Biarkan ku daki hatimu.

721 42 0
                                    

Pada jam istirahat kantor, Susan menghampiri Keyra di meja kerjanya.

“Key , ikut pendakian ke Kawah Ratu yuk.”

“Kapan?”

“Tangal 5-6 September, sudah ku forward emailnya. Cek deh.”

Keyra membuka emailnya.
PENDAKIAN GUNUNG SALAK-KAWAH RATU
Hari:Jumat-Sabtu
Tgl:5-6 September 2014
Tempat kumpul : Lobby kantor
Jam: 21.00
Perlengkapan:
a.perlengkapan mandi
b.Makan
c.Aqua 2 liter 2 buah

Keyra membacanya,” Ini segini aja perlelengkapannya?”

“ Matrass, tenda, sleeping bed, semuanya sudah disediakan. Kita tinggal berangkat. Mau ikut ga? Refreshing ke gunung, daripada di kota terus.”

“Ok. Aku ikut.”

***
Hari pendakian akhirnya tiba. Waktu sudah menunjukkan jam 20.55. Pak Fredy sedang mengabsen orang-orang yang sudah datang sesuai dengan list yang dipegangnya.

"Udah komplit.?"tanya Pak Sandro kepada Pak Fredy.

"Kurang 3 orang. Dodi mana,Key?"jawab Pak Fredy, dilanjutkan pertanyaan ke Keyra.

"Lagi di toilet." Jawab Keyra.

"Susan udah datang?" Pak Fredy menoleh ke sekitarnya, untuk memastikan keberadaannya.

"Tuh orangnya." Keyra menunjuk ke arah Susan yang berlari lari. Pak Fredy melingkari no Susan di list absennya.

"Josh.Yang mana yang namanya Josh?"Saat di sebut nama itu seperti telinga Keyra terasa tertusuk."Bukan Josh yang itu kan ya?"doanya dalam hati.

Tak lama muncullah Josh yang kehadirannya tidak diharapkan Keyra. Josh datang dengan celana motif tentaranya dan kaos hitam, membawa ransel warna biru. Ia tersenyum ramah sambil melambaikan tangan.

"Dia bukan melambaikan tangan ke arah ku kan?"ia menoleh ke belakang memastikan. Ternyata di belakangnya, Susan melambaikan tangan dan tersenyum gembira. Dan muka Susan langsung berubah melihat kekagetan di wajah Keyra.

"San?Sejak kapan lo kenal dia?"tatapan Keyra memancarkan kecurigaan.

"Ada deh. Emang Cuma lo doank yang boleh kenal dia. Bye."Susan menghindari Keyra dan menghampiri Josh.

"Ok komplit. Kita berangkat sekarang."seru Pak Sandro.
Perjalanan sepulang dari kantor malam ini macet. Empat jam kemudian mereka sampai di warung pada kaki gunung. Dan menginap di warung, sambil menunggu subuh datang.

Pagi hari sebelum jam 6,semua pendaki sudah bersiap ada yang cuci muka, yang tahan dingin bahkan sudah mandi. Beberapa bahkan sempat selfie. Mereka menuju area pendakian menggunakan mobil. Udara yang segar dan pemandangan hijau, membuat mereka bersemangat untuk mendaki. Satu jam kemudian mereka sudah di kaki pendakian. Pak Sandro memulai pendakian dengan berdoa. Dan memberi nasihat agar menjaga ucapan dan tidak melakukan hal hal yang merusak hutan, ataupun membuang sampah di hutan.
Keyra sangat senang dengan pendakian ini. Sepanjang jalan semuanya tumbuhan hijau. Udara segar mengisi paru-parunya yang selama ini hanya terisi polusi di Jakarta. Karena setengah dari pendakian itu adalah pemula, pendaki senior seperti Pak Fredy dan Pak Sandro tidak berjalan terlalu cepat. Keyra yang jarang membawa  barang yang seberat itu,tak lama bahunya terasa sakit.Dan tali tas yang mulanya masih di bahu, sudah mulai bergeser ke lengannya.

"Berat ya?"

Tiba-tiba seorang cowo muncul di sebelahnya. Tingginya sekitar 180cm, kulitnya putih, berkacamata, memakai kaos hijau dan celana army.

"Sini aku bawain." Cowo itu menawarkan bantuan.

"Hah?oh ga usah."Keyra mengangkat tasnya yang semula di tanah.

"Perjalanannya masih jauh lo."info cowo itu.

"Yang bener?" Keyra mulai goyah.

"Iya."ucapnya sambil mengambil tas Keyra yang barusan di peluknya. Dan berpindah tempat ke bahu cowo itu.

"Kamu jalan duluan aja."kata cowo itu.

Keyra berjalan di depan cowo itu,dua jam kemudian mereka sampai di pos berikutnya. Masing-masing mengeluarkan botol minum dari tasnya. Cowo itu mendekati Keyra.

"Mau ambil botol minum?" tanyanya kepada Keyra.

"Boleh."tas ransel itu berpindah dari bahu cowo itu ke pelukan Keyra.
Setelah minum cowo itu menyodorkan tangan nya kembali menawarkan untuk menbawa tasnya.

"Ga usah.Aku bawa sendiri." Keyra merasa ga enak, tas nya malah membuat orang lain susah.

"Yakin? Gapapa sini aku bawain." Cowo itu masih tersenyum ramah.

"Ga usah.thanks."Keyra langsung memasang tas ransel itu diatas bahunya.

Dua jam berikutnya mereka sampai di Kawah Ratu. Kawah itu berbatu batu dan bertanah merah.Mereka menuruni lereng yang membentuk ceruk, dan melewati genangan genangan air yang tidak terlalu dalam berwarna putih pada dasarnya,pada salah satu sisi jalan. Dan terdapat peringatan agar menggunakan masker dan bahaya menghirup belerang. Pendakian berlanjut sampai mereka sampai ke tempat yang lebih tinggi agar pemandangan ke arah kawah terlihat lebih jelas. Ditempat itu terdapat batu yang cukup besar. Keyra melihat cowo itu naik dan duduk diatas batu itu.Ia membuka sepatunya dan mengeringkan kaos kaki nya yang basah sehabis menginjak aliran sungai sedalam mata kaki saat menuju ke pos ke dua.
Para pendaki itu asyik berfoto dengan pemandangan sekitar. Beberapa orang yang membawa ransum, mengeluarkan kompor mini dan memasak mie kuah.Untuk menghangatkan badan sekaligus mengisi perut yang kosong. Ada yang mengeluarkan camilan dan snack.
Saat perut sudah kenyang dan mata mulai mengantuk. Mereka memasukkan sampah-sampah kembali ke dalam tas dan kembali ke rute sebelumnya.

Namun ternyata perjalanan pulang tidak selancar pada waktu berangkat. Hujan deras turun.Jalan yang semula terlihat dengan jelas kini tertutup air. Pada saat melewati sungai, para cowo membuat berikade agar yanga cewe tidak terbawa arus sungai.
Ditengah perjalanan, saat melewati jalan yang sempit dan licin karena lumpur yang terbawa air.

"Aduh.."Susan terpeleset karena licin, Josh membantunya berdiri.

"Kamu gapapa?"tanya Josh."Bisa jalan?" Josh membantu Susan berdiri. Baru beberapa langkah.

"Aduh..sakit."rintih Susan, Josh mengajari Susan untuk menstretching kakinya. Josh melihat ke arah depan, melihat rombongan yang sudah hampir menghilang dari pandangan.

"Aku gendong aja ya,nanti kita ketinggalan." Josh jongkok dan memberi aba-aba agar Susan naik ke punggungnya. Susan pun menerima tawaran Josh untuk di gendong. Beruntungnya perjalanan pulang ini memakan waktu lebih singkat.

Sesampainya dibawah, mobil sudah menunggu. Pak Sandro, penunjuk jalan menghitung orang yang ikut.

"Kurang 3 orang ni."

"Josh,Susan,sama George tadi dibelakang."jawab Pak Fredy.

Tak lama mereka bertiga muncul. Terlihat Josh menggendong Susan dan George membawa tas mereka bertiga.
Setelah sampai di rumah penduduk,sepatu gunung Keyra sudah rusak dan celananya basah kuyup. Semula Keyra berpikir celana itu quickdry, ternyata tidak kering kering. Clara menyarankan Keyra ganti celana, tapi Keyra hanya bawa satu celana yang dipikirnya celana quickdry.

"Keyra ga ganti celana?"tanya Pak Anton.salah satu pendaki senior.

"Ga bawa celana lagi pak. Kirain ini celana quick dry."

"Pinjam sarungnya,George tuh."

"Hah?sarung?ogah ah masa pake sarung kan malu,"

"Ga papa kali,daripada kamu sakit."

George sudah nongol di belakang Pak Anton sambil menyodorkan sarungnya,"ni pake aja."
Akhirnya Keyra memakai sarung George dan pakainya bukan seperti pakai sarung biasa namun dipakai diikat dengan tali rafia dan di bentuk seperti rok.

CINTA DI ATAS KERTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang