hal yang di lakukan oleh pengantin baru.

"Ehh, turunkan aku" ucap Seokjin ketika Namjoon menurunkannya di atas meja dapur. Tangan kekar Namjoon masih melingkar di pinggul Seokjin seakan tak ingin melepaskannya dan menurunkannya.

"Jinnie, entah mengapa di saat seperti ini aku selalu teringat awal kita bertemu" ucap Namjoon sambil menatap manik cokelat milik Seokjin.

"Dulu, kau benar-benar membenciku dan sebaliknya. Ya kan?" Seokjin menaikkan sebelah alisnya dengan tangan yang sudah mengalung di leher Namjoon.

"Hahahahah, entahlah mengapa dulu aku membencimu. Aku lupa. Yang ku tahu sekarang hanyalah mencintaimu, Jinnie" Namjoon mengecup cepat bibir tebal Seokjin.

"Semakin lama kau menjadi narsis sepertiku" ucap Seokjin. Namjoon hanya dapat tersenyum hingga lesung pipitnya muncul.

Drrtt...drrrt...

Genius vs NarcissismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang