Cintai orang tuamu, walau kau tak menyukai mereka.

620 43 0
                                    

Seperti biasa hari-hari Keyra selalu di kejar deadline. Satu hari meleset dari jadwal yang di tentukan seluruh jadwal akan mundur. Malam ini Keyra masih saja di kantor, dia lembur lagi. Handphone Keyra bergetar, nomor tidak di kenal muncul di layar.

"Halo."

"Keyra ini papa."

Tangannya berhenti memencet mouse.Memory tentang papanya seketika muncul dikepalanya seperti film yang sedang di putar. Papa yang memukul mamanya di depan matanya ketika ia masih kecil, papa yang mencuri uang mamanya, malam ini menelponnya.Film itu terhenti saat papanya melanjutkan ucapannya.

"Keyra, papa lagi di Jakarta, apa kita bisa ketemu? Papa cuma ada waktu sampai besok malam buat ketemu kamu sudah lama tidak ketemu."suara papanya dari jauh.

Keyra masih terdiam. Sudah 5 tahun Keyra bekerja di Jakarta, jarang sekali ia pulang kampung. Pergi ke Jakarta bagaikan menghirup udara kebebasan baginya. Membebaskan diri dari papanya yang otoriter. Pernah ia ingin pulang, namun membayangkan masa kecilnya membuatnya mengurungkan niat untuk kembali ke tanah kelahirannya. Pindah ke Jakarta bagaikan memulai lembaran baru baginya, walau bayangan masa lalu takkan mungkin dihapus. Keyra menelan ludah.

"Gue ga mau ketemu dia!"suara keras dalam dirinya.

"Lo harus memaafkan papamu Keyra, seburuk apapun dia tetap papamu. Membenci seseorang akan mengubahmu menjadi sama seperti orang yang lo benci." suara lembut yang lain.

"Key?Kamu denger papa ngomong?"Tanya papanya lagi.

"Iya pa. Bisa ketemu besok di Permata Hijau."jawabnya walau terpaksa.

"Jam brp?" tanya papanya.

"Jam 7an"

"Ok, sampai ketemu besok."

Setelah handphone di tutup. Pikirannya berkecamuk. Ada perasaan penyesalan yang muncul di sisi lain dia sadar bahwa yang sudah di lakukannya adalah hal yang benar. Melarikan diri tidak akan merubah kenyataan bahwa papanya tetaplah papanya, dan tidak bisa di ganti dengan yang lain.

"Kenapa gue bilang mau ketemu, seharusnya gue bilang sedang banyak kerjaan dikantor." Keluhnya.

"Keyra, jangan menimpakan semua kesalahan pada papamu. Kebahagiaan keluarga bukan cuma tanggung jawab suami, tapi juga tanggung jawab istri. Mamamu juga ada salah. Bukan hakmu menghukum papamu."suara yang lembut itu kembali menenangkan pikirannya.

***

Malam ini Keyra sudah janji bertemu dengan papanya. Waktu sudah menunjukkan 17.30, tapi ia masih dikantor.Ia harus bergerak cepat sebelum berubah pikiran. Secepatnya di rapikan meja kerjanya. Keyra harus segera naik angkot ke Permata Hijau sebelum papanya marah. Jam 19.15 baru sampai di lokasi yang dijanjikan.

Dia membayangkan papanya akan marah seperti biasanya. Atau memukul kepalanya,seperti yang pernah di lakukannya. Dia berdiri agak jauh supaya aman. Namun anehnya papanya tidak marah seperti yang dibayangkannya. Papanya bekerja sebagai sopir. Di lihatnya papanya yang di hadapannya kali ini sudah berbeda dengan papa yang ada di ingatannya. Ternyata waktu selalu jujur, papanya sudah terlihat menua, kurus, memiliki banyak uban dan kerutan pada wajah dan lengannya. Pakaiannya sederhana, lengan pendek kotak dan celana panjang model lurus. Keyra merasa takut berdekatan dengan papanya karena takut dipukul. Ia ingin memeluknya. Namun ia merasa sangat aneh, mungkin seperti yang mamanya bilang bahwa papanya tidak pernah mau menggendong anak-anaknya. Sehingga ia merasa tidak ada kedekatan antara mereka berdua.

"Oya ini kenalin temen papa. Namanya Anton, yang pegang toko di Jakarta, dia bantuin papa nunjukin jalan."Keyra bersalaman dengan om Anton.

"Papa , udah makan?" Keyra memecah keheningan di antara mereka.

"Udah, barusan makan. Beratmu berapa sekarang? Kok kelihatan kurus?" ternyata papanya memperhatikannya.

"54 kg." jawab Keyra singkat.

"Makannya banyakin, biar lebih gemuk. Gimana kerjaannya? Enak dikantor baru? Udah ngerjain apa aja?"tanya papanya.

"Ngerjain rumah, hotel,apartemen."

"Baguslah kalo begitu. Kemarin papa mau kenalin Keyra sama keponakan temen papa, Keyra udah ditelpon?"

"Belum pa."

"Kamu ke sini naik apa? Berapa lama perjalanannya?"Tanya papanya lagi.

"Naik angkot, 45 menit."jawabnya singkat.

"Kamu tahu jalan kan, papa antar ya, kamu tunjukin jalan. Untung papa ajak om Anton, yang ngerti jalan di Jakarta. Papa mau lihat tempat tinggalmu juga."Papanya membukakan pintu mobil agar Keyra masuk.

Papa Keyra menghantar Keyra pulang sampai depan rumah. Kali ini mamanya sudah pulang jadi tidak ada orang di luar.

"Papa mau masuk?"

"Papa langsung pulang, udah malam ga enak sama keluarga Om Anton."

Sebelum meninggalkan Keyra,papanya menghampirinya,dan memeluknya. Nafas Keyra sejenak berhenti.

"Kamu jaga kesehatan jangan sampe sakit."bisik papanya.Keyra hanya mengangguk. Papanya masuk ke mobil dan meninggalkannya dengan lambaian tangan.Mobil yang di kendarai papanya menghilang di belokan jalan.Keyra bernapas lega karena tidak terjadi sesuatu yang buruk.

Beberapa hari ini Keyra tidak dapat tidur dengan nyenyak. Kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan papanya terhadap mamanya muncul dalam mimpinya.Kadang ia terbangun di tengah malam, dan takut untuk tidur lagi.

Untuk mengalihkan pikirannya Keyra memasang target gambar untuk dirinya sendiri, jadwal deadline ia majukan. Akibatnya ia lembur lagi. Jam di kantor Keyra sudah menunjukkan pukul 21.00. Dodi melihat Keyra masih di mejanya.

"Kok belum pulang, Key?"tanya Dodi.

"Bentar lagi."Keyra menuju meja print.

"Buat kapan ni?"Dodi melihat tumpukan kertas A3 di meja print.

"Besok dikirim." Jawab Keyra sambil menoleh ke Dodi.

"Udah berapa hari lo lembur terus. Jangan kerja terus, kenalan sama cowo, ngedate. Ingat umur lo udah ga ABG lagi." Nasihat Dodi.

"Kok tau-tau jadi bawel soal ngedate si."protes Keyra.

"Habis gue lihat seminggu ini lo lembur terus. Seingatku lo gila gilaan lembur sehabis putus sama Aldo, kali ini kenapa lagi?"

Keyra cukup kaget ternyata batalnya pernikahannya ternyata sudah tersebar, namun ia bersyukur tidak ada orang yang menanyakan langsung padanya. Keyra terdiam, masih mengurutkan nomor pada lembaran-lembaran gambar di tangannya.

"Memangnya masih ada cowo yang baik di dunia ini, Dod?"tanya Keyra sambil setengah curhat.

"Buat cewe yang baik, pasti Tuhan kasih cowo yang baik. Lo cewe yang baik, Keyra. Lo mesti yakin itu. Kalo lo pasti dapat cowo yang baik, bahkan yang terbaik."kata-kata Dodi menenangkan kegalauan hatinya.Dodi memang orang yang selalu bisa memotivasti Keyra saat dia down. Dan dia selalu datang di saat yang tepat seperti saat ini.

“Thanks,Dod. Kata-kata lo motivasi gue banget.”

"Makanya pulang jangan lembur terus,apa mau gue tungguin?"

"Janganlah,gue juga bentar lagi pulang. Lo juga di tungguin Yuni Kan?"

"Tau aja lo.Oklah gue balik dulu.Inget! Waktu lo bukan cuma buat kerja."Dodi mengingatkan tapi ekspresinya seperti sedang memberi instruksi.

"Iya, bawel banget sih!Sana!" Keyra mengayunkan tangan mengusir Dodi.Dodi pun sambil tertawa meninggalkannya.

CINTA DI ATAS KERTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang