Hari Sabtu ini hari pertama Keyra ke apartemen Josh, Keyra di suruh datang jam 8 pagi oleh Josh.
"Datang juga kamu. Bagus, ontime." sambil melihat jam tangannya.
Keyra masuk ke apartemen Josh, dan terkesima dengan interiornya, ternyata aparteman Josh tidak seberantakan yang di bayangkan Keyra. Perpaduan warnanya pun harmonis,antara kayu solid, beton expose dan lampu dekoratif yang cenderung bergaya industrial.
"Jangan pindah-pindahin barang-barangku. Balikin semua ke tempatnya. Ga boleh ada debu, aku alergi debu. Pembersih di lemari yang ini. Mesin cuci di sebelah sini."
Josh menarik tangan Keyra menunjukkan posisi lemari dan mesin cuci.
Keyra mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Josh. sambil matanya menjelajah sekitarnya. TV LED 40 inch, dinding aksen motif bata, disalah satu ujung terdapat rak buku.
"Ok. Kamu tinggal disini sendirian?"
"Ga juga. Kadang mamaku datang nginap. Memangnya kenapa?"
"Ga kenapa-kenapa sih."Josh sambil menjawab Keyra, mangambil sapu dan alat pel yang ada di ujung ruangan.
“Dan satu lagi." Josh tiba-tiba berhenti berjalan, dan Keyra hampir menabraknya. "Jangan masuk ke kamarku. Kamarku aku sendiri yang beresin."
"Ok."
Josh memberikan sap,alat pel, dan akses untuk masuk ke apartemennya.
"Selamat bekerja upik abu, aku mau lari dulu .Dua jam lagi aku balik makanan harus sudah siap ya. Sayurnya ada di kulkas."
Sambil mengikat tali sepatu,kemudian keluar dari ruangan.
"Bawel!"celetuk Keyra.
Josh meninggalkan Keyra yang akan membereskan apartemennya. Sebelum bekerja Keyra mencoba-coba bergaya seperti Josh. Mencoba peralatan karaoke, dan duduk di meja kerja Josh. Namun setelah itu ia melakukan pekerjaannya. Dua jam kemudian Josh kembali, dilihatnya meja kerjanya sudah rapi, meja makan sudah tersedia sepiring nasi,sayur,lauk,buah, dan ceklist apa saja yang sudah dikerjakan Keyra hari itu. Josh tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DI ATAS KERTAS
RomanceKeyra seorang perempuan yg terluka oleh cinta dan pengkhianatan. Josh seorang laki-laki yang menjalani cinta yang jauh,dengan harapan. Mereka bertemu karena kemarahan. Berjalan bersama karena kebutuhan. Menciptakan moment-moment kebohongan. Sampai a...