Trivia 起: Just Dance

821 121 21
                                    

Putih. Semua putih. Kain putih membentang melintasi jalan setapak dengan taburan bunga mawar merah di atasnya. Bunga smeraldo berwarna putih-biru menghiasi tepi kain putih yang membentang itu. Dentingan piano seakan menjadi penghantar seorang namja yang sedang berjalan yang sekali lagi membawa bunga smeraldo kepada namja yang sedang tersenyum ke arahnya. Balutan kain putih serta dasi kupu-kupu berwarna putih seakan menjadi penambah ketampanan namja itu. Sekali lagi ia merasakan bagaimana bahagianya dia mengulang masa ini, masa dimana semua orang menatapnya sambil tersenyum.

"Terimakasih tuhan, aku bahagia" ucap namja itu di dalam hati.

"Kau terlihat sangat tampan, sayang" puji namja dengan balutan jas berwarna hitam. Jika namja yang membawa smeraldo berpakaian serba putih, maka berkebalikan dengan namja yang saat ini menggenggam kedua tangannya.

"Aku memang sudah tampan dari lahir" balas namja berpakaian serba putih. Rasanya begitu bahagia sampai air mata pun mendesak untuk keluar dari sarangnya.

"Kenapa kau menangis? Ini hari bahagia kita untuk yang kedua kalinya" ucap namja berpakaian serba hitam sambil menghapus air mata suaminya yang sama-sama bermarga Kim, yaitu Kim Seokjin.

"Justru karena ini hari bahagia kita yang kedua kalinya, aku merasakan kehikmatan dan kebahagiaan yang sempurna karena masing-masing keluarga kita terutama orang tua kita hadir. Aku sangat bahagia" jelas Seokjin panjang lebar. Mata indahnya sedikit berwarna merah.

"Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga sayang. Mari kita mengulangi momen bersejarah ini dengan penuh kehikmatan" ucap Namjoon lalu meminta Seokjin untuk menghadap ke pendeta.

"............... Kau Kim Namjoon, apakah bersedia menjadi suami Kim Seokjin di kala sedih, sakit, susah, dan bahagia?" Tanya pendeta itu. Namjoon tersenyum dan melirik Seokjin cepat.

"Aku sangat bersedia" jawabnya. Pendeta itu tersenyum lalu mengalihkan perhatiannya pada Seokjin.

"Kau Kim Seokjin, apakah bersedia menjadi istri Kim Namjoon di kala sedih, sakit, susah, dan bahagia?" Seokjin mengalihkan pandangannya pada namja tampan di sebelahnya. Rambut yang ditata kebelakang, memperlihatkan dahi Namjoon dan menambah aura ketampanannya.

"Bersedia, sangat bersedia" jawab Seokjin.

"Saya sahkan kalian berdua menjadi pasangan suami dan istri. Silahkan mencium istrimu" ucap pendeta kepada Namjoon. Namjoon yang mengerti pun langsung menghadap Seokjin dan menarik pinggulnya sampai tak ada jarak diantara mereka.

"Saranghae" ucap Namjoon sebelum meraup bibir tebal Seokjin. Hadirin pun berdiri dan tepuk tangan. Kedua orang tua Namjoon menangis bahagia, pun dengan Geongmin yang sedang mengelus pundak nyonya Kim.

"Aigoo, anakku sudah besar rupanya" ucap Yesung yang berada di dalam pelukan Heechul. Awalnya kedua orang tua Namjoon dan Geongmin terkejut saat mendapati bahwa ibu Seokjin adalah lelaki. Karena mereka sama sekali belum menemukan ada seorang ibu yang berjenis kelamin laki-laki.

"Om, tante, maaf kami terlambat. Yoongi-hyung tidak mau bangun tadi" ucap suara cempreng seorang Park Jimin dengan Yoongi yang sedang menguap. Dasi nya pun hanya dibiarkan, tak di bentuk.

"Aish, sahabatnya menikah kok terlambat" sindir Junmyeon yang masih fokus pada Namjoon dan Seokjin.

"Aku sudah pernah melihatnya. Aku sudah tak heran lagi" jawab Yoongi yang membuat Junmyeon tak dapat berkutik.

"Sudahlah, lebih baik fokus pada mereka" ucap Heechul sambil menatap Yoongi dan Junmyeon bergantian.

"Sstt, sepertinya kau harus di hukum" bisik Jimin tepat di telinga Yoongi. Membuat Yoongi sedikit terkejut dan menelan ludahnya dengan susah.

Genius vs NarcissismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang